Mari kita kembali ke daftar 21 kardinal baru. Ada sejumlah hal menarik di sana. Dari sisi usia, mayoritas berusia kurang dari 80 tahun. Masih ada peluang bagi mereka untuk mengikuti konklaf andai saja terjadi sesuatu dengan Paus Fransiskus.
Mereka adalah kardinal angkatan kedelapan yang diangkat Paus Fransiskus sejak menduduki Takhta Suci pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri karena alasan usia dan kesehatan yang menurun.
Saat ini, kolegium atau dewan Kardinal beranggotakan 2018 kardinal. Sebanyak 117 adalah pemilih dan 91 non-pemilih (non-elektor) karena sudah berusia 80 tahun.
Pada 27 Agustus nanti, jumlah tersebut akan bertambah menjadi 229 kardinal, dengan 131 memiliki hak istimewa dalam konklaf.
Selain itu, para kardinal baru itu mewakili wajah Gereja Katolik yang majemuk. Berasal dari berbagai belahan dunia dengan latar belakang budaya, situasi, dan pelayanan pastoral yang beragam.
Delapan dari antaranya berasal dari Eropa, enam dari Asia, dua dari Afrika, satu dari Amerika Utara, dan empat dari Amerika Tengah dan Latin.
Kardinal pertama
Menariknya, satu dari enam penerima topi merah (menunjukkan ciri khas seragam Kardinal) dari Asia adalah Virgilio Do Carmo Da Silva, S.D.B.
Penunjukkan Virgilio adalah kabar sukacita bagi umat Katolik Timor Leste. Ia akan menjadi kardinal pertama negara tetangga itu setelah berpisah dari Indonesia pada 20 Mei 2002.
Menukil Katolikpedia.id (30/5/2022), Virgilio merupakan putra asli Timor Leste. Kelahiran Venilale, 27 November 1967, ditahbiskan menjadi imam pada 18 Desember 1998.
Ia menggantikan Mgr Alberto Ricardo da Silva yang wafat karena kanker otak pada 2 April 2015.