Sudah banyak bukti status unggulan tak menggaransi kemenangan, apalagi gelar juara. Kejutan selalu terjadi. Namun, ada faktor lain yang membuat Ginting pantas dijagokan kali ini.
Selain status unggulan pertama, Ginting juga termotivasi oleh faktor-faktor non-teknis. Kritikan publik dan para pengamat yang menyoroti sepak terjang tunggal putra belakangan ini menjadi pemacu bagi Ginting untuk menjawabnya dengan prestasi.
Jojo yang mendapat kritikan paling pedas dari legenda hidup badminton Indonesia, Rudy Hartono sudah menjawabnya dengan gelar Swiss Open 2022. Jojo membuktikan bahwa kritikan tak selamanya pil pahit yang mematikan, tetapi bisa menjadi vitamin yang memompa semangat.
Begitu juga Ginting. Belum juga meraih gelar di tahun ini, bahkan sejak merebut medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, membuat Ginting kian terpacu. Apalagi kompatriotnya, rekan sepelatnas sudah "pecah telur" gelar tahun ini. Bila Jojo bisa, maka Ginting pun mampu.
3. Undian menguntungkan
Ginting menempati pool atas dalam bagan undian. Ia berada di jalur berbeda dengan Jojo hingga babak semifinal.
Di pertandingan pertama, Ginting akan menghadapi Lucas Claerbout dari Prancis. Di atas kertas, Ginting bukan tandingan bagi Lucas yang kini berada di peringkat 67 BWF.
Kedua pemain sudah sekali bertemu. Hanya saja, pertemuan itu terjadi beberapa tahun silam di babak kualifikasi French Open 2016. Kala itu, Ginting menang straight set, 21-16 dan 21-19.
Bila mampu melewati hadangan pertama, maka langkah Ginting bakal mudah di laga kedua. Ia akan menghadapi pemenang dari dua pemain non unggulan yakni Kim Bruun versus Victor Svendsen dari Denmark.
Ginting baru mendapat tantangan di babak perempat final. Lakshya Sen yang sedang dalam performa positif berpeluang menantang Ginting. Itu pun bila unggulan keenam dari India itu bisa melewati hadangan Choi Ji Hoon dari Korea di pertandingan pertama, serta pemenang antara Shesar Vito kontra Sitthikom Thammasin.