Yere dan tandemnya Pramudya Kusumawardana yang menolak menyerah akhirnya tak bisa mengunci kemenangan. Keduanya takluk rubber game 21-14, 12-21, 20-22.
Fajar/Rian tak bisa melewati Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi dari China dan takluk dengan skor identik 18-21, 18-21.
Ginting dan Apri/Fadia pun demikian. Ginting kembali gagal mengatasi dominasi Axelsen meski sempat memaksa bertarung tiga gim dengan skor akhir 13-21, 21-19, 9-21.
Sementara Apriyani/Fadia gagal mengulangi pencapaian minggu sebelumnya kala menghadapi Lee So Hee/Shin Seung Chan. Unggulan dua dari Korea Selatan itu berhasil menuntaskan balas dendam dengan kemenangan straight set, 14-21, 19-21.
Peta Jalan Apri/Fadia
Dibanding wakil Indonesia lainnya, rapor Apri/Fadia di dua turnamen tersebut terbilang cukup memuaskan. Sebagai pasangan baru, menjadi finalis dan perempat finalis di dua ajang bergengsi jelas sebuah kredit tersendiri.
Pasangan ini memang menjadi harapan utama sektor ganda putri setelah Greysia Polii resmi gantung raket beberapa waktu lalu.
Walau ranking dunia mereka masih tercecer di luar lingkaran 200 BWF, hasil positif yang langsung ditunjukkan sejak melakoni debut di SEA Games 2021 Vietnam, awal Mei 2022, menunjukkan potensi besar sebagai penerus kejayaan sektor ganda putri Tanah Air.
Dibanding Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Chaya Pratiwi (ranking 84 BWF) dan Febby Valencia Dwijayanti Gani/Ribka Sugiarto (ranking 297 BWF), performa Apri/Fadia baik secara individu maupun pasangan lebih mumpuni.
Pengalaman Apri yang bersama Greys sudah mampu menembus level elite dunia dengan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 sebagai bukti sungguh membantu. Sementara itu, Fadia, meski jam terbangnya masih tertinggal dari Apri, menunjukkan kualitas sebagai calon pemain top.
Skill, mental, hingga kepribadiannya membuatnya bisa lebih cepat beradaptasi dan mengimbangi Apri.