Ester kesulitan mendapatkan ritme dan pola permainan terbaiknya. Ia langsung tertinggal cukup jauh di awal gim kedua, 2-6. Ester tak patah arang. Perlahan-lahan ia mendekatkan ketertinggalannya menjadi 6-9, lantas berbalik mempimpin 12-11. Ester kemudian memaksa pertandingan rubber game usai meraih kemenangan di set kedua.
Keduanya terlibat persaingan ketat sejak awal gim penentuan. Ester mendapat momentum baik saat memimpin 6-5 berlanjut hingga 11-9. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Ester gagal menjaga tren positif sehingga lawannya mampu mengejar ketertinggalan.
Skor sempat sama kuat, 12-12 dan pemain Jerman berhasil memanfaatkan kesempatan untuk berbalik memimpin 14-16 hingga memastikan Ester dan tim Indonesia gagal menyapu bersih kemenangan.
Walau kalah 18-21 21-17 14-21, Ester sudah berusaha menampilkan yang terbaik sepanjang 54 menit pertandingan. Dalam keterangannya pasca-pertandingan, Eddy Prayitno menilai performa Ester semakin meningkat dibanding saat tampil di Piala Sudirman.
Salah satu kendala yang membuat Ester gagal menyempurnakan laga awal Indonesia ialah adanya masalah pada lututnya. Walau bukan kategori cedera, masalah tersebut cukup mengganggu penampilannya. Ester perlu mendapat penanganan khusus dari terapis agar bisa pulih untuk menghadapi pertandingan selanjutnya.
Selain soal cedera, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Pertandingan ini memberi banyak pelajaran bagi pemain 16 tahun itu untuk menjadi lebih baik di laga-laga selanjutnya.
Di pertandingan selanjutnya, tim putri Indonesia akan menghadapi Prancis, Senin (11/10/2021). Duel ini menentukan nasib Indonesia. Bila mampu memetik kemenangan maka tiket ke babak perempat final bakal digenggam.
Selain mengamankan satu tempat di babak delapan besar, bila mampu membungkam wakil Eropa itu maka pertarungan menghadapi Jepang di laga terakhir penyisihan grup akan menentukan status juara grup. Jepang pun diprediksi tak akan mendapat banyak kesulitan menghadapi Prancis dan Jerman.
Walau berat, bukan berarti tidak mungkin. Keyakinan dan kekompakan bisa menjadi modal untuk berbicara banyak di turnamen ini. Greysia Polii bersaksi, "Sebagai satu tim, Indonesia bisa selalu kompak dan semangat."