Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Gelar Juara Putri KW dan Angin Segar Regenerasi dari Orleans Masters 2022

4 April 2022   05:05 Diperbarui: 4 April 2022   06:09 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rehan/Lisa (kiri) menjadi runner-up Orleans Masters 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk

Dari level kompetisi, Orleans Masters bukanlah turnamen badminton papan atas. Berlevel Super 100, gengsi turnamen ini jauh di bawah dua turnamen yang digelar di Tanah Air  misalnya, yakni Indonesia Masters Super 750 dan Indonesia Open Super 1000.

Namun demikian, kompetisi yang digelar di Palais de Sports of Orleans itu tetap memiliki arti penting bagi badminton setempat dan dunia. Mengapa demikian?

Orleans Masters sudah menjadi satu dari 30 turnamen terbaik di dunia. Predikat yang diraih sejak 2018 itu membuat turnamen ini menjadi magnet tersendiri baik bagi para pebulutangkis maupun fan.

Tahun lalu, walau digelar tertutup, Orleans Masters mampu memecahkan rekor penonton di channel YouTube. Demikian klaim penyelenggara Orleans Masters seperti tertera di laman resminya https://orleansmasters.com/

Hal ini menunjukkan level turnamen tak menyurutkan atensi penggemar baik domestik maupun internasional.

Para pencinta bulutangkis di Prancis khususnya dan Eropa umumnya sudah bisa menyaksikan edisi ke-10 kali ini secara langsung sambil berwisata di Orleans, ibu kota region Centre yang berjarak sekita 130 km timur laut Paris.

Bertempat di arena berkapasitas 3000 penonton, para pebulutangkis dari berbagai belahan dunia kembali ambil bagian untuk memperebutkan total hadiah sebesar 90 ribu USD. Prize money itu meningkat dari tahun sebelumnya di angka 75 ribu USD. Hal ini menunjukkan gengsi yang kian meningkat, serta tak kalah penting adalah ganjaran 5.500 poin bagi para pemenang dan 4.680 bila berakhir sebagai runner-up.

Putri KW dan Iris Wang (kanan) di podium Orleans Masters 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk
Putri KW dan Iris Wang (kanan) di podium Orleans Masters 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk

Menambah jam terbang

Indonesia juga memandang penting Orleans Masters kali ini. Tak heran, Indonesia mendaftar sekitar 45 wakil baik pemain Pelatnas PBSI maupun pemain profesional.  Semua pemain tunggal putri papan atas Indonesia diterjunkan. Jumlah dan kedalaman skuat kali ini meningkat signifikan dibanding edisi sebelumnya.

Namun, komposisi kemudian berubah menjelang hari H. Indoensia menarik 10 wakil, delapan di antaranya dari nomor ganda putri.

Pelatih ganda putri PBSI, Eng Hian mengubah rencana. Apriyani Rahayu sedianya akan melanjutkan adaptasi dengan tandem baru, Siti Fadia Silva Ramadhanti. Namun, Apri berikut Ribka Sugiarto, dan Putri Syaikah dikabarkan cedera.

Selain alasan cedera, pertimbangan lain adalah soal kesehatan dan kesiapan fisik, termasuk juga pertimbangan teknis yang menghendaki keikutsertaan yang bersifat "back-to-back."

Selain mundurnya semua wakil ganda putri, Gregoria Mariska Tunjung dan Teges Satriaji Cahyo Hutomo/Christopher David Wijaya juga batal tampil. Jorji, sapaan Gregoria memperpanjang daftar absen menyusul German Open belum lama ini dan penyelenggaraan Orleans Masters tahun sebelumnya.

Terlepas dari berbagai alasan di atas, Indoensia sebenarnya ingin memberikan tambahan jam terbang bagi para pemain muda dan pemain pelapis itu. Turnamen yang mulai digelar pada 29 Maret itu menjadi kesembatan bagi para penerus untuk mulai menambah pengalaman internasional.

Para pemain muda itu perlu terus mengasah mental bertanding, mengaplikasikan program yang dengan giat ditimba di arena latihan dan mulai diuji di kompetisi resmi secara bertahap.

Chico Aura Dwi Wardoyo yang batal tampil di Jerman Open 2022 dan All England 2022 memanfaatkan turnamen ini sebagai kesempatan mengukur sejauh mana perkembangannya. Begitu juga para pemain muda tunggal putra seperti Ikhsan Imanuel Rumbay dan Christian Adinata.

Para pemain muda, baik putra maupun putri, sesungguhnya memiliki potensi seperti ditunjukkan di Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia pada awal tahun ini.

Agar semakin matang maka tidak ada jalan lain selain diuji dari pertandingan ke pertandingan. Seperti emas, agar semakin berkilau dan berharga maka harus terus ditempa dalam tanur yang panas.

Rehan/Lisa Antiklimaks

Dari tiga wakil Indonesia di babak semifinal, dua di antaranya berhasil melangkah ke partai final.  Menariknya, kedua wakil tersebut berstatus non-unggulan. Mereka adalah Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Putri Kusuma Wardhani.

Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati mendapat banyak pelajaran dari turnamen ini. Kekalahan dari Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han menunjukkan bahwa ada banyak pekerjaan rumah yang masih harus dibereskan pasangan ganda campuran ini.

Dari unggulan delapan asal Singapura itu pasangan muda ini belajar tentang pentingnya konsistensi, kesabaran, dan mental yang kuat.

Rehan/Lisa tertinggal sangat jauh di gim pertama. Awal yang buruk sehingga pasangan negara tetangga itu bisa mencetak selisih yang signifikan, 5-17 yang membuat keduanya hanya bisa mencapai angka 12 di gim pertama.

Rehan/Lisa (kiri) menjadi runner-up Orleans Masters 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk
Rehan/Lisa (kiri) menjadi runner-up Orleans Masters 2022: https://twitter.com/BadmintonTalk

Rehan/Lisa mencoba bangkit dan berhasil. Gim kedua menjadi milik mereka. Sayangnya, di set penentuan, keduanya gagal menjaga ritme positif. Mereka kembali terbawa permainan lawan dan banyak melakukan kesalahan sendiri.

Situasi gim pertama seperti kemblai berulang. Keduanya tak bisa berbuat banyak menghadapi pasangan Singapura yang terus melaju meninggalkan mereka dengan jarak yang lebar.

Akhir pertandingan rubber set berdurasi 50 menit itu membuat keduanya gagal memanfaatkan kesempatan emas untuk membawa pulang gelar ke Tanah Air.  Pasangan suami istri yang merupakan juara India Open 2022 masih terlalu tangguh.

Namun, hasil ini menunjukkan peningkatan setelah di Swiss Open pekan sebelumnya langkah keduanya tersandung wakil Jerman, Mark Lamfuss/Isabel Lohau di semifinal. Kita berharap di turnamen berikutnya pasangan berperingkat 49 ini bisa menggapai klimaks.

Putri KW Juara

Bila Rehan/Lisa bermain antiklimaks, tidak demikian dengan Putri KW. Pemain berusia 19 tahun ini memenangi pertarungan menghadapi pemain Amerika Serikat, Iris Wang.

Iris yang menempati unggulan keempat memiliki ranking dunia yang lebih baik. Walau lawannya berperingkat 32 dan dirinya masih di posisi 78, Putri KW tak gentar. Ia mampu mengimbangi pemain 27 tahun yang sudah pernah tampil di Olimpiade itu.

Pengalaman Putri KW tampil di sejumlah turnamen tahun lalu dengan tiga di antaranya berhasil dimenangi yakni Czech Open 2021 dan Bangladesh International yang berada di level Internatioal Challenge dan satu gelar Super 300 di Spain Masters 2021 membuatnya lebih percaya diri.

Ditambah lagi di babak sebelumnya, ia berhasil menyingkirkan unggulan tiga dari Denmark, Line Hojmark Kjaersfeldt. Kemenangan atas pemain yang lebih diunggulkan seharusnya membuat Putri KW bisa semakin termotivasi.

Peringkat dunia dan usia memang tidak menjadi jaminan. Namun, Putri yang berusia jauh lebih muda perlu belajar untuk mengatasi tekanan. Di gim pertama, Putri kesulitan untuk mendapatkan performa terbaik.

Putri kesulitan menahan laju Iris yang terus memimpin dengan selisih poin yang cukup jauh sejak awal pertandingan. Mula-mula tertinggal 5-7, lalu semakin melebar menjadi 5-11 di interval pertama. Iris terus melaju 7-15 hingga mengunci gim pertama dengan meninggalkan Putri KW pada poin yang sama.

Dalam keadaan tertinggal Putri justru bisa mendapat ritme permainan. Dalam keadaan tertekan, potensinya justru mengemuka.

Putri, kelahiran Tangerang, mampu menampilkan permainan ciamik. Dengan postur tubuh yang tinggi, ia bisa bergerak lebih dinamis dan melancarkan pukulan silang mematikan.

Skor sempat imbang, 6-6, namun Putri berhasil menutup interval pertama dengan keunggulan 11-8. Putri terus mempertahankan momentum positif itu untuk menjaga keunggulan dari 15-11 hingga 17-14.

Permainan Putri sempat mengendur sehingga Iris mampu menyamakan kedudukan 18-18. Sekali lagi, dalam situasi yang sungguh menguras tenaga dan mental, Putri KW berhasil keluar dari tekanan tersebut. Putri berhasl meraih "game point" dan menutup set kedua dengan skor 21-19.

Di gim penentuan, Putri sempat tertinggal 6-7, sebelum berbalik memimpin 11-8. Pasca-interval, ayunan raket Putri kian banyak menghasilkan angka. Ia memimpin jauh 16-11, lalu 19-11. Iris sempat nambah satu angka saat Putri menginjak "match point," 20-18.  Langkah Putri menuju tangga juara akhirnya tak bisa dibendung.

Pertarungan lebih dari satu gim ini berujung bertambahnya koleksi gelar World Tour gadis yang berulang tahun saban 20 Juli itu. Putri KW pun semakin memberikan harapan bagi regenerasi di sektor tunggal putri yang belum juga melahirkan juara di level atas.

Secara keseluruhan, hasil Orleans Masters kali ini menunjukkan peningkatan bagi bulutangkis Indonesia. Edisi sebelumnya, dengan wakil yang sedikit dan skuat yang dangkal, kita pulang dengan tangan hampa.

Kali ini para pemain muda yang sudah menunjukkan potensi berhasil mencuri perhatian. Tiga wakil di empat besar, dua wakil di partai pamungkas, dan membawa pulang satu gelar juara.

Walau gagal menjadi juara umum, angin segar regenerasi sudah berhembus kencang dari Orleans....

Distribusi gelar Orleans Masters 2022 merata ke lima negara berbeda: tournamentsoftware.com
Distribusi gelar Orleans Masters 2022 merata ke lima negara berbeda: tournamentsoftware.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun