Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

"All Indonesian Final" Ganda Putra, Thailand Kuasai Tunggal Putri, dan Emas Ganda Campuran Terbang ke Malaysia

21 Mei 2022   22:06 Diperbarui: 22 Mei 2022   01:34 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadwal final SEA Games 2021 dari nomor perorangan badminton: tournamentsoftware.com

Dari tujuh wakil Indonesia yang bertarung di semifinal badminton perorangan SEA Games 2021, hanya tiga yang melangkah ke partai final. Empat lainnya yang tersisih di Bac Giang Gymnasium, Sabtu (21/5/2022), hanya kebagian medali perunggu.

Hasil ini sungguh di luar dugaan. Setelah kehilangan medali emas di nomor beregu, Indonesia sebenarnya masih berpeluang untuk menebusnya di nomor perorangan.

Sayangnya, skenario meraih target tiga emas tidak berjalan sesuai harapan. Justru berakhir pilu. Para pemain dan sektor yang diharapkan bisa berbicara banyak di pesta olahraga tingkas Asia Tenggara ini malah bermain antiklimaks. Mirisnya, salah satu yang gugur menuju final adalah unggulan pertama dari sektor ganda campuran.

Target minimal tiga emas yang dipatok PBSI jelas tidak tercapai. Betapa tidak, menyambut final pada Minggu (22/5/2022), Indonesia hanya berpeluang meraih dua emas, dengan satu medali emas sudah dalam genggaman.

Kita mulai dengan cerita indah.

"All Indonesian Final" Ganda Putra

Indonesia menempatkan dua wakil ganda putra di partai pamungkas. Dua unggulan teratas sukses menjaga konsistensi dan status mereka. Pertemuan antara sesama rekan sepelatnas ini menjadi final impian, terutama bagi kontingen Merah Putih.

Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin membuka jalan ke final. Unggulan dua ini berhasil menghentikan wakil tuan rumah Tun c /Hng Nam Phm dalam pertandingan berdurasi 43 menit dengan skor akhir 22-20 21-16

Di atas kertas, The Babies, julukan Leo/Daniel jelas bukan lawan sepadan bagi wakil Vietnam itu. Sebab, peringkat dunia kedua pasangan bak langit dan bumi. The Babies mulai merangsek ke 20 besar (saat ini berada di posisi 23 BWF), lawannya masih berkutat di luar lingkaran 300 BWF.

Namun demikian, bermain di hadapan pendukung sendiri dan mendapat sokongan dari fan yang memadati Bac Giang Gymnasium, Tuan/Hong sempat memberi perlawanan ketat di set pertama.

Namun, The Babies tetap menunjukkan keunggulan mereka mulai dari kecepatan, kekuatan smes, akurasi dan variasi pukulan, serta pertahanan yang solid.

Selanjutnya, giliran unggulan teratas, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan yang memastikan "all Indonesian final" di ganda putra setelah melewati pertandingan nyaris satu jam menghadapi Hee Yong Kai Terry/Loh Kean Hean.

Pram/Yere yang merupakan juara Asia 2022 dipaksa bermain rubber game oleh unggulan empat itu sebelum mengunci kemenangan 15-21 21-17 21-19.

Rivalitas sesama pemain muda membuat perebutan medali emas antara PraYer dan The Babies bakal berlangsung alot. Walau sesama kompatriot, mereka akan tetap berjuang maksimal untuk naik podium tertinggi.

Para penggemar badminton pun tetap dijamin menyaksikan pertarungan antara dua pasangan muda dengan kualitas yang sepadan.

Secara peringkat BWF tidak terpaut jauh. Begitu juga dalam catatan "head to head."

Pram/Yere yang kini berada di posisi 16 BWF kalah 1-2 dari The Babies. Pertemuan sebelumnya di Hylo Open 2021 dimenangi The Babies dengan straight set, 17-21 13-21.

Terlepas dari rivalitas di antara kedua pasangan masa depan Indonesia, hasil akhir akan tetap menguntungkan publik Tanah Air. Apa pun hasil akhirnya, Indonesia Raya akan tetap berkumandang.

Sektor ganda putra, yang selalu konsisten menyumbang prestasi di berbagai ajang, dipastikan menyumbang sekeping emas ke dalam pundi-pundi kontingan Merah Putih.

Hasil semifinal nomor perorangan SEA Games 2021: tournamentsoftware.com
Hasil semifinal nomor perorangan SEA Games 2021: tournamentsoftware.com

Peluang Apri/Fadia

Pasangan baru, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti menorehkan hasil impresif di turnamen perorangan, setelah belajar banyak dari nomor beregu.

Pasangan ganda putri yang merupakan hasil bongkar pasang ini berhasil melaju ke partai puncak usai menyingkirkan wakil Singapura, Insyirah Khan/Zhi Rui Bernice Lim.

Ganda anyar itu menang dua gim 21-10, 21-7 dalam tempo 31 menit. Secara peringkat, pasangan Negeri Singa itu masih merangkak dari 811 BWF.

Sementara Apri dan Fadia adalah sudah lebih dahulu diuji dan terbukti lebih berprestasi dengan pasangan sebelumnya. Misalnya, Apri adalah peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama seniornya, Greysia Polii.

Setelah menumbangkan unggulan pertama dari Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-15 dan 22-20 di babak perempat final, Apri/Fadia semakin percaya diri. Permainan mereka pun semakin padu.

Kini, pasangan baru itu selangkah lagi menorehkan prestasi sekaligus memberikan kado medali emas. Hanya saja, mereka harus menghadapi lawan tangguh dari Thailand, pasangan kakak-beradik, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard.

Aimsaard bersaudara belum mendapat perlawanan berarti sejauh ini. Di babak semifinal, keduanya menang mudah dari Cheah Yee See/Cheng Su Hui, 21-16, 21-6. Sebelum itu mereka mengakhiri perjalanan pasangan baru lainnya, Febby Valencia Dwijayanti Gani/Ribka Sugiarto, 17-21, 20-22.

Bagi Apri/Fadia duel menghadapi unggulan kedua itu krusial dan sarat makna. Kesempatan unjuk gigi demi emas bagi Indonesia.

Di sisi lain, kesempatan balas dendam atas kegagalan rekan sepelatnas yang disingkirkan Aimsaard bersaudara di babak delapan besar. Sekaligus menggagalkan harapan Benyapa/Nuntakarn mendapat emas kedua setelah berjaya di nomor beregu putri.

Apri/Fadia bisa belajar dari kegagalan Febby/Ribka untuk bermain lebih siap dan percaya diri menghadapi pasangan nomor 21 BWF.

Kita berharap, Apri/Fadia bisa mencapai klimaks.

Melayang ke Malaysia

Seperti disinggung di awal, pil pahit harus diterima sektor ganda campuran. Harapan mendapat tambahan medali emas tak tercapai. Padahal Indonesia memiliki atas Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang dijagokan di tempat pertama.

Pasangan ranking 19 BWF itu menyerah di tangan Chen Tang Jie/Peck Yen Wei usai bertarung tiga gim, 20-22, 21-13, 21-18.

Peringkat dunia pasangan Malaysia itu memang di belakang Rinov/Pitha. Namun, Chen/Peck yang kin berada di posisi 29 BWF memiliki catatan positif saat bertemu Rinov/Pitha.

Di pertemuan sebelumnya, sekaligus pertemuan pertama, di Taiwan Open 2018, wakil Negeri Jiran yang saat itu diunggulkan di posisi ketiga menang rubber game, 21-17 12-21 21-23.

Rupanya Chen/Peck memanfaatkan kondisi harapan ganda campuran PBSI itu yang sedang tidak konsisten dalam menjaga performa mereka.

Kekalahan Rinov/Pitha ternyata memotivasi pasangan Malaysia lainnya Hoo Pang Ron/Cheah Yee See yang bertanding kemudian menghadapi Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso.

Adnan/Mychelle yang dijagokan di tempat ketiga harus mengakui keunggulan unggulan dua setelah berjuang 65 menit, 18-21, 21-16, 21-17

Adnan/Mychelle, ranking 28 BWF, sebenarnya memiliki keunggulan dalam skor pertemuan. Dari tiga pertemuan sebelumnya, Adnan/Mychelle dua kali menang atas pasangan 23 BWF itu, termasuk pada pertemuan sebelumnya di Indonesia Masters 2019, 18-21 21-14 21-16.

Dengan hasil ini, "head to head" kedua pasang aitu menjadi sama kuat. Lebih penting dari itu, membuat Malaysia berpesta karena medali emas ganda campuran menjadi milik mereka.

Sementara, dua wakil Indonesia yang diharapkan bisa menyumbang emas, harus pulang dengan medali perunggu.

Dikuasai Thailand

Sebagaimana sudah ditunjukkan di nomor beregu putri, Thailand menjaga keunggulan mereka di nomor perorangan, terutama di tunggal putri. Final sesama pemain Thailand terjadi di sektor ini.

Pornpawee Chochuwong akan berhadapan dengan Phittayaporn Chaiwan untuk memperebutkan medali emas.

Sedihnya, kedua pemain Thailand itu lolos ke final usai menyingkirkan dua wakil Indonesia. Pornpawee yang menjadi unggulan pertama menyudahi perlawanan Putri Kusuma Wardani, 21-16, 21-9 dalam waktu 43 menit.

Sementara itu, senior Putri KW, Gregoria Mariska menjadi "korban" dari Phittayaporn Chaiwan, 18-21, 15-21.

Para pemain Thailand menunjukkan perbedaan kualitas dengan para pemain utama Indonesia. Kemenangan dua gim menunjukkan sektor tunggal putri Indonesia harus bekerja lebih keras untuk bisa mengejar Negeri Gajah Putih itu.

Putri dua kali bertemu Pornpawee di SEA Games kali ini. Pertemuan sebelumnya di final nomor beregu. Saat itu, Putri, ranking 51 BWF, menyerah 16-21, 20-22 dari pemain ranking 10 BWF itu.

Jorji versus Phittayaporn malah sudah empat kali bertemu. Sebelum pertemuan keempat ini, Jorji selalu menang. Pertemuan sebelumnya berlangsung lima tahun lalu di level junior. Kala itu, Jorji yang menjadi unggulan pertama menang 21-11 dan 21-14 atas Phittayaporn yang menjadi unggulan kedua.

Setelah itu nasib Jorji dan Phittayaporn seperti bertukar tempat. Jorji menunjukkan penurunan saat naik ke kelas utama. Sementara, Phittayaporn justru semakin berkembang.

Hal ini terlihat dari penampilan keduanya di pertemuan keempat ini dengan durasi 35 menit. Phittayaporn seperti menunjukkan peringkat dunianya saat ini yang jauh lebih baik dari Jorji.

Jorji dan Putri KW gagal menyumbang medali emas. Keduanya hanya sanggup mempersembahkan perunggu. Bagi Jorji ini mengulangi pencapaiannya di SEA Games Malaysia 2017 silam.

Final ideal

Final idaman terjadi di nomor tunggal putra. Dua unggulan teratas dari dua negara berbeda akan saling berhadapan.

Loh Kean Yew menghadapi Kunlavut Vitidsarn akan menutup pertandingan cabang badminton. Sajian yang sayang untuk dilewatkan. Pertarungan antara dua pemain tunggal putra yang sedang menanjak.

Loh yang merupakan juara dunia 2021 menempati unggulan pertama. Sementara, View di posisi kedua. Rekor pertemuan mereka dalam dua pertemuan sebelumnya imbang. Pertemuan terakhir di Thailand Open 2021 menjadi milik View dengan skor 21-14 16-21 10-21.

Jelas, duel ini bakal menjadi sajian penutup yang diimpikan tidak hanya oleh kedua pendukung, tetapi juga penggemar badminton dunia.

Kita akan melihat persaingan mereka memperebutkan medali emas. Loh adalah harapan Singapura untuk mendapat medali emas satu-satunya dari cabor badminton SEA Games kali ini.

Sementara, View adalah potensi emas ketiga dari sektor perorangan, sekaligus kelima secara keseluruhan bagi tim Thailand.

Bila itu terjadi, maka Thailand akan keluar sebagai juara umum serentak menunjukkan dominasinya di ajang multievent tingkat ASEAN ini. Penampilan mereka jauh lebih baik dari tim Indonesia yang datang dengan target minimal tiga emas, tetapi hanya berpeluang meraih dua emas.

Jadwal final SEA Games 2021 dari nomor perorangan badminton: tournamentsoftware.com
Jadwal final SEA Games 2021 dari nomor perorangan badminton: tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun