Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pembuktian Apriyani Rahayu/Siti Fadia sebagai "The Giant Killer" dan Peluang "All Indonesian Final" Ganda Putra

11 Juni 2022   03:34 Diperbarui: 11 Juni 2022   08:42 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apriyani Rahayu/Siti Fadia usai menekuk wakil Malaysia di babak 16 besar Indonesia Masters 2022. Keduanya kini menatap final: KOMPAS.com/KRISTIANTO P

 

Pintu harapan wakil Indonesia berjaya di kandang sendiri masih terbuka lebar. Istora Senayan, Jakarta, masih terbuka bagi para pemain tuan rumah untuk melangkah jauh. Indonesia Masters 2022 masih mungkin memberi kegembiraan paripurna bagi fan badminton Tanah Air.

Empat dari enam wakil yang bertarung di babak perempat final turnamen level Super 500, Jumat (10/6/2022) siang hingga malam WIB, berhasil meraih tiket ke babak selanjutnya.

Hanya sektor tunggal putri dan ganda campuran yang tidak menempatkan wakilnya di babak semifinal pada Sabtu (11/6/2022). Tiga sektor lainnya, ganda putra, tunggal putra, dan ganda putri masih bertahan. Bahkan, ada kans tercipta "all Indonesian final" di ganda putra.

Apakah dua sektor lain tidak berpeluang ke final dan mengukir prestasi? Tentu tidak. Selalu ada kemungkinan untuk menang atau pun sebaliknya.

Tunggal putra dan ganda putri justru baru saja membuat para penggemar dan pencinta badminton dunia terkagum-kagum.

Kita mulai dari ganda putri. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, pasangan baru PBSI, berhasil melewati rintangan berat di babak delapan besar. Unggulan tujuh ini tampil meyakinkan saat menggulung unggulan dua asal Korea Selatan Lee So Hee/Shin Seung/Chan.

Apri/Fadia yang belum memiliki ranking dunia mampu memberikan perlawanan dan memenangi pertarungan rubber game selama lebih dari satu jam, 15-21, 21-16, dan 21-16.

Kemenangan ini semakin menunjukkan status Apri/Fadia sebagai penakluk para raksasa. Sebelum ini, keduanya menghentikan pasangan senior Malaysia, Vivian Hoo/Chiew Sien Lim.

Keduanya meraih kemenangan straight set 21-17 dan 21-19 setelah hampir saja tergelincir di gim kedua. Dalam keadaan tertinggal 3-11, lalu 6-15, keduanya bisa berbenah dan bangkit mengejar ketertinggalan.

Cerita Apri/Fadia sebagai "The Giant Killer" walau belum lama debut setelah sempat tertunda beberapa kali di awal tahun sebenarnya sudah dimulai di SEA Games 2021 Vietnam, Mei 2022 lalu. Itulah turnamen resmi keduanya sebagai pasangan setelah "berpisah" dari Greysia Polii dan Ribka Sugiarto.

Sempat kesulitan saat turun di nomor beregu, keduanya menunjukkan peningkatan signifikan saat berlaga di nomor individual. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil melesat hingga ke final dan keluar sebagai juara.

Keduanya menggondol satu dari dua medali emas yang sanggup dibawa-pulang kontingen badminton Indonesia usai menghentikan para unggulan Thailand. Unggulan pertama, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dilibas di perempatfinal, 21-15, 22-20.

Selanjutnya giliran unggulan kedua, pasangan kakak-beradik, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard di partai final. Apri/Fadia pun menang dua gim, 21-14 dan 21-17.

Hasil impresif di pesta olahraga tingkat Asia Tenggara kemudian berlanjut di Istora. Melangkah hingga babak perempat final untuk pasangan pendatang baru adalah sebuah pencapaian tersendiri.

Mereka kini terus memelihara mimpi untuk melangkah lebih jauh. Satu anak tangga lagi yang perlu mereka lewati menuju final pertama mereka di turnamen Super 500.

Lawan yang akan mereka hadapi di babak semifinal adalah Pearly Tan/Thinaah Muralitharam. Pasangan Malaysia itu menumbangkan unggulan empat, Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-11 dan 21-16.

Hal tersebut tentu memberikan alarm tersendiri bagi Apri/Fadia. Bila ingin menggapai laga pamungkas dan melakukan pembuktian sepenuhnya sebagai "pembunuh" para unggulan, keduanya harus menjaga ritme positif yang sudah terbentuk.

Belajar dari laga-laga sebelumnya untuk menghindari sejauh dapat kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Dengan kata lain, sebaiknya tidak menjadi dermawan poin bagi lawan.

Menjaga fokus dan konsentrasi serta tidak termakan euforia kemenangan sejak laga pertama. Dukungan publik tuan rumah yang akan semakin menguat sekiranya membuat mereka semakin percaya diri dan tidak tampil "kebablasan" saat menghadapi pasangan ranking 10 BWF itu.

Ginting menantang Axelsen

Pemain tunggal putra yang hari ini mencuri hati penggemar bulu tangkis dalam negeri. Dia adalah Anthony Sinisuka Ginting.

Pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu seperti menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya masih menjadi harapan Indonesia. Kualitasnya pun belum tergeser dari jajaran elite dunia.

Kemenangan atas Lee Zii Jia diraih dengan mengatasi berbagai tekanan yang sudah ia rasakan sebelum turnamen. Beban karena bermain tidak konsisten perlahan-lahan mulai tersaput.

Ia lebih percaya diri walau sempat tertinggal di gim pertama. Smes-smes keras, pukulan sulit, penempatan kok sisi yang tak mudah dijangkau, hingga permainan net apik, kembali ia peragakan. Itulah berbagai kualitas Ginting yang selama ini ditunggu.

Ginting akhirnya menang rubber game 18-21, 21-16, dan 21-15 atas juara All England 2021. Kemenangan dari pertempuran lebih dari satu jam sekaligus menunjukkan dominasi Ginting atas Lee Zii Jia. Ginting kian menjauh dalam rekor "head to head" yang kini menjadi 5-1 atas pemain ranking 5 BWF itu.

Ginting yang merupakan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 akan berhadapan dengan lawan berat lainnya. Viktor Axelsen, unggulan pertama yang selalu mengalahkannya dalam empat pertemuan terakhir.

Axelsen masih unggul, tidak hanya dalam urusan peringkat dunia, juga catatan pertemuan. Namun, keunggulan 6-4 itu tidak menjadi halangan bagi Ginting untuk mengakhiri rentetan kemenangan pemain Denmark itu.

Ginting akan mendapat dukungan penuh dari luar lapangan. Selain itu, pemain kelahiran 11 Mei 1996 itu memiliki catatan yang bagus di Indonesia Masters dengan dua kali menjadi juara yakni pada 2018 dan 2020.

Faktor non-teknis ini niscaya akan berpelukan dengan tekad dan kemampuan Ginting untuk membungkam Axelsen dan para pihak yang masih menaruh keraguan padanya.

Hasil lengkap perempat final Indonesia Masters 2022, 2 wakil tuan rumah tersingkir, Jumat (10/6/2022). Dokpri
Hasil lengkap perempat final Indonesia Masters 2022, 2 wakil tuan rumah tersingkir, Jumat (10/6/2022). Dokpri

Peluang "All Indonesian Final"

Itulah skenario manis di ganda putra menyusul lolosnya dua wakil ke semifinal. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferlandi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Pasangan yang disebutkan pertama yang sudah dikenal sebagai The Minions menunjukkan kelasnya saat menyingkirkan wakil Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.

Duel berdurasi 51 menit mempertontonkan daya juang, kecerdikan, dan kematangan pasangan nomor satu dunia di hadapan pasangan muda ranking 12 BWF.

The Minions menang rubber game,  10-21, 21-11, dan 21-18 untuk meraih tiket semifinal serentak menambah catatan kemenangan atas Goh/Nur menjadi 2-0.

Selanjutnya, keduanya akan menghadapi Liang Wei/Keng/Wang Chang. Pasangan non-unggulan dari China ini terus membuat kejutan. Aaron Chia/Soh Wooi Yik, unggulan empat dari Malaysia yang juga peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 takluk 16-21, 21-13, dan 21-17.

Ini menjadi penanda, Liang/Keng memang baru turun ke gelanggang utama dan posisi mereka masih merangkak dari 424 dunia, namun kualitas mereka sudah bisa diadu.

Pasangan bukan unggulan lainnya dari China, He Ji Ting/Zhou Hao Dong, juga akan menguji wakil Indonesia berikutnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

He/Zhou yang mengakhiri perjalanan "pembunuh" Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dari Korea Selatan, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae bakal mengukur sejauh mana konsistensi FajRi setelah mereka menumbangkan unggulan tiga dari Taiwan. Lee Yang/Wang Chi-Lin, 21-15 dan 21-18.

Membuat pasangan nomor empat BWF yang begitu digdaya di awal tahun lalu tak berkutik menempatkan FajRi dalam posisi bagus. FajRi semakin diunggulkan dengan ranking dunia yang jauh lebih baik.

Namun, perbedaan posisi di tabel ranking BWF bak langit dan bumi tidak menjamin hasil akhir. Para pemain Negeri Tirai Bambu justru semakin termotivasi. Dalam posisi mereka yang inferior dalam segala aspek termasuk dari sisi dukungan, menjadi stimulus yang melipatgandakan motivasi.

Situasi ini perlu dibaca The Minions dan FajRi secara positif. Tantangan dari penantang sekiranya membuat mereka semakin tertantang untuk mengeluarkan kemampuan terbaik.

Mereka diharapkan bisa menang dengan meninggalkan kegembiraan bagi para penonton sekaligus rasa puas yang akan memacu mereka untuk meneguknya sehabis-habisnya di partai final, Minggu (12/6/2022) nanti.

Semoga The Minions dan FajRi bisa mewujudkan jalan cerita indah yang sudah bersemi di benak para pendukung tuan rumah. Begitu juga Ginting dan Apri/Fadia sanggup melanjutkan perjuangan sebagai "the giant killer" sesungguhnya.

Selamat berjuang!

Jadwal semifinal Indonesia Masters 2022, dimulai Sabtu (11/6/2022) siang WIB: tournamentsoftware.com
Jadwal semifinal Indonesia Masters 2022, dimulai Sabtu (11/6/2022) siang WIB: tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun