Ada petikan bagus yang berbunyi demikian. "Ramadan adalah bulan memberi dan rahmat, dan di dalamnya Allah memberkati orang-orang yang beriman dengan pengampunan dan diselamatkan dari api neraka. Oleh karena itu, siapa pun yang penyayang dan memberi di bulan Ramadan, Allah akan lebih Penyayang dan Memberi, dan akan melimpahkan kepadanya karunia dan berkah yang tak terhitung jumlahnya."
Salah satu rukun Islam adalah zakat. Rukun ketiga ini secara sederhana berarti berbagi dengan yang miskin dan berkekurangan. Dari pengertian etimologisnya, dengan berbagi ini kita menjadi "bersih" dan "suci."
Selain itu, ada yang disebut donasi dan sedekah. Berbagai sebutan itu kemudian bisa diserderhanakan menjadi berbagi atau beramal.
Saat ini banyak orang di berbagai daerah dan belahan dunia mengalami kelaparan. Bila kita berkelimpahan, sebagian dari antara kita mengalami situasi sebaliknya.
Saat puasa ini menjadi kesempatan untuk tidak hanya mengingat mereka yang tak seberuntung kita, tetapi juga menunjukkan empati dan solidaritas secara konkret. Â Keberpihakan kita tidak hanya terucap di bibir tetapi juga mewujud dalam tindakan berbagi secara nyata.
Kita percaya berbagi tidak pernah membuat kita berkekurangan. Berbagi tidak pernah sia-sia, terutama di mata Allah.
Beramal di era digital
Saat pandemi Covid-19 masih menjadi momok dengan pembatasan mobilitas dan interaksi sedemikian rupa, kemajuan teknologi sebenarnya memberikan jalan keluar.
Teknologi komunikasi dalam wujud telepon genggam misalnya sudah berkembang sangat pesat. Perangkat ini memungkinkan kita untuk memberi secara mudah. Dengan memecet tombol yang ada di genggaman, kita sudah bisa menunaikan panggilan sosial dan keagamaan tersebut.
Ada hal menarik soal telepon pintar. Perangkat ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Aneka aktivitas bisa dilakukan hanya dengan menggunakan satu perangkat.