Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jonatan Christie Takluk dan Debut Pahit Ester Nurumi, Saatnya Hadapi Denmark dengan Kekuatan Terbaik

28 September 2021   08:31 Diperbarui: 28 September 2021   16:46 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie gagal memetik kemenangan menghadapi pemain tunggal putra Kanada: badmintonindonesia.org

Indonesia tidak hanya mengandalkan pemain senior dan sarat pengalaman untuk memburu trofi Piala Sudirman 2021. Dari 11 atlet putra dan sembilan atlet putri yang diboyong ke Vantaa, Finlandia ternyata ada beberapa wajah baru.

Dua di antaranya adalah Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo. Putri KW dan Ester mendampingi Gregoria Mariska yang memiliki jam terbang internasional lebih banyak di sektor tunggal putri.

Pemain yang disebutkan kedua mendapat kesempatan tampil di Energia Areena di laga kedua penyisihan Grup C menghadapi Kanada, Senin (27/9/2021) malam WIB. Turun di partai kedua, Ester menghadapi Rachel Chan.

Bagi Ester, ini merupakan kiprah pertamanya di level dewasa. Tidak tanggung-tanggung, pemain berusia 17 tahun langsung merasakan atmosfer turnamen beregu prestisius.

Dibanding pemain debutan lainnya, Putri KW, Ester sungguh minim pengalaman.

Entah mengapa tim pelatih justru memberinya kepercayaan. Bisa jadi penampilannya yang cukup baik terutama saat Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 membuat Rionny Mainaky memboyongnya ke Eropa. Saat itu, Ester mampu mengalahkan Jorji lewat drama tiga gim, 21-12, 13-21, 21-11.

Tidak ingin membuang kesempatan, Ester berusaha menjawab kepercayaan itu. Menghadapi pemain Kanada berperingkat 236, pemain kelahiran Jayapura, 26 Agustus 2005 itu tak mau menempatkan diri sebagai underdog.

Rachel Chan: bwfbadminton.com
Rachel Chan: bwfbadminton.com

Ia memaksa Rachel berjibaku di set pertama. Usai menguncinya, 22-20, Ester sempat kewalahan di gim kedua. Ia pun menyerah dengan skor cukup mencolok, 8-21. Di set penentuan, adik dari pemain tunggal putra PBSI, Chico Aura Dwi Wardoyo kembali memaksa lawannya bekerja keras.

Ester yang merupakan jebolan PB Exist terlibat kejar mengejar poin dengan Rachel. Walau sempat tertinggal 7-11, Ester kemudian mampu memaksa skor imbang, 16-16.

Ester kemudian berbalik memimpin satu angka. Sayangnya, momen baik ini tak memeluknya sampai akhir. Ester mulai kehilangan poin demi poin. Akhirnya, ia gagal merebut kemenangan. Kekalahan Ester dengan skor 24-22 8-21 18-21 pun memberi poin pertama bagi Kanada, tidak hanya di laga ini tetapi juga sejak hari pertama Piala Sudirman edisi ke-17 ini.  

Ester Nurumi gagal memetik kemenangan dalam debutnya di level senior: badmintonindonesia.org
Ester Nurumi gagal memetik kemenangan dalam debutnya di level senior: badmintonindonesia.org

Jojo Takluk

Hasil minor yang diraih Ester membuat skor sama kuat setelah di partai pertama, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil menekuk BR Sankeerth/Nyl Yakura, 21016 dan 21-10.

Di tiga partai selanjutnya, para pemain Indonesia mendapat perlawanan ketat dari Kanada. Jojo, begitu Jonatan Christie disapa yang kini berada di ranking 7 BWF, secara mengejutkan takluk dari Brian Yang, berperingkat 43 dunia. Pertandingan yang berlangsung satu jam dan tiga menit berakhir dengan skor 21-9 20-22 18-21.

Setelah Rachel, giliran Brian yang menyumbang poin kedua bagi Kanada. Brian menjadi pemain putra Kanada pertama yang mengukir kemenangan di panggung Piala Sudirman.

Jonatan Christie menghadapi Bryan Yang: badminton photo
Jonatan Christie menghadapi Bryan Yang: badminton photo

"Pada awalnya saya bisa melakukan apa yang saya rencanakan, dan saya memimpin 6-0 di set kedua. Mungkin saya membuat banyak kesalahan." Demikian komentar Jojo usai pertandingan kepada situs resmi BWF.

Pemain kelahiran Jakarta itu mengakui Brian mampu memanfaatkan situasi untuk mempertebal kepercayaan diri. Serangan dan pertahanan yang bagus turut mempengaruhi kemenangan Brian.

"Dia menjadi percaya diri setelah itu. Dia memiliki serangan yang bagus dan pertahanan yang bagus."

Apakah Kanada kembali membuat kejutan? Tidak. Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang turun di partai ketiga membuat Rachel Chan yang kembali bermain dan dipasangkan dengan Catherine Choi tak berdaya.

Greys/Apri butuh 37 menit untuk menghentikan Rachel/Catherine, 21-16 21-10. Partai terakhir pun menentukan nasib kedua tim.

Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari menjadi harapan Indonesia. Ini merupakan debut bagi pasangan lapis ketiga Indonesia di turnamen beregu di level senior.

Rinov sebelumnya pernah bermain di turnamen beregu kala masih di level junior yakni di Piala Suhandinata 2017. Sementara Pitha sama sekali belum memiliki pengalaman.

Jonatan Christie gagal memetik kemenangan menghadapi pemain tunggal putra Kanada: badmintonindonesia.org
Jonatan Christie gagal memetik kemenangan menghadapi pemain tunggal putra Kanada: badmintonindonesia.org

Meski begitu, lawan Rinov/Pitha bukan unggulan. Mereka menghadapi pasangan ganda campuran hasil bermain rankap. B.R.Sankeerth yang sebelumnya tampil di ganda putra, kembali turun mendampingi Crystal Lai. Hasilnya, Rino/Phita sukses memetik kemenangan straight set, sekaligus membuat para penggemar Indonesia bernapas lega.

Setelah menghadapi sejumlah drama mengejutkan, Indonesia sukses mengamankan satu tempat di babak perempat final. Pertandingan terakhir menghadapi Denmark, Rabu (29/9/2020) menentukan siapa yang berhak menjadi juara grup.

Bila ingin lolos sebagai juara grup maka tidak kalimat lain selain menggempur sekuat tenaga untuk meledakkan Tim Dinamit. Seperti Indonesia, Denmark juga mengantongi dua kemenangan, masing-masing 5-0 atas Kanada, dan 4-1 atas Rusia.

Indonesia menang tipis 3-2 atas Kanada di pertandingan kedua Grup C: tournamentsoftware.com
Indonesia menang tipis 3-2 atas Kanada di pertandingan kedua Grup C: tournamentsoftware.com

Pengalaman berharga

Patut diakui, dibanding empat sektor lainnya, tunggal putri bisa dibilang paling lemah. Ganda putra berkekuatan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pasangan muda dan berpengalaman, yang menguasai rangking BWF. Ditambah lagi, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, kekuatan sektor ini begitu mumpuni.

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu adalah tumpuan ganda putri. Peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu membawa semangat kemenangan, meski kondisi Greysia belum kembali prima. Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti siap diberi kepercayaan.

Sektor tunggal putra dan ganda campuran pun Indonesia diwakili para pemain sarat pengalaman internasional. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, plus Shesar Hiren Rhustavito, yang berusia lebih senior tetapi sedikit tenggelam di balik dua nama pertama.

Soal pengalaman Ginting dan Jojo tak perlu ditanya. Keduanya sudah sering menjadi tumpuan dan ikut menggerek prestasi dan pamor tunggal putra dari lembah kekelaman. Medali perunggu Olimpide Tokyo menjadi modal lebih dari cukup bagi Ginting untuk menjadi lebih baik di turnamen beregu.

Juara All England, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti adalah tumpuan di ganda campuran. Manakala diberi kesempatan, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari pun akan membuktikan kualitasnya di panggung besar ini. Rinov/Pitha bisa menjadi penyokong bila Praveen/Melati kesulitan mendapatkan performa terbaik.

Gambaran singkat pengalaman dan sarat prestasi sektor-sektor lain, tentu membuat tunggal putri minder. Sektor ini bisa diklaim sebagai titik lemah yang menjadi sasaran empuk lawan memetik poin.

Namun, hemat saya, sebagai sebuah turnamen beregu, kemenangan tidak semata-mata ditentukan oleh keunggulan individual. Para pemain tunggal putri bisa saja berlindung di balik sektor-sektor yang lebih tangguh. Serentak dengan itu mengambil kesempatan untuk membuat kejutan. Saat lawan merasa diri lebih superior, para srikandi kita bisa memukul mereka.

Tak percaya

Indonesia sudah 32 tahun menanti kembalinya trofi yang mengambil nama tokoh bulutangkis kita, Dick Sudirman. Perjuangan keras yang harus ditempuh mulai dari fase grup tidak bisa menampik kenyataan untuk memberikan kesempatan bagi para pemain muda.

Sebelumnya, Putri KW dan Ester adalah beberapa nama yang bisa diberikan menit bertanding. Selain mengandalkan Jorji, sapaan manis Gregoria, kedua penerusnya layak diberi kesempatan unjug gigi.

Putri sudah menunjukkan tren yang baik dengan menjadi juara di Spain Masters beberapa waktu lalu. Putri bahkan sudah pernah merasakan kemenangan di turnamen beregu. Itu terjadi di Kejuaraan Beregu Asia di Manila, Filipina, 2020. Saat itu, Putri yang adalah kelahiran Tangerang, ikut menyumbang poin dengan mengalahkan wakil tuan rumah.

Putri KW dan Ester Nurumi: badmintonindonesia.org
Putri KW dan Ester Nurumi: badmintonindonesia.org

"Rasanya senang dan bahagia bisa menjadi bagian dari tim ini. Tapi saya agak tegang juga karena walau bukan pertama kali ikut ajang beregu, Piala Sudirman adalah ajang yang besar dan lebih top lagi," ungkap Putri melansir Badmintonindonesia.org.

Sementara itu, Ester memang baru mendapat kans merasakan sensasi di pentas elite. Ia mengalami suasana yang jauh berbeda. Berhadapan dengan pemain lawan yang lebih berpengalaman. Takut dan tegang tentu manusiawi. Jangankan pemain muda, para pemain senior pun masih kerap diliputi perasaan tersebut.

"Sampai sekarang rasanya masih tidak percaya bisa masuk tim ini. Ada ketakutan sedikit karena saya di sini ketemu pemain-pemain kelas dunia, sementara saya masih sangat junior. Tetapi, rasa takut ini saya mau jadikan motivasi untuk bertanding sebaik-baiknya," komentar Ester.

Sebagai pendatang baru, memang tak perlu berharap terlalu jauh, sekali turun ke arena sudah lebih dari cukup. Kekalahan itu memberi Ester pengalaman berharga untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Menggempur Denmark

Sebelum berduel lagi di laga terakhir penyisihan grup pada Rabu (29/9/2021), Indonesia dan Denmark sudah 10 kali bersua fase tersebut.

Pertemuan ini akan menentukan status juara dan runner-up grup. Kedua tim tentu ingin memetik kemenangan agar bisa mendapat lawan yang lebih mudah di babak delapan besar.

Untuk itu, Indonesia wajib menurunkan formasi terbaik untuk menghadapi Denmark yang memiliki kekuatan yang cukup merata ditambah ambisi besar berbicara banyak di turnamen ini.

Mengingat ini laga menentukan, maka para pemain pelapis dan pemain muda yang baru saja atau sedang menanti momen debut, patut memberi tempat kepada para pemain utama.  Minions, Ginting, Praveen/Melati, dan Greysia/Apri.

Indonesia sudah 16 kali ke babak delapan besar dari 17 edisi Piala Sudirman. Artinya, hanya sekali Merah-Putih gagal lolos dari penyisihan grup yakni di edisi 2017 di Gold Coast, Australia.

Target utama Indonesia kali ini tentu lebih dari itu. Membawa pulang Piala Sudirman yang sudah dinanti 32 tahun.

Semoga Garuda bisa terbang tinggi di Finlandia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun