Siapa saja yang menyaksikan laga ini pasti akan sepakat. Duel kedua pemain muda ini benar-benar mengobok-obok adrenalin. Walau hanya menempati kursi penonton, jantung para fan serasa diajak ikut berpacu, mengikuti persaingan ketat di lapangan pertandingan.
Ginting dan Wangcharoen sudah enam kali bertemu. Skor "head to head" 4-2 untuk keunggulan Ginting. Pertemuan terakhir yang berakhir dengan kemenangan Ginting terjadi dua tahun silam di ajang Korea Open.
Jeda waktu yang cukup lama membuat kedua pemain seperti harus kembali ke titik nol untuk melakoni pertarungan ketujuh ini. Kantaphon yang kurang diunggulkan dari rekor pertemuan dan ranking dunia memanfaatkan situasi itu untuk membuat kejutan.
Ya, itulah yang terjadi. Ginting dibuat kesulitan dengan permainan cepat dan pertahanan rapat pemain berperingkat 18 BWF itu. Di gim pertama, Ginting sempat memimpin 2-1. Namun, pendulum kemudian berbalik arah.
Wangcharoen bisa menyeimbangkan kedudukan menjadi 4-4. Lantas, berbalik memimpin. Ginting selalu berada dalam posisi mengejar ketertinggalan untuk membuat skor sama kuat, 9-9, 12-12, dan 15-15. Tertinggal dua angka, Ginting berhasil mengejar dan mampu memenangkan gim pertama, 21-16.
Kemenangan itu tak otomatis menggaransi Ginting di set berikutnya. Pemain berusia 23 tahun itu memperlihatkan semangat juang tinggi. Semangat pantang menyerah diterjemahkan secara nyata dalam pertahanan yang rapat, kesigapan mengantisipasi smes keras Ginting, hingga kesigapan menjangkau setiap sudut sulit.
Ginting memimpin 3-1, kemudian 6-4 di set kedua. Namun, pemain masa depan Thailand itu mampu membalikkan keadaan. Perolehan poin Ginting tertahan di angka 7 saat Wangcharoen menutup interval pertama.
Selanjutnya, jarak poin semakin melebar. Semula 7-11, lalu 9-13, dan 11-15. Ginting sempat mempersempit menjadi 14-16.
Kemudian, apa yang disebut dengan pertarungan sengit yang menguras kesabaran pemain dan penonton terjadi. Skor sempat imbang 20-20 usai netting apik Ginting berbuah poin. Selanjutnya skor berubah 22-22. Dua poin terakhir akhirnya menjadi milik Wangcharoen menyusul percobaan Ginting yang tak mampu merubuhkan tembok pertahanan lawan.
Situasi serupa terjadi di gim ketiga. Sejak awal, kedua pemain saling kejar-mengejar angka. Selisih poin tak lagi berjarak. Namun, Wangcharoen mendapat momentum bagus untuk tetap memimpin, 3-4, 4-6, 5-7, hingga 8-9.
Ginting sebenarnya mendapat kesempatan untuk berbalik memimpin saat interval pertama. Namun, setelah jeda, lawannya bisa membalikkan keadaa. Wangcharoen sempat membuat harapan pendukung Ginting hilang saat memimpin cukup jauh, 14-18 dan 16-19.