Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ketika Cinta dan Prestasi Mathias Boe Tertambat di Anak Benua

16 Mei 2022   09:57 Diperbarui: 16 Mei 2022   22:35 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sosok yang mencuri perhatian dari kubu India adalah Mathias Boe. Pria yang kini berusa 41 tahun itu adalah sosok yang tidak asing lagi bagi jagad bulu tangkis dunia. Eks ganda nomor satu dunia bersama Carsten Mogensen, peraih perak Olimpiade 2012, jawara All England 2011 dan 2015, dan masih banyak lagi.

Di Piala Thomas kali ini, Boe selalu mendampingi Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Ya, dia adalah pelatih ganda putra dengan tugas khusus mendampingi pasangan India itu.

Boe menggantikan pelatih asal Malaysia, Tan Kim Her yang menolak perpanjangan kontrak karena alasan pribadi. Sebagai gantinya, Boe mengemban tugas sejak sebelum Olimpiade Tokyo 2020 dan dibebani target hingga sejumlah event besar di tahun ini, mulai dari Kejuaraan Asia, hingga Asian Games Hangzhou.

Boe melanjutkan pekerjaan para pendahulunya untuk memoles para pemain ganda India. Puncaknya terjadi di Piala Thomas 2022. Melewati tim-tim unggulan seperti Malaysia, Denmark, hingga Indonesia dengan kemenangan yang juga disumbangkan sektor yang ditanganinya.

Untuk menjaga profesionalismenya, Boe pun harus melihat negara asalnya dan tim yang sebelumnya selalu dibela dan ingin ia beri gelar pula, tertunduk lesu. Boe harus rela melihat Denmark terjungkal di tangan anak asuhnya.

Langkah Denmark yang mencetak kemenangan dramatis 3-2 atas India ditandai oleh penampilan Rankireddy/Chirag Shetty yang mampu menjegal Kim Astrup/Mathias Christiansen meraih kemenangan meski lima kali meraih "match point."

Pasangan ranking 8 BWF itu akhirnya sukses memutus laju poin Denmark berkat kemenangan atas pasangan gado-gado Kim Astrup/Mathias Christiansen, 21-18 21-23 22-20, dalam pertarungan lebih dari satu jam.

Walau ganda kedua, Krishna Prasad Garaga/Vishnuvardhan Goud Panjala menyerah mudah dari Andes Skaarup Rasmussen/Frederik Sogaard, 14-21 dan 13-21, penampilan fenomenal HS Prannoy akhirnya menjadi pembeda.

Dengan menahan rasa sakit karena masalah pada pergelangan kaki kirinya sejak awal pertandingan, Prannoy bisa merebut kemenangan atas Rasmus Gemke, 13-21 21-9 21-12, dalam tempo 1 jam dan 13 menit.

Itulah momen bersejarah bagi India. Pertama kali lolos ke final, melampaui prestasi jauh sebelum Piala Thomas tampil dalam format baru, pada era 1950-an, dengan dua kesempatan.

Campur tangan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun