Dalam hitung hari Persebaya Surabaya harus kehilangan lebih dari 10 pemain. Gelombang eksodus itu mulai menerjang skuat Bajul Ijo tak lama setelah musim Liga 1 2021/2022 berakhir.
Cukup banyak dari antaranya adalah pemain utama yang sukses mengantar tim yang lekat dengan "salam satu nyali" itu finis di posisi lima besar.
Empat legiun asing yakni Arsenio Valpoort, Taisei Marukawa, Bruno Moreira, dan Alie Sesay, ikut pergi. Beberapa dari antaranya menjadi tumpuan skuat Aji Santoso dalam melewati musim yang berat hingga mampu bersaing di papan atas.
Taisei misalnya berkontribusi 17 gol dan 10 asis. Bruno menyumbang tujuh gol dan tiga asis dalam 23 penampilan. Pemain asal Jepang dan Brasil itu menjadi andalan di kedua sayap Persebaya. Kepakan mereka di lapangan pertandingan begitu memikat. Taisei meninggalkan Persebaya dengan kenangan sebagai "Best Player of The Season."
Para pemain lokal seperti M Syaifuddin, Frank Rikhart Sokoy, dan Hambali Tholib, juga menyusul David Ariyanto, Johan Yoga, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Samsul Arif, Reva Adi Utama, dan Ady Setiawan.
Kepergian para pemain itu jelas mengundang tanda tanya. Selain kehilangan sejumlah pemain inti yang tampil ciamik, Persebaya pun tak meninggalkan satu pun pemain di posisi bek kiri. Frank Rikhart Sokoy menjadi bek kiri terakhir yang hijrah. Ia mengikuti jejak Reva Adi Utama, Ady Setiawan dan M Syaifuddin.
Apakah Persebaya memang sengaja "cuci gudang" atau ada faktor lain di baliknya?
Tanda tanya besar sempat meramaikan jagat media sosial. Ada yang menilai pihak Persebaya seakan tinggal diam dan tak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan mereka.
Komentar ini kemudian mendapat tanggapan dari pelatih Aji Santoso. Mantan pemain timnas Indonesia itu pun angkat bicara via kanal YouTube Persebaya untuk menjelaskan situasi yang sesungguhnya.