Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Terima Kasih Para Atlet Difabel! Statistik Mencengangkan Bawa Merah-Putih Terbang Tinggi di ASEAN Para Games 2022

7 Agustus 2022   19:13 Diperbarui: 8 Agustus 2022   01:00 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo menutup ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo: YouTube.com/Sekretariat Presiden via Kompas.com

Terima kasih adalah ungkapan paling sederhana dan gampang dilayangkan seluruh rakyat Indonesia menyusul berakhirnya ASEAN Para Games 2022.

Kota Surakarta kembali sukses menjadi tuan rumah setelah sebelumnya pada 2011. Kota di Jawa Tengah ini berhasil menjadi rumah yang nyaman bagi 1.248 atlet dan 659 ofisial serta ribuan pengunjung dari 11 negara ASEAN.

Semarak pesta olahraga yang kali ini bertajuk "Striving for Equality" tetap terasa di tengah terpaan pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya mereda dengan dampak di berbagai sektor yang masih juga terasa.

Surakarta dalam seminggu terakhir sejak 30 Juli lalu benar-benar menjadi panggung pertunjukan bagi para atlet difabel agar bisa unjuk gigi, seperti para atlet normal lainnya.

Mereka bisa menunjukkan kemampuan terbaik, bersaing secara sportif di 14 cabang olahraga untuk memperebutkan total 1260 medali dari 457 nomor pertandingan. Berkat kaum disabilitas, Kota Surakarta kian bergeliat dan niscaya kian dikenal dunia.

Selain sukses sebagai tuan rumah, lebih membanggakan lagi, melampaui edisi keenam, 11 tahun lalu, Indonesia pun tampil sebagai juara umum.

Presiden Joko Widodo menutup ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo: YouTube.com/Sekretariat Presiden via Kompas.com
Presiden Joko Widodo menutup ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo: YouTube.com/Sekretariat Presiden via Kompas.com

Para atlet kita sudah berjuang maksimal hingga membuat nama Indonesia harum semerbak.

Mereka berhasil menjaga nama baik tuan rumah dengan menjadi pengumpul medali terbanyak pada edisi ke-11 ini. Presiden Joko Widodo yang menutup event dua tahunan itu di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (6/8/2022) malam WIB pun bisa tersenyum bangga. Tidak terkecuali kita.

Prestasi mereka adalah kebanggaan kita. Mereka mampu berprestasi dengan melampaui keterbatasan fisik. Bertarung dengan kontestan lain hingga mampu memenangi jumlah medali terbanyak.

Statistik mencengangkan

Statistik klasemen akhir mencatat. Indonesia keluar sebagai pengumpul medali terbanyak. Dari total 1260 medali (emas, perak, dan perunggu) yang diperebutkan, kontingen Merah-Putih sanggup memenangi 425 medali dengan rincian 175 medali emas, 144 perak, dan 106 perunggu.

Pundi-pundi medali Indonesia jauh lebih banyak dari para pesaing terdekat yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Perolehan medali emas dari lima negara teratas pun tidak terpaut tipis. Selisih medali cukup signifikan di antara para peserta.

Thailand finis di posisi kedua hanya mampu meraih 117 emas, 113 perak, dan 88 perunggu. Jumlah emas Thailand hampir separuh lebih banyak dari Vietnam di urutan ketiga. Vietnam mendulang 65 emas, 62 perak, dan 55 perunggu.

Klasemen akhir perolehan medali ASEAN Para Games 2022: https://twitter.com/KEMENPORA_RI
Klasemen akhir perolehan medali ASEAN Para Games 2022: https://twitter.com/KEMENPORA_RI

Malaysia hanya sanggup meraih 36 emas, 20 perak, dan 13 perunggu. Filipina yang melengkapi lima besar klasemen akhir harus puas dengan 28 emas, 30 perak, dan 46 perunggu.

Pencapaian kali ini terbilang fenomenal. Pertama, pencapaian itu jauh melampaui target. Dari 104 medali emas yang dipatok, tim Indonesia justru mampu mengemas 175 emas.

Kedua, raihan medali emas terbanyak sejak ASEAN Para Games mulai digelar di Malaysia pada 2001 silam. Jumlah tersebut melebihi pencapaian di dua kesempatan sebelumnya saat Indonesia menjadi juara umum: di Malaysia, 2017 lalu dan tiga tahun sebelumnya di Nay Pyi Taw, ibu kota baru Myanmar.

Pada edisi kesembilan di Kuala Lumpur, Merah-Putih terbang tinggi, menjadi pemuncak klasemen dengan mengemas 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu.

Jumlah medali Indonesia sebanyak 251 kalah banyak dari tuan rumah Negeri Jiran dengan 258 keping medali. Hanya saja, Indonesia mengoleksi medali emas jauh lebih banyak yakni 126 berbanding 90.

Sementara di Myanmar, Indonesia mendulang 99 emas dari total 217 medali yang dibawa pulang. Selisih emas Indonesia terpaut tiga keping dari Thailand yang menempati urutan kedua dengan jumlah medali paling banyak yakni 248.

Menjadi juara umum untuk ketiga kalinya menempatkan Indonesia berada di posisi kedua di belakang Thailand yang enam kali berjaya dari 11 kali penyelenggaraan. Malaysia baru sekali menjadi juara umum yakni pada edisi perdana di kandang sendiri.

Ketiga, bila kita melihat distribusi medali kali ini, dari 14 cabang olahraga dengan total 457 nomor pertandingan, hanya tiga cabang yang gagal menyumbang emas yakni basket kursi roda, goal ball, dan tenis kursi roda.

Sementara itu, delapan cabang olahraga lainnya tampil ciamik, sanggup meraih medali emas jauh melampaui target. Para atletik, para renang, angkat berat, dan para badminton menjadi lumbung medali emas.

Sebagai contoh, para tenis meja yang semula menargetkan 12 emas malah sanggup meraih 27 emas, 16 perak, dan 22 perunggu. Indonesia pun keluar sebagai juara umum dengan meraih total 65 medali dari 51 nomor yang dipertandingkan.

Tanpa diperkuat ratu para badminton Leani Ratri Oktila yang sudah berjaya di kelas dunia, tim para badminton Indonesia hanya menargetkan enam emas.

Namun, para pemain Indonesia malah tampil luar biasa. Hasil akhir sungguh mencengangkan dengan mendulang 13 medali emas, 9 perak, dan 8 perunggu.

Indonesia unggul jauh dari Thailand yang hanya sanggup meraih 3 emas, 9 perak, dan 8 perunggu. Jumlah emas Thailand sama banyak dengan Malaysia yang menempati posisi ketiga di cabang olahraga para badminton.

Jumlah emas terbanyak Indonesia berasal dari nomor individu. Selain satu emas beregu putra yang menjadi pembuka jalan bagi tuan rumah, 12 keping emas lainnya dipanen dari nomor tunggal maupun ganda.

Bahkan terjadi "All Indonesian Finals" di lima nomor yakni nomor tunggal putra SL3, SL4, WH2, dan ganda putra SL3-4 dan SU5.

Keempat, tidak hanya berhenti dengan medali emas. Para atlet tuan rumah pun tak ketinggalan mengukir rekor seperti Sriyanti, atlet para angkat berat yang mencetak rekor angkatan 127 kg.

Layak Diapresiasi

Pencapaian mereka ini jelas pantas diganjari apresiasi lebih. Tidak hanya berakhir dengan kata-kata terima kasih. Wacana pemerintah memberikan bonus bagi para peraih medali sungguh tepat.

Lebih tepat lagi, bila jumlahnya sama banyak dengan para atlet yang berjuang di SEA Games 2021 yang digelar pada Mei lalu di Vietnam.

Para peraih medali emas nomor tunggal berhak atas Rp 500 juta dan Rp 400 juta untuk ganda. Para peraih perak kategori tunggal, ganda, dan beregu masing-masing mendapatkan Rp 300 juta, Rp 240 juta, dan Rp 120 juta.

Mereka yang menyumbang perunggu, entah tunggal, ganda, maupun beregu akan kebagian Rp 150 juta, Rp 120 juta, dan Rp 105 juta.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, tentu harus putar otak untuk mencari tambahan dana lantaran membengkaknya jumlah hadiah dari perkiraan sebelumnya untuk memenuhi target 104 medali emas.

Terlepas dari itu, para atlet dan para pihak yang sudah berjuang memang harus mendapatkan bagian. Tidak hanya dari pemerintah. Pihak swasta dan para sponsor pun diharapkan bisa ikut terlibat.

Hal ini menjadi wujud keberpihakan dan perhatian kita pada atlet difabel agar semangat kesetaraan yang terus digelorakan tidak hanya menjadi retorika. Lebih dari itu, mereka bisa semakin terpacu untuk berprestasi serentak memotivasi kaum disabilitas di seluruh negeri agar berani bangkit, bergerak, dan unjuk gigi.

Selamat dan terima kasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun