Kiprah pemain kelahiran 11 Mei 2001 itu sejak laga pembuka cukup mengesankan. Di pertandingan pertama Grup A, View membungkam tunggal nomor satu India, Kidambi Srikanth, 21-9 21-19.
Kemenangan dalam tempo 43 menit itu tidak hanya menyumbang satu dari empat poin kemenangan Thailand. Itu adalah kemenangan kedua pemain tunggal putra berperingkat 25 dunia atas jagoan India yang kini berada di ranking 14.
Tidak sampai di situ. Di pertandingan ketiga untuk memperebutan juara Grup C, View kembali membuat dunia tercengang. View mengalahkan Shi Yu Qi dua gim langsung, 17-21 17-21.
Secara peringkat BWF, View di belakang tunggal masa depan China. Namun, View menunjukkan bahwa peringkat bukan beban. Begitu juga nama besar China tidak membuat nyalinya ciut dan potensi terbaiknya mengkerut.
View menyumbang kemenangan penting yang membuat Thailand sempat berbalik memimpin 2-1. Duel kedua tim itu pun berlangsung alot. China kemudian berhasil mengunci kemenangan dengan skor 3-2. Namun, China dan tim-tim unggulan lainnya seakan diingatkan bahwa View dan skuad Thailand layak diperhitungkan.
"Ya, ini adalah kemenangan terbesar saya... Saya memulai dengan permainan dasar dengan bertahan dan kemudian mendorong dengan serangan," ungkap View kepada situs resmi BWF usai pertandingan kontra Shi Yu Qi.
Lee Zii Jia sulitkan Momota
Pemain muda lain yang patut disebut adalah Lee Zii Jia. Pemain tunggal putra berusia 23 tahun ini menjadi salah satu pemain muda yang mengemban tugas sebagai pemain senior dalam tim Malaysia.
Malaysia memang dengan sengaja mengirim para pemain muda ke Piala Sudirman sebagai bagian dari proses regenerasi. Rata-rata usia mereka adalah 22 tahun.
Selain itu, Federasi Bulutangkis Malaysia (BAM) menjadikan turnamen beregu, baik Piala Sudirman maupun Piala Thomas dan Piala Uber 2020 yang digelar setelah turnamen yang disebutkan pertama, sebagai batu pijakan untuk melihat sejauh mana potensi para pemain mudanya untuk menjawab target tinggi di Olimpiade Paris, tiga tahun mendatang.