Kekalahan Korea melangkah ke final membuat mereka kebagian medali perunggu. Korea gagal menambah koleksi gelar setelah sebelumnya menjadi juara pada edisi 1991, 1993, 2003, dan 2017.
Selain itu, ini kedelapan kalinya langkah Korea tersandung di semi final. Sebelumnya, Negeri Ginseng menjadi semifinalis di edisi 1995, 1999, 2001, 2005, 2007, 2011, dan 2015.
Sementara itu, Jepang hanya kehilangan satu partai saat meladeni para pemain muda Malaysia. Satu-satunya kekalahan justru dialami pemain yang menjadi andalan. Adalah Kento Momota yang harus mengakui kemenangan Lee Zii Jia.
Bagi Momota ini kekalahan beruntun atas pasangan muda Negeri Jiran itu setelah sebelumnya kalah di All England 2021. Saat itu, Momota menyerah 21-16 21-19. Kali ini pemain nomor satu dunia itu menyerah dua gim, 22-20 21-19.
Dua kekalahan beruntun membuat Lee membuat skor pertemuan di antara mereka menjadi 2-6. Walau masih jauh jarak kemenangan di antara mereka, kemenangan ini menjadi pencapaian tersendiri bagi Lee.
Lee menjadi salah satu pemain muda Malaysia yang bersinar di Piala Sudirman 2021. Lee yang dipercaya menyandang ban kapten Malaysia tidak hanya memberikan poin hiburan bagi negaranya. Lebih dari itu, ia memaklumkan perkembangan generasi muda Malaysia yang siap bersaing di panggung dunia.
Patut diakui, walau Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan Kisona Sevadura gagal memberikan poin bagi Malaysia, setelah kalah dari Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dan Akane Yamaguchi, keduanya sudah menunjukkan perjuangan maksimal.
Melangkah hingga ke semifinal dengan mengandalkan para pemain dengan usia rata-rata 22 tahun adalah pencapaian tersendiri.
Salah satu hasil terbaik ditorehkan Malaysia di babak perempat final. Legiun muda Malaysia berhasil membungkam Indonesia yang diperkuat para pemain bintang dan menjadi salah satu kandidat terkuat untuk bersaing dengan China dan Jepang.
Medali perunggu ini mengulangi pencapaian terbaik lainnya pada edisi 2019. Kali ini pencapaian itu menjadi isyarat generasi muda Malaysia siap mengambil panggung di masa depan.