Malam minggu apes bagi Arsenal. Sebaliknya, senyum mengembang di kubu Manchester City. Pertemuan kedua tim di pekan ketiga Liga Primer Inggris di Etihad Stadium, Sabtu (28/8/2021) malam WIB menjadi panggung pertunjukkan kedigdayaan The Citizen.
Manchester Biru mencatatkan kemenangan telak, lima gol tanpa balas. Kemenangan mencolok atas tim yang sebenarnya tak bisa dipandang remeh. Sebuah hasil menggembirakan tak lama setelah mereka dibuat gigit jari oleh Harry Kane dan Cristiano Ronaldo.
Mari kita mulai dari lapangan pertandingan. Arsenal dan City sama-sama menurunkan komposisi terbaik. Pep Guardiola tampil dengan salah satu formasi andalannya, 4-3-3. Pelatih asal Spanyol itu memberi tempat kepada nama-nama andalannya mulai dari Ederson Moraes di bawah mistar gawang, kuartet Kyle Walker, Ruben Dias, Aymeric Laporte, dan Joao Cancelo di lini pertahanan.
Selanjutnya, Bernardo Silva, Rodri, dan Ilkay Gundogan menopang Gabriel Jesus, Ferran Torres, dan pemain anyar seharga Rp 2 triliun, Jack Grealish.
Begitu juga Mikel Arteta. Bernd Leno sebagai penjaga gawang, disokong Rob Holding, Sead Kolasinac, dan Calum Chambers di area bek. Menyusul Cedric Soares, Emile Smith Rowe, Granit Xhaka, Kieran Tierney di lini tengah, Bukayo Saka, Pierre-Emerick Aubameyang, dan pemain baru, Martin Odegaard melengkapi skema 3-4-3.
Tuan rumah langsung mendominasi sejak awal laga. Hal ini dibuktikan dengan sepasang gol yang tercipta dalam rentang 12 menit awal pertandingan. Bernd Leno harus memungut bola dari dalam gawangnya dua kali dalam tempo singkat itu.
Gol pertama City terjadi di menit ketujuh melalui Ilkay Guendogan. Ferran Torres menggandakan keunggulan Manchester Biru lima menit berselang.
Tuan rumah semakin di atas angin setelah skuad Gudang Peluru harus kehilangan salah satu amunisi di menit ke-35. Tekel tak akurat Granit Xhaka kepada Joao Cancelo berujung kartu merah. Wasit tak memberi ampun dengan memberinya kartu kuning.
Sungguh malang The Gunners. Kalah jumlah pemain benar-benar menjadi petaka.Â
Gabriel Jesus ikut mencatatkan namanya di papan skor sebelum turun minum untuk memberi keunggulan 3-0 bagi tuan rumah.
Arteta mencoba memompa semangat tim yang sudah kehilangan keseimbangan. Namun, posisi mereka sudah sedemikian terjepit lantaran tuan rumah sama sekali tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk menciptakan keajaiban.
Menit ke-53, Rodri ikut menggetarkan gawang Arsenal. Pesta gol tuan rumah ditutup Ferran Torres di menit ke-84, sekaligus menjadi brace-nya di laga ini.
Tetap oke tanpa Ronaldo dan Kane
Kemenangan City ini sungguh berarti. Terjadi di saat yang tepat pula. Lesatan 10 gol dalam dua pertandingan terakhir lebih dari cukup menggambarkan seperti apa situasi City saat ini. Â
Ya, City sedang on fire. Tim itu tengah dalam kondisi terbaik, walau sempat kesulitan di pekan pertama saat menghadapi Tottenham Hotspur.
Dua kemenangan telak beruntun menjadi bukti bahwa tim tersebut sebenarnya tidak harus membutuhkan striker untuk bisa mengemas banyak gol.
Sengaja disebutkan striker karena setelah Sergio Aguero pergi, tim tersebut benar-benar membutuhkan sosok pengganti. Pemain dengan tipikal yang sama sebagai ujung tombak sekaligus mesin gol. Tak heran bila City begitu getol memburu Harry Kane dari Tottenham Hotspur.
Selain mengincar Kane, City juga membuat rencana cadangan untuk mendatangkan Ronaldo. Setelah Kane menyatakan tidak akan hengkang dari Tottenham Hotspur Stadium, City tampak tak terlalu terpukul karena mereka masih memiliki Ronaldo dalam daftar.
Hingga Jumat (27/8/2021) pagi WIB, peluang City mendapatkan Ronaldo sudah di depan mata. Ronaldo ibaratnya tinggal menunggu waktu berseragam biru. Namun, situasi berubah begitu cepat. Hanya dalam hitungan jam.
Manuver yang dilakukan Jorge Mendes setelah mendapat "tekanan" dari Manchester United berhasil membuat arah pulang Ronaldo ke Manchester berbelok. Rute yang ditempuh tidak lagi menuju Etihad, tetapi Old Trafford. Ke tempat Ronaldo pernah menghabiskan enam musim yang gemilang. Kembali mengenakan seragam merah yang melambungkan nama dan kariernya. Ternyata ke sana, Ronaldo pulang.
City memang kecewa dengan kegagalan di saat-saat akhir menjelang pemakluman keberhasilan mereka "merebut" salah satu legenda klub tetangga itu. Agen Ronaldo menjadi sasaran kritik City karena dianggap ikut "bermain" untuk memberi jalan kepada kliennya kembali ke Old Trafford.
City tak perlu larut dalam kesedihan. Mereka boleh saja mengelus dada menyaksikan drama transfer yang berlangsung begitu singkat dan mengobok-obok perasaan mereka. Pasalnya, tanpa Kane dan Ronaldo mereka sejatinya tetap bisa mencetak banyak gol.
Gawang Arsenal yang lima kali dikoyak bisa jadi sebagai tempat pelampiasan. Bisa jadi juga pembuktian bahwa City tetaplah tim yang solid tanpa kedua pemain itu sekalipun. City tetap oke tanpa Ronaldo atau Kane.
Pembuktian para pemain
Ternyata kegagalan mendatangkan Ronaldo dan Kane memberikan hikmah tersendiri bagi tim tersebut.Â
Guardiola memang sangat berniat mendatangkan striker baru. Namun hasrat mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu ternyata tak bisa terealisasi hingga menjelang penutupan bursa transfer musim panas pada akhir bulan Agustus ini.
Kebutuhan akan striker baru memang penting. Upaya mempertahankan gelar di tengah persaingan yang semakin ketat. Sesuatu yang masuk akal secara matematis.
Namun, tanpa mendatangkan bomber yang diinginkan, City sebenarnya tetap bisa memaksimalkan sumber daya yang ada. Kalau dilihat, skuad tersebut terlihat cukup dalam. Di tengah pesimisme akan kehadiran striker baru, para pemain lain malah unjuk gigi meyakinkan.
Kemenangan telak ini menjadi isyarat bahwa tanpa Kane dan Ronaldo, para pemain lain masih bisa diandalkan.Â
Sejumlah pemain yang diragukan performanya seperti Gabriel Jesus, Ferran Torres, hingga pemain baru nan mahal, Jack Grealish memberikan pesan sebaliknya.
Mari kita cek sejauh mana mereka membuktikan diri di laga ini.Â
Pertama, Gabriel Jesus. Pemain depan Brasil ini menunjukkan bahwa ia bisa bermain dengan baik di sayap kanan, alih-alih sebagai striker.
Penampilannya sangat bertenaga. Dia mengatur gol pembuka melalui umpan silang sempurna. Gol pertama Gundogan tidak lepas dari peran pemain 24 tahun ini.
Tidak sampai di situ. Jesus yang rajin mengganggu pertahanan Arsenal menunjukkan dirinya masih memiliki insting sebagai striker. Gol ketiga yang ia cetak di menit ke-43 adalah bukti. Umpan silang Grealish bisa ia sambut dengan sempurna. Selain Jesus, Grealish juga patut mendapat kredit!
Kedua, Torres. Usianya boleh dibilang belia, tetapi tidak dengan kecerdasannya menempatkan diri di lapangan pertandingan. Kecakapannya membaca posisi lawan berbuah sepasang gol.
Ketenangannya memaksimalkan setiap peluang patut diacungi jempol. Gol keduanya di laga ini misalnya, adalah bukti nyata kecemerlangannya menemukan ruang kosong di antara dua bek Arsenal sehingga bisa menyambut umpan silang Riyad Mahrez dengan apik.
Usianya baru 21 tahun. Menuntutnya untuk terus belajar dan menambah jam terbang. Namun, penampilannya hari ini menunjukkan bahwa naluri gol yang ia punya sedikit banyak memenuhi keinginan Guardiola akan pemain depan yang diinginkan. Ada angin harapan yang Torress hembuskan.
Ketiga, selain nama-nama di atas, Gundogan tetap patut disebut. Mengapa? Pemain internasional Jerman ini berhasil membuka keran gol timnya, menuntaskan umpan silang Jesus.
Tidak hanya itu. Penampilannya di laga ini menunjukkan bahwa pemain bernomor delapan bisa mendapatkan manfaat dengan absennya pemain nomor sembilan. Tanpa striker seperti Kane atau Ronaldo yang memonopoli area penalti, Gundogan bisa bebas bergerak maju, melakukan akselerasi, dan menunjukkan kegenitannya di pertahanan lawan
Situasi ini sebenarnya bukan baru terjadi di pertandingan ini. Musim lalu, pemain berusia kepala tiga itu, mencetak 13 gol di pentas Liga Primer Inggris. Jumlah gol itu menempatkannya sebagai top skor di antara para pemain City lainnya. Â Sekali lagi, ini bukti tanpa striker, Gundogan bisa berperan.
Apakah Guardiola dan para penggemar yang merindukan kehadiran ujung tombak belum juga menyadari situasi ini?
Keempat, sulit membayangkan City mampu mencetak nyaris selusin gol hanya dalam dua laga tanpa peran para pemain lain.Â
City memang klub bertabur bintang. Menariknya, para bintang itu tidak berputar pada poros masing-masing untuk kepentingan sendiri. Dengan kata lain, mereka tidak egois dan soliter, tetapi solider-untuk mengatakan bekerja sama.
Bernardo Silva, Rodri, Grealish, hingga Raheem Sterling bermain baik. Ederson Moraes mampu menjaga gawang dengan brilian. Lini pertahanan solid, dimotori bek terbaik Eropa, Ruben Diaz. Enam poin dari dua pertandingan, mencetak 10 gol, dan tak kebobolan sekalipun.
Apakah setelah mengirim Arsenal ke posisi buncit hari ini, kita masih yakin Man City benar-benar membutuhkan sosok nomor sembilan seperti Ronaldo dan Kane? Momentum tepat "move on" dari Ronaldo dan Kane karena tanpa mereka City tetap bisa "party"!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H