Bila sebelumnya Kento Momota adalah penguasa tunggal putra, tidak demikian saat ini. Seiring menurunnya penampilan jagoan Jepang itu, takhta sektor tersebut pun berpindah ke Viktor Axelsen.
Axelsen yang sebelumnya terus membuntuti Momota, akhirnya menempati puncak ranking BWF setelah merengkuh gelar Indonesia Open pada edisi 2021 di Nusa Dua, Bali, akhir November tahun lalu.
Pemain yang kini berusia 28 tahun merengkuh titel Indonesia Open pertama dalam kariernya sebagai pemain profesional usai mengalahkan juara dunia asal Singapura, Loh Kean Yew, 21-13, 9-21, dan 21-13
Menilik sepak terjang Axelsen sejak awal tahun lalu, tidak ada kata lain yang patut disematkan kepadanya selain luar biasa.
Bila kita membuka catatan prestasinya dalam dua tahun terakhir, Axelsen sungguh menjadi pemain yang nyaris tak terkalahkan.
Predikat "unbeatable player" mungkin berlebihan. Sebab, ia  beberapa kali pernah kecolongan. Di antaranya saat dikalahkan Lee Zii Jia di final All England 2021. Namun, performanya sejak tahun lalu paling konsisten di banding pebulutangkis lainnya.
Tahun lalu, dari 13 turnamen individual, pemain kelahiran Odense ini 11 kali mencapai final. Ia mulai menunjukkan tajinya dengan merebut dua gelar dari tiga seri Asia yang digelar di Thailand pada awal tahun.
Berbagai gelar prestisius pun berhasil diraih. Pemain yang dinominasikan sebagai BWF Player of The Year 2020/2021 itu menggapai puncak kesuksesan dengan merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada awal Agustus tahun lalu dengan mencatatkan kemenangan mudah atas Chen Long, 21-15-21-12.
Patut dicatat, perjalanan Axelsen menuju podium juara Olimpiade salah satunya dengan menyingkirkan "kuda hitam" asal Guatemala, Kevin Cordon. Sementara di jalur berbeda, langkah Anthony Sinisuka Ginting dihentikan Chen Long. Ginting dan Cordon pun kebagian medali perunggu.
Sejumlah rahasia Axelsen