Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Perjuangan Atlet di Bulan Ramadan, Siasat Mengejar Prestasi Para Pemeluk Teguh

6 April 2022   05:09 Diperbarui: 15 April 2022   21:07 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para atlet hampir memiliki cerita yang sama. Begitu juga bagi Muhammad Shohibul Fikri. Tandem Bagas Maulana yang baru saja menjadi jawara All England 2022 itu harus menunaikan panggilan agama di tengah agenda pertandingan Korea Open 2022.

Sejak sebelum bulan puasa dimulai, keduanya bersama kontingen Indonesia sudah berada di Negeri Ginseng. Mereka menghadapi turnamen badminton Super 500 yang dimulai pada 5 hingga 10 April nanti.

Menjalani hari-hari awal puasa di negeri orang tentu mendatangkan kesan tersendiri. "Suasana awal Ramadan di Korea seperti hari-hari biasa saja. Tidak seperti di Indonesia terdapat suasana khas bulan Ramadan," ungkap Fikri melansir siaran pers Humas PP PBSI, Minggu (3/4/2022).

FIkri tak bisa menikmati kebersamaan khas Ramadan di Tanah Air. Ia berada jauh dari keluarga dan orang terdekat. Sahur dan berbuka puasa dengan anggota tim Indonesia menjadi satu-satunay pengobat rindu.

Selain suasana berbeda mengingat Korea Selatan bukanlah negara dengan mayoritas penduduk muslim, Fikri harus beradaptasi dengan kehidupannya sebagai atlet.

"Kesulitannya, malamnya sebelum tidur kita harus membeli makanan dulu untuk persiapan sahur, tidak seperti di rumah atau di asrama yang sudah disediakan," akunya.

Suasana dan nuansa berbeda tentu memberi pengaruh tersendiri. Namun, sebagai atlet profesional ia harus berhadapan dengan tantangan yang lebih berat yakni harus bertanding dengan sejauh dapat tak sampai mengabaikan kewajiban berpuasa.

Sejauh ini Fikri tetap berpuasa di tengah padatnya jadwal latihan dan pertandingan. Hanya saja, ia harus bisa mengamati perkembangan kondisi tubuh. Ia bertekad agar puasanya tidak sampai terputus selama pertandingan jika keadaan memungkinkan.

Berpengaruh pada kinerja?

Demikian pertanyaan penting yang patut dikemukakan. Apakah berpuasa tidak akan mempengaruhi performa seorang atlet? Mampukah seorang atlet berprestasi di tengah situasi yang menantang itu?

Selain perlu merunut riwayat para atlet muslim yang mampu tampil konsisten dan bisa mengukir prestasi dengan tanpa alpa berpuasa sebagai bukti, perlu kiranya kita mengacu pada penelitian tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun