Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jelang Indonesia Masters dan Indonesia Open 2022, Sudah Siap Ngistora Lagi, Bestie?

5 Juni 2022   23:53 Diperbarui: 7 Juni 2022   09:15 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari dua tahun bertarung dengan pandemi Covid-19 adalah waktu yang sungguh panjang dan melelahkan. Diperparah lagi, berbagai agenda olahraga juga ikut terganggu. Tidak terkecuali di dunia bulu tangkis.

Setelah lepas dari masa "pagebluk" kini para penggemar bersiap-siap menjadi saksi kembalinya badminton ke Istora Senayan, Jakarta. Tempat yang dianggap sebagai "rumah" bagi para penggemar dan pemain badminton dunia.

Atmosfer Istora yang khas dan tak tertandingi akan kembali tersaji. Sajian pertandingan dalam arti sesungguhnya, tidak hanya di dalam lapangan tetapi juga dari setiap sudut tribun yang akan dipenuhi penonton.

Seakan memuaskan kerinduan para fan dalam negeri dan mengembalikan iklim turnamen badminton yang hidup dan berkesan, dua turnamen level atas dalam kalender BWF World Tour 2022 akan digelar secara beruntun di tempat itu.

Dibuka oleh turnamen Super 500 bertajuk Daihatsu Indonesia Masters, 7-12 Juni, berlanjut dengan East Ventures Indonesia Open dengan level Super 1000, dua hari berselang.

Seperti biasa, perhelatan badminton di Indonesia selalu berbeda. Tidak hanya dari antusiasme penonton yang menjadi hadiah tambahan bagi para peserta, tetapi juga hadiah utama yang lebih tinggi dari biasanya.

Turnamen pertama menyediaKan total hadiah Rp 5,1 miliar. Hadiah yang jauh lebih besar disiapkan untuk Indonesia Open yakni 1,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 17,38 miliar, lebih tinggi dari patokan "prize money" turnamen Super 1000 sebesar 1 juta dolar AS (Rp 14,48 miliar).

Untuk menyambut kembalinya badminton ke Istora, seperti perhelatan sebelumnya, panitia penyelenggara selalu berusaha menjaga nama baik dan predikat sebagai turnamen terbaik dari sisi penyelenggaraan.

Lingkungan pun diatur sedemikian rupa, tidak hanya di dalam, tetapi juga di luar arena. Istora selalu bersolek molek untuk menyambut setiap turnamen. Kehadiran aneka "booth" untuk menjual berbagai pernak pernik olahraga dan menyajikan atraksi dan permainan, membuat suasana Istora semakin semarak.

Tampilan di dalam ruangan pun tak kalah apik. Lampu-lampu raksasa menghiasi langit-langit Istora, sejumlah layar besar di beberapa titik, dan bangku-bangku penonton yang tertata rapih sungguh memanjakan penonton yang akan menyaksikan pertarungan para pebulutangkis di tiga lapangan yang disediakan.

Suasana yang berbeda, ganjaran poin yang tak sedikit, plus hadiah yang tak sedikit sungguh menggiurkan bagi para pebulutangkis. Tak heran, seperti edisi-edisi sebelumnya, magnet Istora sungguh menarik para pebulutangkis top untuk ambil bagian. Mereka seperti tak mau kalah untuk ikut "Ngistora."

Para penggemar pun tak ingin ketinggalan. Selain menandai Istora yang kembali bergemuruh, ada sejumlah alasan lain yang patut digarisbawahi.

Kembalinya Marin dan Minions

Para pebulutangkis papan atas dunia dipastikan ikut serta. Di sektor putra,  ada Viktor Axelsen dan Anders Antonsen dari Denmark yang menempati dua unggulan pertama.

Selain itu, Chou Tien Chen dari Taiwan, Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia), Lee Zii Jia (Malaysia), Jonatan Christie (Indonesia), Lakshya Sen dari India, dan Loh Kean Yew asal Singapura yang berturut-turut menempati posisi unggulan delepan teratas.

Persaingan ketat sudah tersaji sejak babak pertama. Viktor akan ditantang Shesar Hiren Rhustavito. Sementara, Ginting harus berduel dengan pebulutangkis muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn.

Chen Yu Fei (China), An Se Young (Korea Selatan), Carolina Marin (Spanyol), Pusarla V.Sindhu (India), Ratchanok Intanon (Thailand), Heng Bing Jiao (China), Pornpawee Chochuwong (Thailand), dan Michelle Li (Kanada) adalah para unggulan di tunggal putri.

Bagi Marin, ini menjadi turnamen pertamanya setelah absen cukup lama. Ia akan menghadapi pemenang dari babak kualifikasi.

