Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Litani Gregoria Mariska, Tunggal Putri Semata Wayang Tuan Rumah di Indonesia Open 2022

14 Juni 2022   22:07 Diperbarui: 15 Juni 2022   21:08 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska Tunjung: dok PBSI via Kompas.com

"Aku tau banget. Mungkin untuk beberapa atlet yang sedang mengalami situasi yang sama seperti aku, pasti butuh dorongan dan support dari orang terdekat."

Gregoria Mariska Tunjung menjadi satu-satunya wakil tunggal putri tanah air yang berlaga di Indonesia Open 2022.

Berbeda dengan Indonesia Masters 2022 yang baru saja berakhir di tempat yang sama, Istora Gelora Bung Karno, Senayang, Jakarta, pekan lalu yang mana sektor ini mengutus sejumlah wakil.

Di turnamen Super 500 itu, Jorji, sapaan manis Gregoria, ditemani Ruselli Hartawan, Putri Kusuma Wardani, dan Made Dinda Windiasari.

Hasilnya, Ruselli berhasil melewati hadangan wakil Jepang, Asuka Takahashi di babak kualifikasi. Namun langkahnya kemudian dihentikan unggulan lima dari Thailand, Ratchanok Intanon. Intanon yang menjadi finalis, menang straight set 21-13 dan 21-16.

Putri KW pun bernasib sama. Menang mudah atas pebulutangkis Mesir, Doha Hany, 21-4 dan 21-8, gadis asal Tangerang itu tak bisa berbuat banyak saat menghadapi unggulan enam, He Bing Jiao. 

Putri, 19 tahun, menyerah straight set 21-16 dan 21-14 dari wakil China yang sukses melangkah hingga semifinal, sebelum ditaklukkan sang juara yang juga kompatriotnya, Chen Yu Fei.

Made Dinda yang merupakan atlet binaan PB Djarum belum bisa mengatasi perlawanan pemain Korea Selatan, Sim Yu Jin. Ia takluk dengan skor telak, 4-21 dan 9-21.

Bagaimana Jorji? Atlet 22 tahun itu selangkah di depan para juniornya. Kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu sanggup menumbangkan Phitayaporn Chaiwan dari Thailand, 21-14 dan 21-15. Namun, pemain ranking 30 BWF itu tidak bisa melangkah lebih jauh dari babak 32 besar.

Pemain senior dan sarat pengalaman dari India, Pusarla V.Sindhu bisa meredam Jorji. Unggulan empat yang sudah mengoleksi medali perunggu dan perak Olimpiade mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal di gim pertama untuk mengunci kemenangan rubber game, 23-21, 20-22, dan 21-11.

Apakah performa Jorji pekan lalu bisa dinilai memuaskan? Ada sejumlah hal positif yang diperlihatkan tunggal putri nomor satu Indonesia itu. Ia memperlihatkan semangat juang dan gairah yang tinggi. Hanya saja, secara teknik, mental, dan jam terbang, Sindhu masih lebih baik.

Lantas, apakah kita bisa menaruh harapan lebih pada Jorji di Indonesia Open 2022?

Patut diakui, level Indonesia Open jauh lebih tinggi dibanding Indonesia Masters. Indonesia Open berada di level tertinggi: Super 1000.

Hal itu tercermin dari besaran hadiah dan para kontestan yang berlaga. Turnamen yang menyediakan total hadiah 1,2 juta dolar AS (sekitar Rp 17,38 miliar) itu merupakan panggung bagi para pebulutangkis papan atas dunia.

Tidak ada babak kualifikasi, berbeda dengan turnamen pekan sebelumnya. Para pemain yang terlibat langsung memulai dari babak 32 besar.

Tidak semua pebulutangkis bisa ambil bagian. Ranking BWF menjadi acuan. Di samping itu, ada jalur perwakilan dari masing-masing konfederasi. Tidak mengherankan bila ada wakil dari Amerika Selatan dengan ranking dunia yang jauh tertinggal.

Pasangan Fabricio Farias/Jaqueline Lima asal Brasil masuk dalam daftar meski peringkat dunia mereka masih tercecer di posisi 61.

Tidak hanya itu. Ada jalan lain bagi para pebulutangkis untuk "Ngistora." Itu berlaku bagi para pemain yang masuk daftar cadangan. Mereka bisa mengisi posisi para pemain utama yang berhalangan atau mengundurkan diri.

Ganda putra Ou Xuan Yi/Liu Yu Chen asal China mendapat berkah itu. Mengisi daftar cadangan kemudian bisa lolos ke Senayan mengisi salah satu slot yang ditinggalkan pemain papan atas.

Berharap pada Jorji

Seperti sudah disebut di awal, Jorji adalah wakil tunggal sektor tunggal putri di Indonesia Open kali ini. Dibanding sektor lain, sektor ini paling miskin perwakilan.

Ya, bisa dipahami, karena prestasi tunggal putri memang tidak sementereng sektor-sektor lain. Stok tunggal putri yang berprestasi tidak semewah ganda putra.

Sudah lebih dari satu dekade sektor ini menjadi sasaran kritik dan pusat sorotan lantaran belum bisa bersaing di papan atas dunia. Prestasi mereka pun tidak lebih baik dari tunggal putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Jorji satu dari 19 wakil tuan rumah akan tampil di babak pertama pada hari kedua penyelenggaraan, Rabu (15/6/2022). Menariknya, Jorji akan menghadapi lawan yang sama di babak pertama pekan sebelumnya. Siapa lagi kalau bukan Phitayaporn Chaiwan.

Jorji yang kalah secara ranking BWF, memiliki banyak keunggulan. Selain kemenangan pekan lalu, Jorji belum juga terkalahkan dari pemain yang kini menempati ranking 21 BWF itu dalam empat pertemuan.

Sebelum di Indonesia Masters 2022, Jorji tiga kali mengalahkan Chaiwan di level junior, masing-masing di BTY Junior International Challenge 2017, 21-11 dan 21-14, lantas SCG Thailand Open 2015, 18-21, 21-17, dan 21-17, serta Jaya Raya Indonesia Junior International Challenge 2015, 21-18 dan 21-18.

Dukungan penuh dari publik tuan rumah menjadi modal tambahan bagi Jorji untuk melanjutkan tren positif atas pemain 21 tahun itu.

Jorji hanya perlu menjaga konsistensi, memperbaiki sejumlah kekurangan, menjaga kepercayaan diri, dan sanggup memanfaatkan momentum.

Patut diakui, perjalanan Jorji kali ini akan jauh lebih berat dari pekan lalu. Bila ia mampu melewati Chaiwan, Jorji yang tergabung di "pool" bawah akan bersaing dengan unggulan enam dari Jepang, Nozomi Okuhara, Chen Yu Fei yang dijagokan di tempat keempat, unggulan delapan dari Thailand yakni Intanon, serta unggulan dua yang kembali ke arena, Tai Tzu Ying asal Taiwan.

Bila melaju ke babak 16 besar, Jorji berpeluang menghadapi Okuhara, pemain ulet, berdaya juang tinggi, dan memiliki skill mumpuni.

Kita tak perlu menaruh harapan muluk-muluk pada Jorji. Bila mampu bersaing, apalagi menumbangkan Okuhara, maka akan menjadi pencapaian tersendiri bagi Jorji.

Itu pun mengandaikan Jorji benar-benar tampil dalam kondisi prima dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang mengemuka. Bila tidak pencapaian Jorji di Indonesia Open tidak akan lebih baik dari Indonesia Masters.

Semoga ada kabar baik dari Jorji, wakil tunggal diri  dari sektor yang selalu memanen pesimisme itu. Jorji, seperti dikutip di awal tulisan ini, memiliki tekad yang kuat untuk bangkit. 

Curhatannya di akun Twitter pribadi  tak lama setelah mendulang medali perunggu di SEA Games 2021 Vietnam tidak lain dari litani kepedihan seorang atlet yang tak putus dirundung malang.

Ia ingin mendapatkan kembali kebahagiaan dalam jalan panggilan yang empat tahun terakhir terjerembab dalam lembah kesulitan . Dalam situasi yang pelik seperti ini, jelas ia butuh dukungan dari banyak pihak.

"Boleh sekali lho kalian mau bantu aku lewat doa. Aku sangat sangat menghargai," pinta Jorji.

Doa dan harapan baik dari insan badminton dalam negeri sekiranya membantu Jorji agar bisa  "move on" ke jalur positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun