Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Belajar dari Kegagalan Tim Putra, Gregoria Mariska cs Harus Berbenah Bila Tak Ingin Emas Dikuasai Thailand

17 Mei 2022   20:55 Diperbarui: 18 Mei 2022   09:37 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska Tunjung gagal sumbang poin menghadapi Vietnam di semifinal SEA Games 2021: Dok. PBSI via Kompas.com

Babak semifinal cabang olahraga bulu tangkis beregu SEA Games 2021 baru saja usai, Selasa (17/5/2022) malam WIB. Nasib berbeda dialami tim putra dan putri Indonesia.

Langkah tim putra Indonesia menuju partai final dijegal tim Thailand. Bertanding di Bac Giang Gymnasium, skuad Merah Putih takluk dengan skor ketat, 2-3.

Pupusnya harapan Indonesia meraih emas tidak lepas dari hasil minor yang diraih tiga tunggal putra yang diturunkan di laga ini. Chicho Aura Dwi Wardoyo, Christian Adinata, dan Bobby Setiadi.

Chicho yang juga bertindak sebagai kapten tim putra tak bisa berbuat banyak saat menghadapi tunggal nomor satu Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Chicho takluk straight set 14-21 dan 14-21 dari lawannya yang berada di ranking 18 BWF.

Kegagalan pemain Indonesia yang kini berada di posisi 44 BWF, tak berhasil ditebus Christian Adinata yang turun di partai ketiga menghadapi Sitthikom Thammasin.

Secara peringkat, Christian jauh tertinggal. Christian yang menempati ranking 156 BWF menyerah dua gim dari lawannya yang berada di posisi 30 BWF, 11-21 12-21.

Hasil negatif Christian membuat Thailand memimpin 2-1 setelah sebelumnya Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan sempat membuat skor sama kuat.

Pasangan ranking 16 BWF yang juga jawara Badminton Asia Championship 2022 itu harus melewati pertarungan melelahkan selama lebih dari satu jam menghadapi pasangan nomor 196 BWF, Chaloempon Charenkitamorn/Nanthakarn Yordpaisong, dengan skor akhir 21-16 12-21 21-16.

Pasangan Indonesia yang berada di ranking 23 BWF, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin kembali membuat skor imbang usai menang mudah dalam waktu 33 menit atas Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul yang berada di luar lingkaran 1000-an BWF, 21-8 21-13.

Sayangnya, harapan Indonesia, Bobby Setiadi tak mampu menyumbang kemenangan di partai kelima. Pemain ranking 320 BWF itu  juga tak berbuat banyak.

Kekalahan Bobby cukup disesali. Sebab, lawannya Panitchaphon Teeraratsakul memiliki peringkat BWF jauh di belakang Bobby. Lawannya yang berada di peringkat 545 BWF itu justru berhasil mengunci kemenangan 18-21, 19-21 sekaligus mengantar tim putra Thailand ke partai final.

Tim putra Indonesia pun kebagian medali perunggu, bersama Singapura yang takluk 2-3 dari Malaysia. Dengan demikian, medali emas akan diperebutkan oleh Malaysia dan Thailand.

Prediksi saya, Thailand lebih berpeluang meraih podium tertinggi. Tidak hanya di sektor putra, di tim putri pun demikian.

Apakah tim putri Indonesia bisa menebus kegagalan tim putra dan "balas dendam" pada tim putri Negeri Gajah Putih?

Berbenah

Berkaca dari penampilan tim putra dan penampilan tim putri di babak semifinal menghadapi tuan rumah Vietnam hari ini, ada sejumlah hal yang patut diperbaiki Jorji cs bila tidak ingin kehilangan peluang meraih medali emas.

Salah satunya adalah penampilan tunggal putri pertama, Gregoria Mariska Tunjung. Sebagai tunggal putri Indonesia dengan peringkat BWF tertinggi, pemain yang karib disapa Jorji itu justru takluk dari pemain tuan rumah Nguyen Thuy Linh.

Jorji, ranking 30 takluk dari lawannya yang berada di ranking 58 BWF dalam pertarungan rubber game berdurasi 1 jam dan 3 menit dengan skor akhir, 14-21 21-17 21-16.

Pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah yang diharapkan menjadi ujung tombak penyumbang poin pertama tak bisa mengatasi tekanan lawan dan bermain konsisten.

Di partai final, Rabu (18/5/2022), Jorji, 22 tahun, akan menghadapi Pornpawee Chochuwong yang memiliki ranking dunia lebih tinggi dan saat ini sudah menjadi salah satu pemain muda top. Di babak semifinal hari ini, Pornpawee menunjukkan kualitasnya dengan menang mudah atas Yeo Jia Min dari Singapura, 21-17 21-13.

Jorji harus membenahi sejumlah kekurangan mulai dari menekan kesalahan sendiri seminimal mungkin, meningkatkan variasi pukulan, hingga mempertebal mental dan kepercayaan diri. Ia akan meladeni sesama pemain muda yang terkenal ulet dan memiliki pukulan berbahaya itu.

Kita berharap Jorji bisa menebus kegagalan di semifinal dengan mempersembahkan kemenangan bagi Merah Putih.

Selain itu, sektor ganda Indonesia akan menghadapi lawan yang tidak mudah. Thailand juga mengirim ganda terbaiknya, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.

Pasangan nomor delapan BWF itu akan menjadi ujian berat bagi Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang di babak semifinal tanpa kesulitan mengalahkan Pham Thi Khanh/Van Anh Than, 3-21, 9-21

Apri/Siti yang belum lama dipasangkan sehingga belum memiliki ranking BWF akan menjadikan pertandingan ini sebagai momen pembuktian. Apakah memang "perjodohan" keduanya tepat adanya sehingga kepada mereka kita bisa menaruh harapan lebih di masa depan?

Thailand juga memiliki ganda kedua dengan kualitas tak kalah bagus. Pasangan kakak-beradik, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard yang kini berada di ranking 28 BWF bakal meladeni pasangan baru PBSI lainnya, Febby Valencia Dwijayanti Gani/Ribka Sugiarto.

Seperti Apri/Siti, Febby/Ribka juga mengantongi kemenangan telak atas Thi Hoai Do/Nhu Thao Pham, 13-21, 14-21, di babak empat besar.

Pertandingan ini menjadi pemanasan bagi pasangan baru Merah Putih saat menghadapi lawannya yang sudah lebih mapan karena lebih lama menjadi pasangan reguler dan sudah teruji di berbagai kompetisi.

Selain mengharapkan kebangkitan Jorji dan performa yang semakin membaik dari para pemain ganda, Putri Kusuma Wardani yang bermain tiga gim saat menghadapi Thi Trang (B) Vu, 19-21, 21-16, 15-21 dan Stephanie Widjaja yang sudah dijadwalkan menghadapi Thi Anh Thu Vu tetapi partai tersebut tidak dimainkan, bisa bermain gemilang.

Keduanya berpeluang menghadapi Phittayaporn Chaiwan yang menang dua gim 21-15 23-21 atas Insyirah Khan di semifinal dan Supanida Katethong yang tidak perlu bertanding di babak sebelumnya.

Di atas kertas, tim Thailand lebih diunggulkan. Ranking dunia para pemain mereka lebih baik dari anggota tim Indonesia.

Pornpawee, Pittayaporn, dan Supanida memiliki ranking BWF yang jauh lebih tinggi dari para pemain muda Indonesia. Dua tunggal putri pelapis di atas berada di peringkat 21 dan 26. Selain Jorji yang berada di 30 besar, Putri KW masih berada di luar lingkaran 50 BWF, dan Stephanie Widjaja masih merangkak dari peringkat 217 BWF.

Begitu juga di sektor ganda. Selain memiliki peringkat dunia lebih tinggi, mereka juga sudah menjadi pasangan reguler lebih lama dari para pemain Indonesia.

Semoga posisi ranking dunia yang kurang menguntungkan tidak membuat semangat para srikandi muda Merah Putih ciut. Sebaliknya, mereka bisa bermain lepas dan kian termotivasi membuat kejutan.

Sudah banyak contoh, ranking dunia tidak selalu berbanding lurus dengan hasil akhir. Semoga di partai final beregu putri, tim putri Indonesia kembali membuktikannya demi mewujudkan target tiga medali emas dari cabor badminton kali ini, sekaligus menggagalkan kans Thailand mengawinkan emas beregu putra dan putri.

Selamat berjuang Jorji dan kawan-kawan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun