Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pembuktian Apriyani Rahayu/Siti Fadia sebagai "The Giant Killer" dan Peluang "All Indonesian Final" Ganda Putra

11 Juni 2022   03:34 Diperbarui: 11 Juni 2022   08:42 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apriyani Rahayu/Siti Fadia usai menekuk wakil Malaysia di babak 16 besar Indonesia Masters 2022. Keduanya kini menatap final: KOMPAS.com/KRISTIANTO P

Cerita Apri/Fadia sebagai "The Giant Killer" walau belum lama debut setelah sempat tertunda beberapa kali di awal tahun sebenarnya sudah dimulai di SEA Games 2021 Vietnam, Mei 2022 lalu. Itulah turnamen resmi keduanya sebagai pasangan setelah "berpisah" dari Greysia Polii dan Ribka Sugiarto.

Sempat kesulitan saat turun di nomor beregu, keduanya menunjukkan peningkatan signifikan saat berlaga di nomor individual. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil melesat hingga ke final dan keluar sebagai juara.

Keduanya menggondol satu dari dua medali emas yang sanggup dibawa-pulang kontingen badminton Indonesia usai menghentikan para unggulan Thailand. Unggulan pertama, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dilibas di perempatfinal, 21-15, 22-20.

Selanjutnya giliran unggulan kedua, pasangan kakak-beradik, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard di partai final. Apri/Fadia pun menang dua gim, 21-14 dan 21-17.

Hasil impresif di pesta olahraga tingkat Asia Tenggara kemudian berlanjut di Istora. Melangkah hingga babak perempat final untuk pasangan pendatang baru adalah sebuah pencapaian tersendiri.

Mereka kini terus memelihara mimpi untuk melangkah lebih jauh. Satu anak tangga lagi yang perlu mereka lewati menuju final pertama mereka di turnamen Super 500.

Lawan yang akan mereka hadapi di babak semifinal adalah Pearly Tan/Thinaah Muralitharam. Pasangan Malaysia itu menumbangkan unggulan empat, Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-11 dan 21-16.

Hal tersebut tentu memberikan alarm tersendiri bagi Apri/Fadia. Bila ingin menggapai laga pamungkas dan melakukan pembuktian sepenuhnya sebagai "pembunuh" para unggulan, keduanya harus menjaga ritme positif yang sudah terbentuk.

Belajar dari laga-laga sebelumnya untuk menghindari sejauh dapat kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Dengan kata lain, sebaiknya tidak menjadi dermawan poin bagi lawan.

Menjaga fokus dan konsentrasi serta tidak termakan euforia kemenangan sejak laga pertama. Dukungan publik tuan rumah yang akan semakin menguat sekiranya membuat mereka semakin percaya diri dan tidak tampil "kebablasan" saat menghadapi pasangan ranking 10 BWF itu.

Ginting menantang Axelsen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun