Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

3 Momen Antiklimaks Indonesia, India Ukir Sejarah Pertama Kali Juara Piala Thomas

15 Mei 2022   17:58 Diperbarui: 15 Mei 2022   19:33 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Euforia Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty usai mengalahkan Ahsan/Kevin Sanjaya di final Piala Thomas 2022: ANTARA FOTO/M HIDAYAT via Kompas.com

Indonesia, juara bertahan sekaligus pemegang gelar terbanyak di ajang Piala Thomas, mengalami antiklimaks dalam upaya mempertahankan gelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand (15/5/2022) siang hingga petang WIB.

Pemilik 14 gelar tak bisa mengulangi kegemilangan saat mencukur China 0-3 di perempat final atau memenangi duel menghadapi Jepang di semifinal yang sangat menguras tenaga dan emosi.

Tidak ada pengulangan seperti final edisi sebelumnya di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Oktober 2021, kala menggasak China 3-0. Justru India membuat Indonesia mengalami nasib seperti China kurang dari setahun lalu.

Kemenangan India yang diraih jauh dari tujuh jam, tidak seperti kala tim putri Korea Selatan merebut mahkota dari sang juara bertahan sekaligus "ratu" Piala Uber dengan 15 gelar, sehari sebelumnya.

India, memanfaatkan statusnya yang kurang diunggulkan untuk menggapai klimaks, melampaui catatan terbaik dua kali nyaris menggapai final, saat Piala Thomas masih dalam bentuk awal, di era 1950-an.

Berkekuatan para pemain muda yang tengah naik daun, serta pemain senior yang masih menghuni jajaran elite, tim dari Asia Selatan itu berhasil merengkuh trofi turnamen beregu putra itu dari tim Merah Putih. Pencapaian fenomenal, pertama kali dalam sejarah bulu tangkis Negara Anak Benua itu.

Apakah India memang pantas menjadi juara di turnamen yang mulai dipertandingkan sejak 1949 itu? Lantas, mengapa Indonesia kali ini mengalami nasib seperti enam kesempatan sebelumnya (1967, 1982, 1986, 1992, 2010, dan 2016?

India (atas) menjadi juara dan Indonesia (bawah) adalah runner-up Piala Thomas 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk
India (atas) menjadi juara dan Indonesia (bawah) adalah runner-up Piala Thomas 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk

Pertama, kebangkitan Lakshya Sen, Ginting tak konsisten

Ginting menjadi ujung tombak skuad Merah Putih kala menghadapi Lakshya Sen. Peringkat dunia Ginting lebih baik, tetapi Lakshya memiliki modal kemenangan di pertemuan pertama mereka di German Open 2022 dengan skor telak 7-21 9-21.

Ginting mengawali pertemuan kedua dengan percaya diri. Ia mampu merebut dua poin pertama. Namun, lawannya yang berperingkat 9 BWF bisa mengejar. Ginting yang memiliki kecepatan dan smes keras juga memperagakan kemampuannya dalam mengirim dropshot menyilang.

Selain itu, permainan net ciamik, memberinya keunggulan 6-4. Keraguan yang menyergap pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu membuat skor identik.

Ginting terlihat lebih menikmati pertandingan. Tidak seperti saat tampil di babak penyisihan grup yang berakhir dengan "hat-trick" kekalahan sejak dikalahkan pemain Singapura, Loh Kean Yew, 13-21 dan 14-21 di laga pertama, berlanjut takluk dari Kunlavut Vitidsarn asal Thailand, 12-21, 21-15, 9-21 hingga menyerah 16-21, 21-15, 14-21 dari Heo Kwanghee saat menghadapi Korea dalam perebutan status jawara Grup A.

Dua kemenangan penting di babak gugur membuat Ginting kembali mendapatkan kepercayaan diri. Menaklukkan Zhao Jun Peng asal China, 21-12,25-27, dan 21-17 di babak perempat final dan mengandaskan mantan nomor satu BWF, Kento Momota, 21-13 14-21 21-12 dua hari sebelumnya adalah modal berharga bagi pemain ranking 5 BWF.

Ginting terus menjaga performa hingga interval gim pertama, 11-7. Ginting terus menjauh dengan kombinasi serangan yang ciamik. Smes keras mematikan dan netting menyilang Ginting membuat kendali permainan sepenuhnya ada di tangan Ginting.

Ginting mampu mengontrol permainan dan membuat lawannya harus jatuh-bangun. Keunggulan 18-7 terlalu jauh untuk dikejar. Gim pertama pun menjadi milik Ginting, 21-8.

Penampilan memukau Ginting di gim pertama diharapkan berlanjut di set kedua. Konsistensi Ginting diuji.

Apa yang kemudian terjadi? Apakah Ginting kembali meredam juara India Open 2022 dan runner-up All England 2022 itu?

Lakshya mengubah pola. Ia berani menekan. Meningkatkan agresivitas sambil merapatkan pertahanan ternyata membuahkan hasil. Terbukti, pemain 20 tahun itu bisa memimpin 4-2, lalu 6-3.

Menghadapi para pemain top seperti Lee Zii Jia dan Viktor Axelsen di laga sebelumnya cukup memberi Lakhsya tambahan pengalaman dan pembelajaran. Mentalnya makin kuat untuk menghadapi tekanan. Lakshya terus memimpin hingga interval, 11-7. Ginting berusaha mengejar dengan meladeni reli-reli panjang. Namun, hanya mampu bertahan hingga angka 17 saat Lakhsya merebut gim kedua.

Ginting tidak ingin Lakshya memanfaatkan momentum kemenangan di set kedua. Peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu kembali memperagakan kemampuannya: kecepatan, smes keras, permainan depan akurat, dan penempatan-penempatan kok ke sisi sulit.

Ginting merebut dua poin awal. Ia terus memimpin 5-1, 7-3, hingga 11-7 saat jeda interval. Beberapa smes keras Ginting kerap keluar dari bidang permainan lawan. Lakshya juga bisa mengantisipasi pukulan keras Ginting dan membalas dengan smes silang akurat. Lakshya pun mampu menyamakan kedudukan 12-12.

Kondisi ini membuat Lakshya mendapatkan momentum. Ia pun berbalik memimpin dengan keunggulan 13-15 lalu 14-18.

Smes keras Ginting gagal diantisipasi Lakshya dengan sempurna sehingga membuat skor menjadi 15-18. Unggul tiga angka Lakshya terus memimpin hingga menutup pertandingan dengan kemenangan 21-8 17-21 16-21.

Lakshya kini unggul 2-0 atas Ginting. Ia berhasil bangkit untuk menyumbang poin pertama bagi India setelah gagal di tiga laga sebelumnya, masing-masing saat menghadapi Chou Tien Chen dari Taiwan, Lee Zii Jia, hingga Axelsen.

Dalam posisi berbeda, Ginting gagal menjaga konsistensi seperti saat mengalahkan Momota di semifinal dan penampilan apiknya di gim pembuka hari ini.

Kedua, Rankireddy/Chirag Shetty Menekan, Ahsan/Kevin kehilangan magis

Kekalahan Ginting usai bertarung 65 menit membuat Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo menanggung beban untuk menyamakan kedudukan saat menghadapi Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.

Ahsan/Kevin ternyata sudah pernah bertemu Rankireddy/Shetty. Itu terjadi di Badminton Asia Team Championship 2018. Saat itu, Ahsan/Kevin takluk rubber game, 21-18 18-21 22-24.

Dalam perjalanan waktu, Ahsan dan Kevin menuai kesuksesan bersama pasangan berbeda. Keduanya adalah bagian dari The Minions dan The Daddies yang memuncaki tangga ganda putra dunia.

"Bercerai" dari pasangan yang sudah meraih berbagai gelar karena sejumlah alasan, Ahsan/Kevin harus membalas kekalahan mereka atas Rankireddy/Shetty yang kini berada di delapan besar BWF.

Ahsan/Kevin kemudian menjawab kepercayaan tim Indonesia. Mengawali pertandingan dengan persaingan ketat, keduanya pun bisa mengunci kemenangan gim pertama.

Memang tidak mudah mengalahkan wakil India yang memiliki keunggulan postur tubuh itu. Selain itu, mereka lebih padu karena berpasangan sejak belum menjadi pasangan elite dunia.

Walau menjadi pasangan gado-gado, Ahsan/Kevin menunjukkan tren positif. Kemenangan dramatis atas pasangan Jepang, Takuro Hoki / Yugo Kobayashi di partai kedua babak semifinal menjadi bukti.

Di balik skor 22-20, 8-21, dan 24-22 terdapat cerita tentang kualitas dan semangat pantang menyerah seperti ditunjukkan di gim pertama. Mereka mampu mengejar ketertinggalan 7-17 dan berbalik merebut kemenangan.  Begitu juga kemenangan di set penentuan melalui skenario yang menegangkan: memimpin 20-17, pasangan Jepang berhasil menyamakan kedudukan, 20-20, dan Ahsan/Kevin sukses merebut dua poin kemenangan.

Kevin/Ahsan lebih dahulu merebut poin pertama di set kedua. Namun, Rankireddy/Shetty berhasil mengubah kedudukan, 2-3, 4-7, 5-9, hingga 6-11.

Kesabaran Kevin/Ahsan dan semangat juang yang terus membara membuat mereka bisa mengejar ketertinggalan, 14-14, dan berbalik memimpin 15-14, lantas menutup gim pertama, 21-18.

Di dua set berikutnya Rankireddy/Shetty tidak hanya memberikan persaingan ketat, tetapi mampu memberikan tekanan balik kepada Ahsan/Kevin.

Memang, di laga ini, soliditas Ahsan/Kevin tak seperti di babak sebelumnya. Keduanya kehilangan magis untuk mengakhiri pertandingan dalam dua gim. Stamina Ahsan yang sudah tak muda lagi benar-benar terkuras. Menjalani dua laga yang sangat menyedot energi dengan hanya jeda sehari tetap menjadi tantangan tersendiri bagi pemain senior itu.

Sementara itu, Rankireddy/Shetty mampu memanfaatkan keunggulan timnya untuk bermain lepas. Saat menginjak poin krusial di akhir set ketiga, keduanya sempat melakukan "provokasi" dengan mencoba memperlambat pertandingan hingga wasit harus mengeluarkan kartu kuning.

Strategi yang kurang sportif itu terbukti berdampak positif bagi keduanya. Ahsan/Kevin tak berhasil menghindari lawannya menutup duel lebih dari satu jam itu dengan kemenangan rubber  game, 21-18, 21-23, 19-21.

Ketiga, Jojo tak bisa atasi tekanan

Tertinggal 0-2, Jojo menjadi harapan untuk memutus laju India. Beban bertambah berat lantaran pemain kelahiran Jakarta itu gagal menyumbang angka saat menghadapi Kenta Nishimoto di semifinal.

Jojo pun bukan Nishimoto yang sanggup menggagalkan kemenangan Indonesia lebih awal hingga harus terlibat pertarungan hingga partai kelima.

Jojo menghadapi Kidami Srikanth, pemain senior 29 tahun yang kini berada di ranking 11 BWF. Jojo dengan ranking BWF tiga tangga di depan Srikanth, diunggulkan juga oleh rekor "head to head."

Jojo menang lima kali dari sembilan pertemuan. Pertemuan terakhir di Korea Open 2022 menjadi milik Jojo usai mengunci kemenangan dalam dua gim, 21-19 dan 21-16.

Namun, pertandingan ini membuktikan ranking dunia dan catatan perjumpaan bukan patokan. Jojo yang berada dalam posisi superior dalam dua hal itu, justru harus menelan pil pahit.

Pertandingan gim pertama sepenuhnya dikuasai Srikanth. Duel sengit sempat terjadi di set kedua. Jojo hampir saja memaksa pertandingan berlangsung ke gim ketiga seandainya mampu memanfaatkan keunggulan.

Ternyata, semangat Srikanth semakin berkobar. Ia bisa meladeni keuletan dan upaya Jojo untuk mengurangi kesalahan hingga bisa merebut dua poin kemenangan di set yang sungguh mengocok adrenalin para penggemar di Tanah Air.

Tidak ada keajaiban. Tidak ada kesempatan bagi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Shesar Hiren Rhustavito untuk coba membendung. India pun berpesta dengan skor meyakinkan. Pencapaian yang tidak bisa tidak diganjari selamat.

Tetap semangat dan comeback stronger para pangeran Merah Putih di China, dua tahun mendatang!

Hasil final Piala Thomas 2022: tournamentwoftware.com
Hasil final Piala Thomas 2022: tournamentwoftware.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun