Dibanding kontestan lain, kekuatan Indonesia di nomor ganda nyaris tak terbendung. Banyaknya opsi di sektor ini membuat beberapa pasangan bisa diterjunkan di ajang berbeda dan memikul target tinggi.
Selain The Daddies dan FajRi, Bagas/Fikri bisa memikul tanggung jawab untuk memberi poin bagi Indonesia. Belum ada pasangan Thailand dan Singapura yang mencuri perhatian seperti Bagas/Fikri.
Apalagi beberapa pemain Thailand yang menjadi spesialis di nomor ganda seperti Dechapol Puavaranukroh, Supak Jomkoh dan Kedren Kittinupong tidak masuk dalam tim Piala Thomas sehingga membuat langkah Indonesia kian mulus.
Begitu juga Korea Selatan. Kombinasi baru Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae yang menjuarai Korea Open belum lama ini berpotensi menyulitkan. Namun bukan ancaman berarti.
Tantangan Indonesia justru berada di nomor tunggal. Korea akan mengandalkan Jeon Hyeok Jin yang menjuarai Korea Masters, Kunlavut Vitidsarn menjadi harapan Thailand, dan Singapura akan dipimpin juara dunia, Loh Kean Yew.
Performa tunggal putra setahun terakhir kurang konsisten. Hanya Jonatan Christie yang mampu menjaga konsistensi dengan mencapai tiga final beruntun yakni Swiss Open, Korea Open, dan Kejuaraan Asia 2022 di Manila.Â
Di Swiss Open Super 300 Jojo keluar sebagai pemenang, mengalahkan bintang muda India, Prannoy H.S. Sementara di dua turnamen berikutnya, Korea Open Super 500 dan Kejuaraan Asia yang selevel Super 1000, Jojo antiklimaks setelah ditaklukkan Weng Hongyang dari China dan Lee Zii Jia, andalan Malaysia.
Tidak seperti Jojo, pemain berperingkat delapan BWF, situasi berbeda justru ditunjukkan Anthony Ginting. Tunggal putra Indonesia berperingkat 5 BWF atau tertinggi dibanding para kompatriotnya justru menunjukkan grafik penurunan. Begitu juga Shesar Vito yang belum mampu mencuri perhatian dengan prestasi di tahun ini.
PBSI tentu akan berpikir untuk tidak menurunkan Ginting sebagai tunggal pertama. Tanggung jawab sebagai juru serang penyumbang poin pertama justru diberikan kepada Jojo yang terbukti mampu menjaga nama baik sektor ini sejak awal tahun.
Untungnya, performa para pemain tunggal dari negara lain juga sedang goyah. Sebut saja, Loh Kean Yew. Ia gagal berprestasi di Kejuaraan Asia 2022, setelah disingkirkan Jojo di babak semifinal, 22-20, 23-21.
Namun, Singapura tidak memiliki banyak opsi. Kedalaman skuad Negeri Singa tak sekaya Indonesia. Loh, pemain ranking 10 BWF itu akan tetap memikul tanggung jawab besar sebagai tunggal pertama sekaligus pembuka jalan bagi rekan-rekannya.