Sayangnya, pasangan muda yang mulai menanjak dari ranking 210 BWF itu mudah melakukan kesalahan di poin-poin kritis. Keunggulan yang sudah diraih, kemudian lepas lantaran tak bisa menguasai kesabaran.
Sementara itu, Viktor Axelsen masih terlalu tangguh bagi Ginting. Sempat memaksa rubber game, rapatnya pertahanan, variasi pukulan yang lebih memadai, smes-smes keras nan akurat yang diperagakan pemain nomor satu dunia membuat Ginting kewalahan.
Ginting yang banyak membuang peluang terutama di gim ketiga akhirnya takluk 13-21, 21-19, dan 9-21 setelah bertarung lebih dari satu jam. Pekan sebelumnya, Ginting malah menyerah straight set, 21-15 21-15.
Patut diakui, Axelsen sedang dalam performa terbaik. Pemain jangkung itu sanggup memaksimalkan keunggulan fisiknya untuk beradu kecepatan, ketangkasan, kekuatan, dan kecerdikan dengan lawan-lawannya.
Juara Indonesia Masters 2022 itu pun memiliki mental yang tangguh. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan tekanan yang diberikan pendukung tuan rumah. Fokus dan konsentrasinya tetap terpelihara sepanjang pertandingan. Bukan tidak mungkin, Axelsen menjadi kandidat terkuat untuk kembali berjaya di Istora.
Ginting harus banyak belajar dari Axelsen. Di balik ketertinggalan skor pertemuan yang semakin menjauh, 4-7, pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu harus bisa menjaga agar kualitas-kualitas terbaiknya tidak sampai dikaburkan oleh kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
Fajar/Rian yang diharapkan kembali berjaya setelah The Minions dan The Daddies lebih dahulu tersisih, juga tak bisa menjaga tren positif. Unggulan enam ini menyerah dari Liu Yuchen/Ou Xuanyi yang pernah mereka kalahkan di Badminton Asia Championship (BAC) 2022.
FajRi menyerah dalam dua game 18-21, 18-21 usai berperang selama 45 menit menghadapi pasangan non-unggulan yang kini berada di ranking 75 BWF.
Apakah FajRi, saat ini berada di posisi 6 dunia, sudah mengalami kelelahan? Entahlah.
Tangis Yeremia
Di sisi lain, situasi yang terjadi saat harapan terakhir Merah-Putih, Pram/Yere menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik membuat hati penggemar terbagi dalam berbagai keping. Ada sesal, ada apresiasi, ada juga simpati.