Kalah dihina
Soal ini bukan basa-basi. Kisona Selvaduray adalah contoh paling nyata ketika kekalahan tak bisa diterima dengan lapang dada.
Pemain tunggal putri Malaysia ini menjadi sasaran kekecewaan seorang politikus dari Partai Bersatu Pasir Puteh setelah gagal di semifinal Piala Sudirman 2021.
Kisona, 23 tahun, yang sehari sebelumnya menjadi bagian dari kemenangan dramatis 3-2 atas Indonesia, berbalik menjadi sasaran amuk sang tokoh terpandang. Bukannya menjadi bagian dari pemberi semangat, ia justru memantik api kekecewaan dan kemarahan.
Betapa tidak. Ia menganggit komentar bernada menyerang di laman Facebook pribadi usai Malaysia dihadang Jepang menuju final.
Postingan yang kemudian dihapus tak lama setelah menjadi viral itu mengguratkan kata bernada menyerang pribadi dan merendahkan. Ia mencantumkan kata "keling" yang mengacu pada salah saut daerah di India Selatan. Namun, kata itu sudah dianggap ofensif bagi keturunan India di Malaysia, tak terkecuali di Tanah Air.
Kata yang berasal dari bahasa Sansekerta "Kalingga" kerap diasosiasikan kepada seseorang dengan warna kulit gelap.
Tanpa perlu terlalu jauh mengkonfirmasi validitas pernyataan tersebut, yang diucapkan sang politikus sudah mengguratkan luka pada Kisona dan banyak orang.
Ia menangis ketika disinggung lagi dalam salah satu sesi wawancara usai latihan jelang tampil di Piala Uber. Seperti menyimpan kepedihan ia berontak. Bahwa sesungguhnya ia juga memiliki martabat yang sama.
"Jelas (itu mempengaruhi saya) karena, pada akhirnya, saya juga manusia ... Entah bagaimana, saya harus mengalihkan fokus saya ke pertandingan saya yang akan datang."