Apa yang terjadi di lapangan dan dipertegas oleh pengakuan Solskjaer usai laga menunjukkan banyak hal. Salah satunya, amuk Ronaldo sebenarnya tidak hanya menjadi luapan kekesalan pada tim, tetapi juga tamparan pada dirinya sendiri.
Ronaldo sedang memarahi dirinya sendiri. Juga mengalamatkannya pada siapa saja yang terlalu bergantung padanya seakan-akan hanya dengan Ronaldo, United bakal menang dan hanya kepada Ronaldo, tim sepatutnya bergantung.
Pelangi di Stamford Bridge
Berbeda dengan United, Chelsea justru meraih tiga poin di laga kandang. Menjamu Southampton di Stamford Bridge di hari yang sama, The Blues mencatatkan kemenangan cukup telak 3-1.
Namun, kemenangan ini jelas tidak diraih dengan enteng. Tanpa beberapa pemain utama seperti Jorginho, Hakim Ziyech, Kai Havertz dan Mason Mount dalam daftar 11 pemain pertama, tim tamu mampu memberikan perlawanan sengit hingga lewat menit ke-80.
Skor imbang pun hampir saja bertahan hingga wasit meniup peluit panjang bila pelangi tak tampak di 10 menit terakhir.
Trevoh Chalobah membuka keunggulan The Blues di menit kesembilan. Bermula dari sepak pojok yang diambil Ben Chillwell, lalu diteruskan Ruben Loftus-Cheek.
Sepakan penalti James Ward-Prowse di menit 61 membuat duel semakin ketat. Skor imbang itu berawal dari pelanggaran Chilwell pada mantan pemain Chelsea, Livramento di kotak terlarang.
Thomas Tuchel membuat keputusan tepat setelah kedudukan imbang. Datangnya pun di saat yang tepat, tak lama setelah Ward-Prowse diganjar kartu merah.
Pelatih asal Jerman itu memasukan Mason Mount. Perubahan langsung terasa. Setidaknya berdampak pada hadirnya dua gol penting. Masing-masing dari Timo Werner di menit ke-84 dan penebusan kesalahan Chilwell satu menit sebelum waktu normal usai.