Selain memiliki ranking dunia lebih baik, The Daddies juga mempunyai catatan sempurna saat menghadapi pasangan yang kini berada di urutan 9 BWF itu. The Daddies tak pernah kalah dalam enam perjumpaan sebelumnya dengan All England 2022 sebagai pertemuan terkini yang berakhir 21-15 dan 22-20.
Dengan demikian, pasangan Denmark itu "pecah telur" kemenangan sekaligus memutus rantai dominasi The Daddies. Bisa dimaklumi, bila performa The Daddies tak selalu konsisten di setiap turnamen. Faktor usia menjadi pemicu yang tak bisa dielak dan terlihat ketika harus berduel dengan pasangan-pasangan muda yang memiliki kecepatan, pukulan yang keras, dan pertahanan yang rapat.
Harapan semata wayang
Kini Indonesia berharap pada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Situasi ini berbeda dengan Malaysia misalnya, yang masih menyisahkan empat wakil dengan satu tiket final sudah di tangan.
Lee Zii Jia akan terlibat "perang saudara" dengan Daren Liew, pemain ranking 34 BWF yang di babak delapan besar menyudahi perlawanan pemain 26 tahun dari China, Zhao Jun Peng dalam tempo nyaris satu jam, 21-10 19-21 21-19.
Pemenang di laga tersebut akan menghadapi pemenang pertemuan dua pemain muda, Kodai Naraoka dari Jepang versus Li Shi Feng asal China. Usia yang tidak terpaut jauh dengan Li dua tahun lebih tua dari Kodai, peringkat dunia yang berkejaran (48 dan 49), dan skor "head to head" yang masih ketat (2-1 untuk Kodai) maka duel ini sungguh layak dinanti.
Wakil semata wayang Indonesia itu lolos ke empat besar setelah mengakhiri perlawanan pasangan Jepang, Keiichiro Matsui/Yoshinori Takeuchi dalam pertarungan tiga gim 21-14 19-21 21-4 dalam waktu 49 menit.
Fajar/Rian memang lebih diunggulkan dari pasangan Negeri Sakura itu. Fajar/Rian memiliki ranking dunia yang jauh lebih tinggi. Posisi tujuh BWF berbanding 31 BWF.
Juara Swiss Open 2022 itu akan menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Minggu (21/5/2022) siang WIB. Bisa dijamin, duel ini akan berlangsung sengit.
Peringkat dunia kedua pasangan bertetangga negara itu tidak terpaut jauh. Hal mana merefleksikan performa mereka yang berada dalam level yang hampir sama.