Tuan rumah Filipina kembali memberi pelajaran di matchday keempat. Carla Bio Pattinasarany sempat membangkitkan harapan Garuda Pertiwi, namun hanya bertahan hingga paruh pertama.
Filipina bangkit setelah jeda dengan mencetal empat gol beruntun. Sarina Isabel Bolden mencetak hat-trick plus satu gol dari Tahnai Lauren Rivera Annis.
Laga terakhir menghadapi Singapura diharapkan bisa menjadi pelipur lara. Sayangnya, harapan tersebut harus bertepuk sebelah tangan. Garuda Pertiwi kembali menalan pil pahit. Takluk dua gol tanpa balas.
Posisi Indonesia di klasemen akhir adalah juru kunci. Hasil dari sekali imbang dan empat kali kalah. Hanya mampu mencetak dua gol dan kebobolan 15 gol.
Hasil yang tak menggembirakan bagi Indonesia pada keikutsertaan kesembilan ini. Walau Garuda Pertiwi sempat mengukir prestasi dengan lolos ke Piala Asia pada Januari 2022, secara keseluruhan penampilan mereka belum memuaskan.
Jangankan bersaing di kancah Asia, di tingkat ASEAN, Indonesia masih menjadi sasaran empuk negara-negara tetangga untuk mendulang poin.
Sejarah baru tampil di Piala Asia di awal tahun justru semakin menunjukkan betapa tertinggalnya sepak bola putri Tanah Air. Menghuni Grup B bersama Filipina selaku tuan rumah, berikut Australia dan Thailand, Garuda Pertiwi benar-benar babak belur.
Dipermalukan Australia 0-18, dipecundangi Thailand 0-4 hingga takluk 0-6 dari Filipina adalah hasil yang dibawa pulang Garuda Pertiwi. Menjadi penghuni dasar klasemen dengan statistik yang membuat kita harus mengelus dada: nir gol dan kebobolan 28 gol.
Sampai kapan?
Lantas, sampai kapan kemalangan Garuda Pertiwi bisa diakhiri? Berbenah adalah harga mati. Tidak hanya sekadar retorika kosong.
PSSI punya target bombastis. Garuda Pertiwi berjaya di Piala Asia Wanita 2038, minimal tembus semifinal.