Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rabu Abu dan Hari Puasa untuk Perdamaian

2 Maret 2022   16:55 Diperbarui: 2 Maret 2022   17:03 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Paus Fransiskus tengah berdoa | Foto: 7sky.life via tribunnews.com

Hari Puasa untuk Perdamaian

Keempat, tentu upaya yang kita tempuh tidak semata-mata diarahkan pada kehidupan ilahi. Penghayatannya pun bisa dilakukan secara nyata kepada sesama.

"Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya." (1 Yoh 4:20).

Dengan kata lain, wujud nyata keagamaan dan keimanan kita terlihat dalam kehidupan sini dan kini.

Ada banyak cara yang bisa ditempuh. Tidak sedikit yang melakukan kegiatan kemanusiaan atau karitatif, mengumpulkan dana untuk orang miskin, mensambangi panti-panti, dan berbagai kegiatan belarasa lainnya.

Aksi solidaritas tidak semata-mata dalam bentuk materi dan dalam jumlah yang besar. Upaya-upaya konkret yang sederhana pun bisa ditempuh. Salah satunya adalah melalui doa. Doa untuk orang-orang yang sedang kesusahan karena berbagai sebab baik politik, keamanan, maupun ekonomi. Doa kepada mereka yang sedang ditindas dan diperlakukan tidak adil. Doa bagi mereka yang nasibnya tidak sebaik dan seberuntung kita.

Paus Fransiskus dalam kesempatan Audiensi Umum pada akhir Februari kemarin menyampaikan keprihatinannya pada situasi yang tengah dialami warga Ukraina. Pemimpin umat Katolik sejagad itu, melansir www.vaticannews.va, merasa tersentuh dengan kondisi yang sedang terjadi di sana menyusul invasi Rusia.

Paus asal Argentina itu bahkan merasakan "sakit yang luar biasa di hati-nya" karena ancaman perang yang belakangan sudah mewujud invasi dan perang itu.

Ia meminta mereka yang terlibat dan memiliki tanggung jawab politik untuk melakukan introspeksi diri. "Memeriksa hati nurani mereka dengan serius di hadapan Allah, yang adalah Allah perdamaian dan bukan perang, yang adalah Bapa dari semua, bukan hanya sebagian, yang ingin kita menjadi saudara dan bukan musuh."

Tidak sampai di situ. Paus pun berdoa agar situasi tidak semakin buruk. Meminta semua pihak agar lebih menahan diri agar tidak menimbulkan penderitaan yang lebih besar bagi rakyat yang tidak bersalah, bisa mengacaukan hubungan antarnegara, dan merusak tatanan hukum internasional.

Akhirnya, Bapa Suci pun mengajak semua orang untuk ikut terlibat. Ambil bagian untuk berdoa. Ia pun menetapkan Rabu Abu hari ini sebagai "Hari Puasa untuk Perdamaian (Day of Fasting for Peace)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun