Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Sheriff Tiraspol, Cara Klub Antah-berantah dari Negara Miskin Membungkam Raksasa

29 September 2021   20:18 Diperbarui: 29 September 2021   20:59 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Sheriff Tiraspol merayakan gol ke gawang Real Madrid di Estadio Santiago Bernabeu, Rabu (29/9/2021) dini hari WIB: Dailymail.co.uk

 

Tidak ada yang mustahil di lapangan sepak bola. Begitulah yang terjadi saat Real Madrid menjamu Sheriff Tiraspol di pekan kedua penyisihan Grup D Liga Champions Eropa. Kemenangan Sheriff Tiraspol, 2-1, mengguncang dunia.

Sebelum peluit "kick-off" di Estadio Santiago Bernabeu dibunyikan pada Rabu (29/9/2021) dini hari WIB, Madrid seakan sudah menjadi pemenang. Berbagai prediksi mengunggulkan tim paling berpengalaman dan tersukses di pentas elite Eropa itu.

Tidak ada yang meragukan kedalaman skuad yang lahir dari pembinaan sepak bola yang maju, berikut pundi-pundi kekayaan yang tak pernah menjauh dari tim ibu kota Spanyol itu. Pemain berlabel bintang. Pelatih dan tim di sekelilingnya pun demikian.

Sheriff adalah tim debutan dan dianggap tidak lebih dari kuda hitam usai membuat kejutan di pertandingan pertama menghadapi Shakhtar Donetsk. Klub pendatang baru, baik sebagai klub di kompetisi paling top di benua biru, juga terkait statusnya sebagai tim sepak bola dari sebuah negara miskin.

Situasi ini berbanding terbalik dengan Real Madrid. Tim keren, pemilik 13 gelar Liga Champions, dan berasal dari negara dengan kultur dan industri sepak bola terdepan.

Namun, sekali lagi, prediksi tetaplah prediksi. Tidak ada kepastian sebelum peluit panjang, tanda  laga usai, dibunyikan. Berasal dari sebuah negara Bernama Moldova, tidak ada alasan yang lebih mendasar bagi Sheriff untuk menyerah begitu saja.

Seperti dalam kisah Kitab Suci, Daud dengan segala kekecilannya bisa menumbangkan Goliath yang gigantik itu. Begitulah Sheriff yang lilliput bisa meruntuhkan kebesaran Madrid.  Membungkam sang raksasa, di kandangnya pula.

Real Madrid, tim raksasa yang dihuni para pemain bintang: Dailymail.co.uk
Real Madrid, tim raksasa yang dihuni para pemain bintang: Dailymail.co.uk

Detail kecil

Hal yang paling penting adalah apa yang membuat Sheriff akhirnya bisa pulang dengan senyum kemenangan? Sebaliknya, apa sebab Madrid tersungkur di hadapan tim yang baru datang dari antah-berantah itu?

Bila kita meneliti sekilas, Carlo Ancelotti menurunkan formasi terbaik dan diisi oleh para pemain jempolan. Thibaut Courtis, Nacho, Eder Militao, David Alaba, dan Miguel di barisan belakang. 

Pemain anyar Eduardo Camavinga mendampingi Casemiro dan Federico Valverde di lini tengah. Karim Benzema dan Vinicius Junior di lini depan untuk melengkapi formasi 4-3-3.

Sementara itu, tim tamu tidak punya modal pemain beken. Yang dibawa kemudian diracik Yuriy Vernydub dalam formasi 4-2-3-1 adalah para pemain yang tidak pernah mengisi lembaran pemberitaan dan masuk dalam ulasan media-media Eropa. Mereka ada para pemain medioker dari Uzbekistan, Macedonia Utara, Guinea dan beberapa daerah sekitar.

Apakah ada dari antara kita yang mengenal dan menyimpan sementara dalam memori salah satu dari para pemain Sheriff? Begitu juga, setelah kemenangan ini, apakah ada dari antara mereka yang kita ingat selain para pencetak gol?

Hampir semua pemain Madrid, entah sekilas atau sering, pernah disebut dalam pemberitaan. Menjadi buah bibir, pokok ulasan, atau penghias tajuk berita. Apalagi Karim Benzema sang pencetak gol di menit ke-65 yang membuat rasa malu tuan rumah tak sampai semakin menjadi-jadi.

Sementara itu, Jasurbek Yakhshiboev dan Sebastien Thill kalah pamor dan kurang "bernilai" berita, selain setelah keduanya menggetarkan gawang Courtois di pertandingan ini.

Jasurbek membuka keunggulan timnya sekaligus mengagetkan Madrid dengan tandukan mematikan di menit ke-25.

Sementara Sebastien membuat skor imbang yang sempat diperjuangkan dan ingin diubah Madrid menjadi kemenangan berbalik menjadi petaka jelang bubaran. 

Tendangan setengah voli gelandang Luksemburg yang tak mampu dibendung Courtois di menit ke-89 membungkam para fan tuan rumah.

Para pemain Sheriff merayakan gol kedua ke gawang tua rumah Real Madrid: bbc.com
Para pemain Sheriff merayakan gol kedua ke gawang tua rumah Real Madrid: bbc.com

Don Carlo, begitu pelatih Madrid karib disapa, merasa sedih setelah pertandingan. Status unggulan dan nama besar seharusnya bisa berpadu dengan hasil positif dari dominasi permainan yang ditunjukkan sepanjang menit.

Statistik mencatat. Madrid melepaskan 32 percobaan tendangan ke arah gawang lawan dengan  11 di antaranya mengenai sasaran. Kiper Sheriff Athanasiadis memang dipaksa berjibaku mengamankan gawangnya.

Sementara itu, Sheriff empat kali melepaskan tendangan ke gawang tuan rumah dengan tiga berstatus "on target." Hebatnya, dua dari antaranya berbuah gol.

Bisa menguasai pertandingan dengan 76 persen penguasaan bola dan terus menekan Sheriff tak otomatis menang. Madrid, dari kaca mata Don Carlo, abai pada detail-detail kecil.

Tentang ini, pelatih asal Italia itu mengatakan kepada situs resmi Real Madrid dan dilansir Dailymail.co.uk. "Mereka mencetak gol-golnya dari serangan balik dan lemparan ke dalam. Kami memiliki banyak sekali tendangan mengarah ke gawang, tapi terkadang keberuntungan meninggalkan Anda di pertandingan. Segalanya berjalan baik untuk mereka, segalanya berjalan keliru untuk kami."

Sheriff tahu pertahanan terbaik tidak hanya menyerang. Tetapi juga bertahan dalam arti sesungguhnya. Hal ini dibuktikan dengan minimnya gol yang bisa diciptakan Madrid di tengah penguasaan bola yang ditunjukkan sepanjang pertandingan.

"Sheriff bertahan dengan sangat baik dan sangat rapat di belakang. Kami bekerja sama dengan baik dan menembus pertahanan mereka berkali-kali dan melepaskan banyak sekali crossing," sambung Ancelotti.

Bersatu

Bagi Sheriff ini adalah kemenangan besar. Tim pendatang baru mengalahkan tim paling sukses adalah catatan tersendiri bagi klub dan negara tersebut. Tidak heran usai Thill mencetak gol di menit akhir, mereka pun larut dalam euforia.

Mereka pun pulang dengan senyum mengembang. Masing-masing pemain akan mengenangnya sebagai salah satu momen bersejarah dalam karier mereka. Seperti Thill katakan, "Itu adalah tujuan terbaik dan terpenting dalam karier saya, itu pasti."

Thill pernah menjadi pemain pinjaman di FC Tambov, klub Rusia yang dibubarkan pada Mei lalu setelah menyatakan diri bangkrut. Mereka berangkat ke Madrid tanpa beban. 

Mereka menghadapi laga ini dengan senyum tanpa tekanan.

Walau berstatus underdog, mereka tak gentar. Mereka bermain dengan penuh keberanian. Thill pun, entah beruntung atau tidak, membuat melengkapinya dengan gol mengejutkan.

Gol pertama Sheriff ke gawang Thibaut Courtois: Dailymail.co.uk
Gol pertama Sheriff ke gawang Thibaut Courtois: Dailymail.co.uk

Selain semangat spartan, ada kekuatan tersembunyi di balik keragaman latar belakang para pemain. Datang dari negara berbeda, dan semuanya bukanlah negara makmur, mereka bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang berharga.  

"Ada banyak orang asing di klub, kami datang dari semua jenis negara. Itu kekuatan kami." Begitu keyakinan Thill.

Sheriff kini mengemas total enam poin, hasil sempurna dari dual aga. Di pertandingan pertama, mereka mengalahkan Shakhtar Donetsk dua gol tanpa balas.

Sheriff sementara ini menikmati status sebagai pemuncak Grup D, dengan keunggulan tiga poin dari Madrid di tempat kedua. Madrid akan bertandang ke markas Shakhtar pada Oktober nanti.

Kemenangan ini sudah menelan mereka dalam sukacita. Selanjutnya, mereka tidak ingin tren baik ini berakhir di Madrid. Mereka masih memiliki pekerjaan berat untuk membuat debut mereka menjadi lebih manis. Lolos dari fase grup menuntut mereka menang di laga-laga berikutnya.

"Kami bermimpi untuk masuk ke babak 16 besar dan itulah tujuan kami," tegas kapten Sheriff Frank Castaneda, menukil bbc.com.

Kini mimpi itu bukan lagi sesuatu yang mustahil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun