Yuta yang berpostur mungil tidak hanya memukau dunia di satu nomor. Ia bisa bermain dengan sama baiknya di dua nomor berbeda. Yuta adalah representasi prestasi ganda putra dan ganda campuran Negeri Matahari Terbit.
Bersama pasangan berbeda, Yuta menempatkan diri di jajaran elite dunia. Tidak ada pasangan lain dari Jepang dengan rangking BWF lebih baik dari Yuta dan tandemnya.
Di ganda putra, Yuta yang berpartner dengan seniornya, Hiroyuki Endo bertengger di posisi lima dunia. Di posisi yang sama Yuta dan Arisha Highasino menempatkan diri di sektor ganda campuran.
Posisi tersebut tidak mereka raih secara pro deo alias cuma-cuma. Semua diperoleh melalui prestasi. Berada di papan atas setelah membuktikan diri di berbagai turnamen dan meladeni para jagoan lain.
Sayangnya, belum sempat Yuta merasakan manisnya duduk di puncak, ia harus berpisah dari Endo.
Perpisahan Yuta dan Endo akan menjadi akhir dari kebersamaan mereka selama lima tahun. Sepanjang itu mereka sudah membuktikan diri sebagai salah satu pasangan tangguh, yang tidak hanya dikenal karena pertahanan yang solid, tetapi juga kombinasi senior-junior yang apik.
Ingin Fokus
Endo sebenarnya sudah mengirim isyarat pensiun sejak Olimpiade Tokyo. Pelatih ganda putra PBSI, Herry IP, membagi cerita usai pertemuan Endo dan mantan pelatihnya, Rionny Mainaky di sela-sela pesta olahraga empat tahunan itu.
"Saya lihat Endo menghampiri Rionny dan ngobrol agak lama. Pas sudah selesai, saya lalu tanya ke Rionny, 'ada apa?'. Kemudian Rionny menjawab kalau Endo mau mundur dari timnas Jepang," ungkap Herry IP sebagaimana dilansir dari BolaSport.com.
Sosok pelatih yang dijuliki Naga Api itu mengatakan Endo ingin agar partnernya itu fokus di ganda putra. Sementara itu Yuta yang masih berusia 24 tahun, bila bisa menduga, sepertinya bergeming.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!