Statistik mencengangkan
Statistik klasemen akhir mencatat. Indonesia keluar sebagai pengumpul medali terbanyak. Dari total 1260 medali (emas, perak, dan perunggu) yang diperebutkan, kontingen Merah-Putih sanggup memenangi 425 medali dengan rincian 175 medali emas, 144 perak, dan 106 perunggu.
Pundi-pundi medali Indonesia jauh lebih banyak dari para pesaing terdekat yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Perolehan medali emas dari lima negara teratas pun tidak terpaut tipis. Selisih medali cukup signifikan di antara para peserta.
Thailand finis di posisi kedua hanya mampu meraih 117 emas, 113 perak, dan 88 perunggu. Jumlah emas Thailand hampir separuh lebih banyak dari Vietnam di urutan ketiga. Vietnam mendulang 65 emas, 62 perak, dan 55 perunggu.
Malaysia hanya sanggup meraih 36 emas, 20 perak, dan 13 perunggu. Filipina yang melengkapi lima besar klasemen akhir harus puas dengan 28 emas, 30 perak, dan 46 perunggu.
Pencapaian kali ini terbilang fenomenal. Pertama, pencapaian itu jauh melampaui target. Dari 104 medali emas yang dipatok, tim Indonesia justru mampu mengemas 175 emas.
Kedua, raihan medali emas terbanyak sejak ASEAN Para Games mulai digelar di Malaysia pada 2001 silam. Jumlah tersebut melebihi pencapaian di dua kesempatan sebelumnya saat Indonesia menjadi juara umum: di Malaysia, 2017 lalu dan tiga tahun sebelumnya di Nay Pyi Taw, ibu kota baru Myanmar.
Pada edisi kesembilan di Kuala Lumpur, Merah-Putih terbang tinggi, menjadi pemuncak klasemen dengan mengemas 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu.
Jumlah medali Indonesia sebanyak 251 kalah banyak dari tuan rumah Negeri Jiran dengan 258 keping medali. Hanya saja, Indonesia mengoleksi medali emas jauh lebih banyak yakni 126 berbanding 90.
Sementara di Myanmar, Indonesia mendulang 99 emas dari total 217 medali yang dibawa pulang. Selisih emas Indonesia terpaut tiga keping dari Thailand yang menempati urutan kedua dengan jumlah medali paling banyak yakni 248.