Kedua pemain sempat mengalami masa sulit. Namun, Havertz dianggap mampu berjuang untuk membuktikan diri. Tidak demikian dengan Lukaku.
"Sangat buruk. Saya benar-benar ingin dia melakukannya dengan baik. Tim ini membutuhkan nomor sembilan," demikian kritik Hasselbaink melansir Dailymail.co.uk.
Terang lukaku memang terlihat kian meredup sejak kembali ke Stamford Bridge. Ia dibeli dengan harga tinggi, 98 juta poundsterling di musim panas lalu dari Inter Milan.
Ia pernah membela Chelsea sebelum hijrah ke Everton pada 2014. Ia seperti ditakdirkan untuk tidak bersinar di London Barat.
Kehadirannya diharapkan bisa membuat lini serang The Blues semakin tajam. Produktivitas tinggi saat berseragam Internazionale Milan dengan 64 gol dari 95 pertandingan diharapkan bisa menular bersama Si Biru.
Namun, harapan tersebut seperti bertepuk sebelah tangan. Ia baru mencetak lima gol sepanjang musim ini. Gol terakhir tercipta saat Chelsea diimbangi Brighton & Hove Albion, 1-1, akhir Desember 2021.
Minimnya kontribusi membuat Tuchel akhirnya lebih memberi kepercayaan kepada striker lain seperti Timo Werner dan Havertz. Ia lebih menjadi penghangat bangku cadangan, termasuk di momen-momen penting.
Apa yang memudar dari Lukaku? Tidak hanya ketajamannya, tetapi juga semangat dan daya juang.
Hasselbaink membandingkannya dengan Havertz yang rajin bergerilya ke segala sisi lapangan.
"Kemudian Anda melihat (Kai) Havertz masuk, dia masuk ke ruang, menginginkan bola, berlari ke kiri, kanan dan tengah, tidak semuanya keluar tetapi dia mencoba."
Penderitaan Berganda