Para penggemar bulu tangkis Indonesia tentu sedang diliputi kegembiraan. Betapa tidak. Penampilan tim putra di babak perempat final Piala Thomas 2020 sungguh membanggakan.
Menghadapi Malaysia di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Jumat (15/10/2021) malam WIB, para pangeran Indonesia berhasil memetik kemenangan dengan skor meyakinkan. Tiga "match" pertama disapu bersih sehingga tak perlu memainkan dua "match" berikutnya.
Pertama kali dalam 11 tahun terakhir Indonesia mencatatkan kemenangan telak 3-0 di babak gugur. Di samping itu, kemenangan ini menjadi pembalasan atas kekalahan di perempat final Piala Sudirman 2021.
Tim putra Indonesia pun semakin menegaskan dominasinya atas para pemain Malaysia di pentas Piala Thomas. Indonesia unggul 13-5. Fantastis!
Kemenangan kali ini tentu tidak lepas dari perjuangan para pemain yang berhasil mengatasi tekanan untuk menampilkan permainan terbaik. Bagi beberapa pemain kemenangan ini menjadi pembalasan tuntas atas kekalahan di pertemuan sebelumnya.
Indonesia menurunkan formasi terbaik. Selain di sektor tunggal dengan trio Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito, di nomor ganda dua pasangan muda diberi tanggung jawab: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Berbeda dengan sektor tunggal yang menyumbang tiga poin saat skuat Merah Putih mengalahkan Taiwan di pertandingan terakhir Grup A dengan skor 3-2, sektor ganda di laga itu kompak gagal menyumbang poin. Salah satunya adalah Fajar/Rian.
Namun, Fajar/Rian kembali diturunkan. Begitu juga Minions yang sedang mendapat sorotan menyusul performa yang kurang meyakinkan sejak tersingkir di perempat final Olimpiade Tokyo 2020 lalu.
Ginting bungkam Lee Zii Jia
Grafik penampilan Anthony Ginting terus meningkat. Di pertandingan kontra Taiwan, Ginting mencatatkan kemenangan meyakinkan atas Chou Tien Chen, 22-20, 21-16.
Kemenangan pemain kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu ditandai dengan performa apik. Versi terbaik pemain berperingkat lima BWF kembali mengemuka.
Ginting pun mampu menjaga tren positif itu saat menghadapi Lee Zii Jia. Tunggal putra nomor satu Malaysia itu sedang "on fire" pasca-juara All England 2021. Ditambah lagi, ia mampu membungkam sejumlah pemain papan atas mulai dari Ginting, Viktor Axelsen, hingga Kento Momota.
Sebelum laga ini, penerus Lee Chong Wei itu mencatatkan kemenangan atas Ginting di perempat final Piala Sudirman 2021 yang berakhir dengan tersingkirnya skuat Merah-Putih. Saat itu, Ginting takluk 11-21 16-21.
Ternyata Ginting berhasil mempertahankan performa terbaik seperti saat menekuk Chou Tien Chen. Sejak awal, Ginting terus meladeni pemain jangkung dengan smes tajam itu. Skor sempat ketat, 4-4 lalu 5-5.
Ginting yang bermain tenang dan taktis tidak mau melayani pemain berperingkat delapan BWF dengan bola-bola atas. Ginting tahu mengangkat kok akan memberinya petaka.
Karena itu, Ginting lebih banyak memancing Lee untuk bermain di depan net dan terus mengajaknya beradu menjangkau bola-bola di sisi-sisi lapangan yang cukup sulit dijangkau.
Ginting berhasil mendapat momentum untuk memimpin, 8-5. Pemain berperingkat lima BWF terus menjaga keunggulan hingga interval pertama, 11-5.
Selisih poin cukup jauh semakin mempertebal kepercayaan Ginting. Sementara itu, Lee terlihat semakin tidak nyaman. Ia tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena terpenjara dalam pola permainan Ginting. Ginting terus memimpin 14-9, 18-13, hingga menutup gim pertama, 21-15.
Setelah jeda, Lee mencoba membalas. Harapan itu sempat terwujud saat Lee memimpin 5-7, 9-10, hingga merebut satu poin untuk memimpin di interval pertandingan.
Namun, Ginting berhasil mendapat dua poin untuk menyamakan kedudukan, 11-11. Sejak itu, Ginting berbalik unggul. Lee sempat mengejar dan berbalik memimpin 15-13.
Pertarungan di antara kedua pemain muda menjadi alot. Skor pun identik, 17-17. Ginting kembali memperlihatkan ketenangannya. Sementara lawannya terpancing melakukan kesalahan. Ginting akhirnya berhasil menyudahi pertandingan berdurasi 51 menit dengan skor 21-15 21-17.
Ginting sukses balas dendam. Ia kembali menjauh dari kejaran Lee Zii Jia dalam rekor pertemuan menjadi 3-1. Selain itu, kemenangan Ginting ini menjadi pembuka jalan bagi Indonesia ke babak semifinal.
Dalam sesi wawancara usai pertandingan kepada BWF, Ginting mengatakan betapa pentingnya kemenangan untuk membangkitkan kembali semangat dan kepercayaan diri.
"Saya pikir itu sangat penting bagi saya, secara pribadi. Karena setiap pertandingan yang bisa Anda menangkan kembali bisa membuat kepercayaan diri Anda sendiri. Saya sedikit kesulitan di Piala Sudirman, saya tidak bisa menang ketika saya membutuhkannya."
Minions "mengamuk"
Kemenangan Ginting ternyata membawa pengaruh positif bagi tim Indonesia. Minions yang tampil di "match" kedua menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik seperti ketularan semangat Ginting.
Minions tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang tak pernah pudar dari tim pelatih. Jam terbang keduanya sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan bertensi tinggi seperti ini. Walau performa mereka belum juga kembali ke titik terbaik, Minions tidak ragu menerima tanggung jawab itu.
Hal ini terbukti di lapangan pertandingan. Sempat ketat di awal pertandingan, 1-1, 3-3, Minions kemudian bisa memimpin. Interval pertama menjadi milik Minions, 11-6.
Semangat Minions kembali tumbuh. Variasi pukulan, soliditas, hingga keunggulan individual berhasil diperagakan. Set pertama pun menjadi milik ganda putra nomor satu Indonesia.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik bukanlah pasangan yang mudah dikalahkan. Pemain muda ini sudah menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu pasangan yang diperhitungkan. Raihan medali perunggu Olimpiade Tokyo dengan melewati hadangan sejumlah unggulan seperti Minions dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan adalah bukti.
Di gim kedua, pasangan berperingkat delapan BWF berhasil mengambil kendali. Pertahanan yang rapat serta permainan depan net dan drop shot apik membuat Minions kewalahan.
Gim ketiga adalah penentuan. Minions tak ingin membuang kesempatan bagus yang sudah mereka tunjukkan. Memimpin 4-2, Aaron Chia/Soh berbalik unggul, 5-7.
Pasangan Malaysia itu bermain cukup cerdik. Mereka berhasil memanfaatkan kesempatan untuk mencuri beberapa poin dari penempatan bola di depan net. Reli-reli panjang pun mewarnai gim ketiga.
Dalam situasi seperti ini, pasangan Indonesia menunjukkan mental yang kuat. Sempat frustrasi karena sulit menembus pertahanan lawan dengan smes bertubi-tubi, Minions pun coba memainkan tempo permainan.
Beberapa kali Kevin memainkan magisnya. Penempatan kok yang mengecoh baik saat saat asyik berduel, maupun kala mengembalikan servis lawan.
Minions memimpin di interval pertama, 11-8. Laju poin Minions pun tak terkejar, 16-13, 18-14, hingga menyudari duel rubber game dengan skor akhir 21-17, 16-21, 21-15.
Minions berhasil revans sekaligus memperbaiki catatan pertemuan di antara kedua pasangan menjadi 7-2. Minions berhasil memutus dua hasil positif beruntun pasangan Malaysia, masing-masing di Olimpiade Tokyo dan perempat final Piala Sudirman 2021 dengan kemenangan yang membuat Indonesia semakin dekat ke semifinal Piala Thomas 2020.
Kita berharap kemenangan ini membuat Minions semakin termotivasi untuk kembali mendapatkan kepercayaan diri yang sempat tergerus untuk menghadapi laga-laga penting selanjutnya.
Jojo penentu
Jojo, demikian sapaan Jonatan,belum pernah bertemu Ng Tze Yong. Di atas kertas, Jojo, ranking tujuh BWF seharusnya tak kesulitan menghadapi pemain berperingkat 82 dunia itu.
Namun, statistik tak menggaransi hasil. Pemain Malaysia kelahiran Johor terbukti mampu menyulitkan Jojo.
Patut diakui Jojo mengawali pertandingan dengan kurang meyakinkan. Tertinggal 2-4 lalu melebar menjadi 2-7. Jojo belum merasa nyaman dan kerap melakukan kesalahan sendiri. Selisih poin yang cukup jauh membuat pemain kelahiran Jakarta ini kewalahan untuk mengejar. Alhasil gim pertama menjadi milik pemain berusia 21 tahun.
Jojo berhasil bangkit di gim kedua. Smes-smes kerasnya berbuah poin demi poin. Jojo berhasil unggul jauh, 17-12. Namun, beberapa kesalahan sendiri membuat selisih poin sempat menipis, 18-17.
Jojo berhasil merebut gim kedua. Di gim ketiga, performa Jojo kembali menurun. Lawan bisa memanfaatkannya untuk memimpin, 1-4. Jojo kemudian berusaha mengejar dan membalikkan keadaan, 6-5.
Tiga kesalahan beruntun, masing-masing permainan net yang gagal, smes lurus yang tak menyebrang, hingga bola tanggung membuat lawan kembali memimpin 7-9.
Setelah memimpin di interval, 11-10, Jojo terus menjaga keunggulan. Beberapa kesalahan sendiri sempat memberi poin gratis bagi lawan. Skor pun sama kuat, 14-14.
Namun, Jojo masih mampu menunjukkan kualitasnya sebagai pemain papan atas dengan merebut kemenangan rubber game atas anak asuh Hendrawan, 14-21, 21-19, 21-16, sekaligus menentukan langkah Indonesia ke semifinal.
Jumpa tuan rumah
Indonesia akan menghadapi Denmark di tempat yang sama pada Sabtu (16/10/2021) pukul 18.00 WIB. Denmark lolos ke empat besar usai mengalahkan India, 3-1. Pemenang di laga ini akan bersua pemenang antara China kontra Jepang di laga pamungkas sehari berselang.
Pertemuan kontra Denmark tidak akan mudah. Selain faktor tuan rumah, Tim Dinamit memiliki dua tunggal putra dengan ranking dunia lebih baik dari para pemain Indonesia. Salah satunya adalah Viktor Axelsen, ranking 2 dunia BWF sekaligus pemenang Olimpiade Tokyo.
Axelsen, peringkat 2 BWF, akan bertemu Ginting. Sementara itu, Jojo bakal meladeni pemain ranking tiga BWF, Anders Antonsen. Bila sampai ke "match" kelima, maka pertemuan Rasmus Gemke (ranking 12 BWF) versus Vito tak terhindarkan.
Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen sebagai ganda terbaik Denmark berpotensi jumpa Minions. Hanya saja, Kim/Anders dibayangi catatan negatif menghadapi Minions, plus kekalahan atas pasangan India, Satwiksaraj Rankireddy/Chriga Shetty di perempat final.
Apakah Denmark akan menurunkan "line-up" kejutan?Â
Hemat saya, sepertinya Denmark tak mau berjudi menghadapi Indonesia dengan barisan ganda putra terbaik dunia.
Kim/Anders bakal mencoba peruntungan menghadapi Minions. Frederik Sogaard/Mathias Christiansen yang menjadi penentu kemenangan Denmark atas India akan berduel dengan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto atau The Daddies.
Kekuatan dua ganda itu tetap patut diperhitungkan sebagaimana telah mereka tunjukkan hasilnya saat mengalahkan Korea Selatan, 4-1 di penyisihan Grup B.
Selamat datang kembali pertandingan yang menegangkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H