Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Indonesia Tersingkir, Puasa 32 Tahun Berlanjut, dan Pelajaran dari Barisan Muda Malaysia

2 Oktober 2021   06:07 Diperbarui: 2 Oktober 2021   18:02 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://twitter.com/INABadminton

Indonesia mendapat banyak pelajaran dari pertemuan dengan Malaysia di babak perempat final Piala Sudirman 2021. Kekalahan 2-3 di Energia Areena, Vantaa, Finlandia, Sabtu(1/10/2021) malam WIB menunjukkan sejumlah hal.

Pertama, Indonesia lolos ke babak perempat final sebagai juara Grup C. Sementara itu, Malaysia mendampingi Jepang dari Grup D.

Dua kali Indonesia tampil dengan mayoritas kekuatan terbaik di fase grup. Namun, menghadapi Kanada, Rusia, hingga Denmark di partai terakhir, ayunan raket tim Merah-Putih tak selalu mulus.

Para pemain yang diharapkan bisa memberikan poin justru tampil antiklimaks. Anthony Ginting misalnya. Begitu juga Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Kedua, hal serupa terjadi hingga babak delapan besar. Meski Indonesia menurunkan komposisi terbaik, tidak otomatis menggaransi kemenangan skuad Garuda, walau Malaysia sepenuhnya mengandalkan pemain muda.

Dalam barisan "line-up" yang diturunkan ada Minions, Ginting, Gregoria Mariska, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, hingga Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Secara peringkat, rekor pertemuan, dan pengalaman, para pemain Indonesia semestinya unggul. Namun, semua itu ternyata hanyalah catatan di atas kertas yang sudah menjadi sejarah. Pertemuan hari ini ternyata memiliki kisah tersendiri.

Euforia kemenangan tim Malaysia usai menyingkirkan Indonesia: https://twitter.com/km900407/status/1444013918557388801
Euforia kemenangan tim Malaysia usai menyingkirkan Indonesia: https://twitter.com/km900407/status/1444013918557388801

Ketiga, banyak hal bisa menjadi sebab. Salah satunya, para pemain Malaysia tampil lebih lepas. Mereka tak terbebani masa lalu. Selain itu, target mereka realistis. Sampai babak perempat final sudah menjadi sebuah pencapaian.

Sementara itu Indonesia, mengirim armada terkuat ke Eropa, memiliki satu tujuan. Membawa pulang trofi yang sudah dinanti selama 32 tahun. Ternyata, masa puasa kita masih berlanjut, kawan!

Minions Gagal Balas Dendam

Entah apa yang terjadi dengan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kalah bertemu Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Duel ganda putra yang membuka pertandingan penuh rivalitas antara kedua negara tidak berlangsung seperti yang diharapkan. Sekurang-kurangnya, duel tersebut bisa berlangsung lebih dari 33 menit.

Namun, Minions gagal membendung agresivitas dan soliditas pasangan muda Malaysia. Pasangan muda yang kini menjadi tumpuan Malaysia itu tampil tak ubahnya seperti saat membekuk Minions di perempat final Olimpiade Tokyo.

Kala itu, pasangan muda yang kini berada di ranking delapan dunia menang 21-14 21-17. Skor tak jauh berbeda kembali terjadi di pertemuan kesembilan. Aaron/Soh kembali memetik kemenangan beruntun atas pasangan nomor satu dunia, 21-12 dan 21-15.

Skor "head to head" kedua pasangan pun menjadi 2-7 masih untuk keunggulan Minions. Namun, rentetan hasil minor ini tidak bisa tidak membuat publik bertanya-tanya. Ada apa dengan Minions?

Sumber: https://twitter.com/INABadminton
Sumber: https://twitter.com/INABadminton

Di satu sisi, patut diakui Aaron/Soh semakin berkembang. Pertahanan mereka semakin kokoh, di samping ketenangan dan rasa percaya diri yang semakin tebal. Dalam setahun terakhir, keduanya sudah bisa mengimbangi bahkan membuat Minions dan Daddies bertekuk lutut.

Di sisi berbeda, hasil ini memberikan alarm bagi Minions. Pelatih ganda putra PBSI, Herry IP dalam wawancara usai laga mengakui, anak didiknya tampil tak sesuai harapan.

"Bukan soal kalah atau menang. Tetapi dalam pertandingan beregu itu, fight itu penting. Mainnnya kurang greget. Meskipun begitu harus diakui, pertahanan lawan memang kuat dan tidak jebol. Mainnya lebih baik."

Kevin Sanjaya pun mengakui lawan bermain lebih baik. "Harus diakui lawan bermain lebih baik dari kami. Mereka bermain bagus. Itu saja, tidak ada alasan lain kenapa kami kalah."

Ya, lawan memang lebih baik. Anak binaan Flandy Limpele, yang pernah menjadi anak didik Herry IP, sesungguhnya sedang mengirim banyak pesan pada Herry dan Minions.

Jorji Dipaksa Capek oleh Kisona

Usai penempatan kok di depan net tak bisa dijangkau Kisona, Gregoria Mariska Tunjung tak berteriak histeris. Sebagai ganti perayaan kemenangan, Jorji hanya mengepalkan tangan erat-erat.

Ia berjalan ke pinggir lapangan sambil mengucapkan patah kata. Dari gerak bibir yang tertangkap kamera sepertinya Jorji mengucapkan kata "capek."

Kalau memang benar demikian ucapannya, hal tersebut sungguh tercermin sepanjang pertandingan. Kisona benar-benar menguras tenaga Jorji.

Jorji harus melewati pertandingan tiga gim berdurasi lebih dari satu jam. Jorji hampir saja tergelincir di gim pertama andai saja tidak mampu mengejar ketertinggalan 13-17 menjadi 17-17. Lantas, Jorji mengimbangi Kisona dalam kedudukan 19-19 dan 20-20 sebelum merebut dua poin terakhir.

Sumber: https://twitter.com/INABadminton
Sumber: https://twitter.com/INABadminton

Gim pertama benar-benar menguji daya juang Jorji. Situasi serupa terjadi di set kedua. Hanya saja patut diakui, Kisona yang setahun lebih tua dari Jorji sungguh merepotkannya di set kedua. Pengembalian kok yang akurat, netting yang apik, serta sejumlah kesalahan sendiri yang dilakukan Jorji, membuat tunggal putri Malaysia berperingkat 53 dunia itu menang 18-21.

Jorji, 22 tahun, sebenarnya bisa mengunci pertandingan lebih cepat. Hal ini mengandaikan dara kelahiran Wonogiri itu bisa menjaga keunggulan.

Jorji yang kini berada di ranking 21 dunia sempat memimpin 12-17 hingga 14-7. Namun, Kisona terus berjuang mengejar poin demi poin hingga membuat jarak skor menjadi tipis, 15-11, 19-16, bahkan sampai menahan perolehan poin Jorji di angka 20. Sementara Kisona terus memaksimalkan stamina Jorji yang kian tergerus dan fokus yang mulai terganggu untuk merebut tiga poin.

Usai laga Jorji berterus terang. "Saya sebenarnya lumayan tegang karena kalau seandainya saya kalah akan tertinggal 0-2."

Jorji akhirnya bisa mengatasi tekanan. Ia pun mengambil satu poin terakhir untuk memastikan kemenangan rubber game, 20-22 21-18 19-21.

Kemenangan ini sangat penting. Jorji menyelamatkan wajah Indonesia yang tertinggal setelah Minions menyerah dari pasangan muda Negeri Jiran.

Selain itu, Jorji pun mengubah skor pertemuan di antara keduanya menjadi 2-1, setelah di pertemuan sebelumnya di Finish Open 2018, Jorji takluk 12-21 21-12 19-21.

Patut diakui pertemuan kedua srikandi ini selalu berlangsung ketat. Pertandingan tidak pernah berakhir straight set. Sejak dari pertemuan pertama setahun sebelumnya di Victor International Series 2017. Saat itu, Jorji menang 10-21 21-16 21-19.

"Saya rasa masih banyak sekali kekurangan dari permainan saya. Saya akan mencoba lebih baik lagi kalau besok diturunkan!" Demikian pengakuan Jorji.

Kemenangan Pertama Lee Zii Jia 

Sebelum pertemuan ini, Anthony Ginting memegang kendali dalam skor pertemuan dengan Lee Zii Jia. Kemenangan sebelumnya terjadi di ajang World Tour Finals 2020, awal tahun ini di Thailand.

Namun, keunggulan "head to head" 3-0 milik Ginting tak berlanjut. Pasalnya, Lee Zii Jia sukses memetik kemenangan pertama. Lee yang kini menempati urutan delapan BWF mengantongi kemenangan dua gim langsung, 21-11 dan 21-16.

Kemenangan ini menjadi catatan tersendiri baik bagi bulutangkis Malaysia maupun Lee Zii Jia. Bagi Negeri Jiran kemenangan di partai ketiga ini membuat mereka kembali memimpin atas Indonesia.

Ginting memang harus mengakui keunggulan Lee. Juara All England 2021 itu bermain taktis. Ia bisa mengantisipasi setiap serangan Ginting. Pertahanan yang baik berpadu dengan smes-smes keras ke sudut-sudut yang tak bisa dijangkau pemain berperingkat lima BWF itu.

Ginting sebenarnya memiliki momentum untuk memperpanjang harapan. Itu terjadi saat pemain kelahiran Cimahi ini mampu memetik empat poin pertama di set kedua. Sayangnya, awal yang baik itu tak berlanjut.

Lee berhasil memangkas jarak, membuat skor imbang 7-7, lantas berbalik memimpin. Lee, 23 tahun, kemudian terus melaju tanpa bisa dikejar Ginting.

Greysia/Apri Atasi Tekanan

Saat Indonesia tertinggal, Greysia Polii/Apriyani Rahayu berada dalam tekanan. Pasangan peraih medali emas ganda putri Olimpiade Tokyo itu harus memenangi partai keempat bila tidak ingin tiket semi final menjadi milik negara tetangga.

Namun demikian, lawan yang dihadapi tidak mudah ditaklukkan. Pearly Tan/Thinaan Muralitharan meski masih berusia muda dan belum memiliki jam terbang sebanyak Greysia/Apri tetap bisa memberikan perlawanan ketat.

Pasangan berperingkat 19 BWF membuat Greys/Apri harus bekerja keras. Kejar mengejar angka terus terjadi sejak awal pertandingan. Sempat memimpin 3-2 kemudian 4-3, pasangan Malaysia itu mampu mengejar dan berbalik unggul, 4-6, lantas 9-8.

Patut diakui, Greys/Apri tampil tenang. Keduanya tidak terprovokasi oleh permainan cepat lawan dan bisa membendung smes-smes keras dengan apik. Keduanya pun bisa menyamakan kedudukan dan berbalik memimpin di interval pertama, 11-8.

Pasangan Malaysia sempat membuat adrenalin para fan badminton di Tanah Air berkecamuk saat keduanya bisa mengejar ketertinggalan beberapa poin dan menunda Greys/Apri memetik kemenangan. Skor sempat sama kuat, 20-20, sebelum pasangan senior-junior Indonesia merebut dua poin kemenangan.

Awal set kedua sempat alot. Setelah menyamakan kedudukan 3-3, Greys/Apri bisa mengekploitasi pasangan muda Malaysia untuk meraih poin demi poin. Mengharuskan lawannya jatuh-bangun meladeni smes keras, penempatan bola yang jitu, serta pertahanan kokoh dari Greys/Apri.

Greys/Apri memimpin 8-4, namun pendulum kemudian berpihak ke Malaysia pasca-interval. Greys/Apri tertinggal 11-14. Melalui serangkaian drama menegangkan, pasangan Malaysia itu kemudian memaksa pertandingan berlanjut ke set ketiga.

Wakil Malaysia sukses memberi "senam jantung" bagi para penggemar di Indonesia. Pertahanan mereka rapat. Mereka membuat Greys/Apri beberapa kali harus melakukan kesalahan sendiri. Terjadi adu reli hingga 79 pukulan. Sempat tertinggal 12-20 di gim penentuan, mereka nyaris membuat "comeback" sensasional bila saja perolehan poin mereka tak dibendung di angka 18.

Selain itu, mental bertanding dan semangat juang pantang menyerah. Di balik perjuangan panjang selama 91 menit dengan skor 22-20 17-21 21-18, Pearly Tan/Thinaan Muralitharan menunjukkan tanda-tanda baik untuk menjadi pasangan ganda putri kelas dunia.

Praveen/Melati Tak Lagi Menentukan

Seperti di pertandingan terakhir grup C, sektor ganda campuran adalah pamungkas. Praveen/Melati pun kembali menjadi harapan. Pasangan ranking 4 dunia berhadapan dengan Hoo Pang Ron/Cheah Yee See di partai terakhir.

Kedua pasangan ganda campuran belum pernah bersua. Secara peringkat wakil Malaysia itu berada di belakang Praveen dan Melati. Hanya saja, pasangan 27 BWF itu tampil mengejutkan.

Hasil pertandingan perempat final Piala Sudirman 2021 Indonesia vs Malaysia: tournamentsoftware.com
Hasil pertandingan perempat final Piala Sudirman 2021 Indonesia vs Malaysia: tournamentsoftware.com

Tertinggal di set pertama, Praveen/Melati langsung tancap gas di gim kedua. Juara All England 2020 ini memaksa pertandingan berlangsung rubber game.

Kemenangan mudah di set kedua tidak berlanjut di gim penghabisan. Ucok dan Meli kehilangan pola dan semangat. Pasangan Malaysia yang sempat tertekan justru balik menekan. Memanfaatkan banyak kesalahan untuk mengunci kemenangan 21-19 9-21 21-16.

Ucok dan Meli tak lagi menentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun