Namun, api semangat fan Indonesia kembali hidup setelah Ginting berhasil menyamakan skor, 19-19. Selanjutnya, sekali lagi, drama menegangkan tersaji. Skor 19-19, kemudian 20-20, lantas 21-21. Sayangnya, Ginting gagal memanfaatkan peluang di saat-saat menentukan. Ia harus kehilangan dua poin. Artinya, kemenangan rubber game, 21-16 22-24 23-25, menjadi milik Wangcharoen. Thailand pun memimpin.
Patut diakui Wangcharoen bermain lebih baik. Ia semakin berkembang. Membuat tunggal putra nomor satu Taiwan, Chou Tien Chen hampir tak berdaya di pertandingan pertama.
"Tadi di gim pertama saya bisa bermain baik. Di gim kedua dan ketiga sempat tertinggal dan bisa nyusul. Sayang di saat setting saya tidak bisa menyelesaikan pertandingan," aku Ginting usai laga.
Minions sempat kesulitan
Usai pertandingan yang menguras adrenalin selama hampir 90 menit, giliran Minions yang mengambil panggung. Lawan yang dihadapi adalah Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren.
Pengalaman dan ranking dunia menempatkan Minions sebagai unggulan. Namun, dari banyak pengalaman, statistik bisa saja menjadi masa lalu. Sementara setiap pertandingan memiliki cerita tersendiri.
Seperti di pertemuan pertama kedua pasangan yang berjarak bak bumi dan langit dalam hal peringkat dunia. Supak Jomkoh/Kittinupong yang berada di posisi 94 dunia sempat merepotkan pasangan nomor satu dunia.
Keduanya tahu bagaimana memanfaatkan kondisi Minions yang belum stabil. Sejak Olimpiade Tokyo, berlanjut di Piala Sudirman 2021 beberapa waktu lalu, Minions belum lagi mendapat performa terbaik.
Pemandangan tersebut kembali terlihat di gim pertama. Pasangan Thailand itu mampu merepotkan Minions bahkan bisa merebut gim pertama.
Minions baru bangkit di gim kedua. Namun, persaingan di set ketiga tak semudah yang diharapkan. Sempat ketat di awal, Minions perlahan tetapi pasti bisa menjaga jarak, dari 5-2 menjadi 11-8, lantas 13-9 hingga mengunci pertandingan tiga gim berdurasi lebih dari satu jam dengan dengan skor 19-21 21-18 21-13.