"Puji Tuhan bisa main baik dan menyumbangkan poin pembuka untuk Indonesia. Tadi memang sempat tegang, tetapi setelah itu saya bisa lebih nyaman dan enak mengembangkan permainan," demikian Jorji seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.
Jorji terlihat lebih siap dan belajar dari pertandingannya di Piala Sudirman. Selain ketenangan dan kepercayaan diri yang semakin tebal, Jorji bisa lebih konsisten menjaga keunggulan. Serangan dan variasi permainannya pun lebih kaya.
"Di gim pertama lawan masih nyari-nyari pola permainan. Mereka terlihat bingung dan serba salah. Ini menguntungkan saya. Saya pun lebih tahu mau bermain pola seperti apa, semuanya berjalan baik," tegas Jorji.
Oh ya, dibanding beberapa pemain muda lainnya, Jorji terbilang senior di panggung Piala Uber. Ia sudah tiga kali tampil, sebelumnya pada edisi 2016 dan 2018. Menariknya, ia mencatatkan hasil sempurna. Dari enam pertandingan yang dijalani, ia belum juga menelan kekalahan.
Juara Olimpiade Lewati Hadangan Peringkat 216 BWF
Bila Jorji bisa menjawab kepercayaan, tentu bukan perkara berat pula bagi Greys/Apri. Api juara Olimpiade Tokyo 2020 itu belum juga padam. Malah, semakin bernyala-nyala.
Menghadapi lawan yang kurang diunggulkan, Stine Kuspert/Emma Moszczynski, pasangan senior-junior itu tetap bisa menunjukkan kemampuan terbaik.
Memang tidak mudah bagi pasangan ranking enam BWF untuk menyudahi perlawanan Stine/Emma yang masih merangkak dari posisi 216. Skor sempat ketat pada beberapa bagian sebelum Greys/Apri mengunci pertandingan bertemp 43 menit itu dalam dua gim, 21-16 dan 21-17.
Kemenangan Greys dan Apri tentu membuat semangat para pemain Indonesia semakin berkibar. Terutama bagi para pemain yang jauh lebih muda yang akan tampil di partai selanjutnya.