Sementara itu, anjing terdiri dari berbagai ras yang menampilkan berbagai bentuk, warna, ukuran, hingga krakateristik. Anasir-anasir itu menentukan relasinya dengan manusia.
Saking dekatnya dengan jenis hewan yang satu ini, manusia pun rela melakukan apa saja. Menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk makanan, mainan, perawatan, dan sebagainya. Memperlakukannya setara dengan manusia. Orang pun rela merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan anjing dari ras tertentu untuk dipelihara dan dibanggakan.
Saat anjing kesayangannya tertimpa musibah, manusia akan dengan mudah merasa kehilangan. Air mata akan seketika tumpah dan rasa rindu terus membayang. Tak ubahnya perasaan antar seorang anak manusia dengan anak manusia lainnya.
Bila sampai pada kedeketan seperti itu apa yang kemudian bisa kita katakan. Memang terkadang sulit dipahami dengan akal sehat. Seperti kata Jeffrey, "Cinta jarang menyentuh bagian otak yang bernalar. Ia menyentuh bagian-bagian yang melamun, bagian-bagian yang dikhususkan---ia menyentuh bagian-bagian yang kadang-kadang kita sebut hati. Selama ribuan tahun, di sanalah anjing kita hidup."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H