Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Mimpi Besar "Si Al Futur" Barcelona Berubah Jadi Proyek Tanpa Masa Depan Koeman

30 September 2021   08:59 Diperbarui: 30 September 2021   09:22 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Araujo lagi yang membuat kejutan. Masuknya, Gerard Pique sempat menciptakan peluang melalui sepakan Sergino Dest. Pique kemudian menginisiasi serangan yang dilanjutkan Gavi dengan umpan silang menyasar Araujo untuk membuat skor sama kuat.

Bila tidak, maka kekecewaan di hati para penggemar Barca akan berlipat ganda. Sulit membayangkan Barca tak bisa berbuat banyak dan harus menyerah dari tim yang belum juga menang dalam empat pertandingan.

Hanya saja, Granada tidak bisa dipandang sebelah mata. Tim tersebut pernah membuat sejarah saat pertama kali mengukir kemenangan di markas kebangaan Barca pada April silam.

Mimpi besar "Si Al Futur"

Kekalahan ini mengirim Barca ke dasar klasemen Grup E. Barca belum juga mendulang poin dari dua laga, berbanding terbalik dengan Munchen yang memetik hasil sempurna dan berada di posisi teratas.

SItuasi ini, menjadi alarm keras bagi Koeman. Pria Belanda itu tidak bisa tinggal diam. Bila tidak, maka jangankan menjadi juara, lolos fase grup akan sangat sulit. Apa kata dunia bila sampai itu terjadi?

Setelah pertandingan kontra Muenchen, Koeman berterus terang soal kondisi timnya. Ia mengakui level permainan Barca sudah tertinggal dari raksasa Bundesliga itu. Sementara itu kekalahan dengan skor yang sama di Lisbon ini adalah isyarat kondisi klub tidak sedang baik-baik saja.

Barca tidak hanya semakin menjauh dari semangat dasar semboyan kebanggaan di atas, tetapi juga semakin membuat Victor Font geleng-geleng kepala.

Font adalah salah satu kandidat yang mempersiapkan diri secara matang untuk bersaing dengan Joan Laporta memperebutkan kursi presiden klub. Hanya saja, Font kemudian kalah bersaing dalam pemilihan yang digelar pada awal Maret 2021.

Sosok pengusaha kelahiran Catalan, 12 Agustus 1972 itu kalah telak dari Laporta yang meraih mayoritas suara pemilih. Font bernasib seperti Toni Freixa. Sama-sama gagal menjadi presiden ke-42 Barcelona.

Namun begitu ada hal menarik dari Font. Tidak semata-mata karena latar belakangnya yang mentereng. Tetapi juga ide besar yang diusung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun