Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kisah Sedih Goh Jin Wei dan Han Chengkai, Pensiun Muda padahal Calon Bintang

17 September 2021   09:52 Diperbarui: 17 September 2021   09:59 1764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebulutangkis muda asal Malaysia, Goh Jin Wei: instagram/jinweigoh

Masih dalam unggahan yang sama, Han mengatakan ia sebenarnya nyaris menyerah lebih awal. Namun, dukungan dari berbagai pihak membuatnya coba bertahan.

"Selama bertahun-tahun saya diganggu oleh cedera pinggang, saya ingin menyerah berkali-kali, tetapi orang tua saya, pelatih di sekitar saya, saudara-saudara saya, teman-teman, dan tentu saja Zhou Haodong, selalu mendorong saya, mendukung saya, dan biarkan aku terus bertahan."

Ia akhirnya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Setelah Olimpiade Tokyo 2020, keputusan itu ia ambil. Ia pun harus mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang.

Han Chengkai: Instagram @hanzhoufc 
Han Chengkai: Instagram @hanzhoufc 

Sejumlah pelajaran

Dari kedua atlet itu, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik. Keduanya menyiratkan dan menyuratkan sejumlah pesan.

Pertama, baik Goh Jin Wei maupun Han Chengkai pernah merasakan situasi saat dielu-elukan sebagai bintang masa depan. Namun, keduanya akhirnya harus menyerah kalah pada kesehatan.

Cedera bisa datang kapan saja, saat baik atau tidak baik waktunya. Cedera menjadi momok dan mimpi buruk bagi setiap atlet. Dalam pesannya kepada Goh Jin Wei, pebulutangkis tunggal putra Malaysia, Li Zi Jia menulis demikian, "Saya merasakan hal yang sama tentang pengalaman pemain, tetapi saya berada di sungai dan danau, dan saya tidak dapat menahan diri. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya takut saya bisa membuat terlalu banyak kesalahan."

Urusan kesehatan adalah sesuatu yang sangat penting. Untuk meraih prestasi, semangat dan mental saja tidak cukup. Dibutuhkan kesehatan fisik yang prima. Sayangnya, kedua atlet muda itu akhirnya tak bisa berkutik saat masalah kesehatan menerjang.

Tidak hanya para atlet, kehidupan setiap insan manusia juga ditentukan oleh faktor kesehatan. Bila tidak petaka bisa datang kapan saja dan menyerang siapa saja. Tidak peduli pria atau wanita, atlet atau non-atlet, miskin atau kaya, dan tua atau muda. Cita-cita dan mimpi indah masa depan bisa terkubur saat penyakit dan cedera menerjang.

Kedua, mundur sebagai atlet badminton bukanlah akhir dari segalanya. Kedunya masih sangat muda. Masih ada jalan lain yang bisa ditempuh. Persis, keyakinan Goh Jin Wei. Sekali lagi saya kutip, "Ada banyak penyesalan dan keengganan, tetapi saya percaya bahwa jalan hidup masih panjang. Saya percaya bahwa selama saya bekerja keras, saya dapat melakukan pekerjaan dengan baik di bidang apa pun di masa depan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun