Demikian Aaaron Chia kepada situs resmi BWF terkait kemungkinan melakukan servis cepat pada Yere.
Chia sungguh bersimpati pada Yere. Ia sadar bila Yere tidak sampai cedera saat "match point" hasil akhir jelas berbeda.
"Jujur, saya pikir hari ini mereka seharusnya menang. Sayangnya dia mendapat cedera lutut, tidak banyak yang bisa dikatakan. Kami merasa permainan itu 99,99 persen kalah. Saya harap dia pulih."
Setelah mendapat "keuntungan" dari cedera Yere, pasangan Malaysia itu langsung menyeberangi net untuk menghibur Yere.
Ada momen berikutnya yang bikin haru. Pelatih Malaysia, Rexy Mainaky, mendatangi Yere yang tengah terbaring di lapangan dan memeluknya.
Rexy bahkan tak kuasa menahan air mata saat menjumpai para wartawan usai laga. Sebagai mantan pemain spesialis ganda Indonesia, ia tahu dan sungguh merasakan kepedihan hati Yere.Â
Walau statusnya adalah direktur pelatih Badminton Association of Malaysia (BAM), Â Ia sangat memahami apa yang sedang dan akan terjadi pada pemain muda itu. Mantan pelatih PBSI itu seperti ikut merasakan kesedihan pemain muda potensial yang tengah bersinar.
Pram/Yere hampir menggenggam tiket semifinal dengan kembali mengalahkan Aaron/Soh seperti di BAC 2022 dan membuat sejarah kelam tak sampai menghampiri tuan rumah setelah empat dekade Indonesia Open. Pasangan jawara BAC 2022 itu justru harus mengalami kemalangan, melengkapi penderitaan tiga wakil lainnya.Â
Dokter PP PBSI, dr Grace Joselini Corlesa, belum bisa memastikan kondisi Yere sesungguhnya sampai dilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro.
Kita berharap tanpa wakil tuan rumah, Istora tetap bergemuruh. Teriakan eaa..eaa..eaa.. tetap bergema hingga laga penghabisan.
Tak kalah penting, semoga Yere bisa melewati ujian ini. Usianya masih sangat muda, 22 tahun. Harapan dan doa semua orang pun sama: tidak ada kabar buruk berikutnya sehingga dunia bisa kembali terhibur oleh performa ciamik Yere dan Pram yang saat ini sedang menanjak dari ranking 16 BWF.