Andalan Indonesia di nomor ini, Gregoria Mariska Tunjung akan menghadapi pemain muda Thailand, Phittayaporn Chaiwan. Pemenang berpeluang menghadapi unggulan empat, Pusarla V.Sindhu yang akan menghadapi wakil Denmark, Line Christophersen di babak pertama.

Selain Marin, Minions pun kembali setelah Marcus Fernaldi Gideon menjalani operasi mata kaki beberapa waktu lalu di Portugal.

Kehadiran unggulan pertama ini menjadi daya tarik tersendiri. Mereka akan beradu dengan pasangan top lainnya seperti Lee Yang/Wang Chi Lin dari Taiwan, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, dan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin dari Malaysia.

Minions akan didukung oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Tidak hanya itu. Sejumlah pasangan muda juga akan unjuk gigi. Peraih medali emas SEA Games 2021 Vietnam, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, juara Asia 2022 Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, serta jawara All England 2022, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.

Indonesia menurunkan semua amunisi di ganda putra. Ini menjadi kesempatan untuk menciptakan sejarah tersendiri.

Pasangan top seperti Chen Wing Chen/Jia Yi Fan (China), Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korea Selatan), Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai  (Thailand), dan Gabriela Stoeva/Stefania Stoeva (Bulgaria) akan merampaikan sektor ganda putri.

Pasangan baru yang baru saja meraih emas SEA Games 2021, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang ditempatkan sebagai unggulan ketujuh akan menghadapi ujian lebih berat.

Di laga pertama, keduanya akan menghadapi Debora Jille/Cheryl Seinen dari Belanda. Bila tampil konsisten, keduanya berpeluang menantang unggulan dua, Lee So Hee/Shin Seung Chan di babak perempat final.

Sektor ganda campuran juga diisi sejumlah pasangan jempolan. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China), dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China), Seo Seung Jae/Chae Yu Jung (Korea Selatan).

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi satu-satunya wakil tuan rumah yang masuk daftar unggulan. Kita berharap unggulan keempat ini bisa kembali mendapatkan performa terbaik.

Ludes

Penonton begitu antusias untuk kembali ke Istora. Hal ini terlihat dari tingginya animo penonton saat penyelenggara membuka penjualan tiket pada Kamis, (26/5/2022) siang lalu.

Melansir djarumbadminton.com, kurang dari satu hari, tiket Indonesia Open 2022 habis terjual.

"Kami mengalokasikan tiket untuk penonton sebanyak 70 persen dari kapasitas Istora, itu juga sudah dipotong dengan kepentingan produksi," tandas Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI Broto Happy.

Tiket tersebut mula-mula dijual secara online melalui laman PBSI.id dan Loket.com. Dalam 16 jam, semua tiket di semua kategori dan semua hari ludes terjual.

Namun, para penggemar yang belum kebagian tak perlu berkecil hati. Masih ada kesempatan mendapatkan tiket secara luring saat hari pertandingan. Masih ada kuota 10 persen bagi para penggemar yang datang ke Istora.

PBSI pun sudah mengeluarkan aturan untuk mencegah praktik calo. Ada empat ketentuan yang wajib diperhatikan dalam pembelian tiket.

Pertama, pembelian tiket hanya bisa dilakukan satu kali untuk satu nomor indetitas (KTP) yang sudah terhubung dengan aplikasi Peduli Lindungi dan satu akun email.

Kedua, calon penonton bisa membeli maksimal 10 tiket dalam satu kali transaksi.

Ketiga, penonton maksimal hanya boleh membeli dua tiket untuk masing-masing kategori tiket. Panitia membagi dua kategori tiket yakni reguler dan VIP. Keduanya dibagi lagi ke dalam kelompok sub kategori yakni presale reguler, normal reguler, presale VIP dan normal VIP.

Keempat, apabila calon penonton melakukan transaksi kurang dari 10 tiket, mereka tak bisa melakukan pembelian tiket secara daring untuk kedua kalinya.

Dari sisi harga, tiket Indonesia Masters 2022 dijual mulai dari Rp 150 ribu untuk kategori VIP presale, Rp 200 ribu untuk VIP normal, Rp90 ribu untuk presale reguler, dan Rp110 ribu untuk reguler normal.

Deretan harga tersebut untuk menonton pertandingan hari pertama. Sejak hari ketiga, saat mempertandingkan babak 16 besar, harga tiket tentu semakin melambung. Hingga berpuncak pada partai final dengan harga tiket termurah Rp 410 ribu untuk kategori presale regular, Rp 450 ribu untuk reguler normal, dan yang ingin membeli tiket VIP normal harus siap merogoh kocek sebesar Rp 990 ribu.

Apakah Anda sudah siap "ngistora", bestie (baca: sobat) pecinta badminton?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun