Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pesta 5 Gol dan Mengirim Arsenal ke Dasar Klasemen, Isyarat Manchester City Tak Butuh Ronaldo dan Kane

28 Agustus 2021   23:36 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:39 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leno harus berjibaku mengamankan gawang Arsenal: Dailymail.co.uk

Mari kita cek sejauh mana mereka membuktikan diri di laga ini. 

Pertama, Gabriel Jesus. Pemain depan Brasil ini menunjukkan bahwa ia bisa bermain dengan baik di sayap kanan, alih-alih sebagai striker.

Penampilannya sangat bertenaga. Dia mengatur gol pembuka melalui umpan silang sempurna. Gol pertama Gundogan tidak lepas dari peran pemain 24 tahun ini.

Tidak sampai di situ. Jesus yang rajin mengganggu pertahanan Arsenal menunjukkan dirinya masih memiliki insting sebagai striker. Gol ketiga yang ia cetak di menit ke-43 adalah bukti. Umpan silang Grealish bisa ia sambut dengan sempurna. Selain Jesus, Grealish juga patut mendapat kredit!

Grealish dan Jesus kompak tampil apik: Dailymail.co.uk
Grealish dan Jesus kompak tampil apik: Dailymail.co.uk

Kedua, Torres. Usianya boleh dibilang belia, tetapi tidak dengan kecerdasannya menempatkan diri di lapangan pertandingan. Kecakapannya membaca posisi lawan berbuah sepasang gol.

Ketenangannya memaksimalkan setiap peluang patut diacungi jempol. Gol keduanya di laga ini misalnya, adalah bukti nyata kecemerlangannya menemukan ruang kosong di antara dua bek Arsenal sehingga bisa menyambut umpan silang Riyad Mahrez dengan apik.

Usianya baru 21 tahun. Menuntutnya untuk terus belajar dan menambah jam terbang. Namun, penampilannya hari ini menunjukkan bahwa naluri gol yang ia punya sedikit banyak memenuhi keinginan Guardiola akan pemain depan yang diinginkan. Ada angin harapan yang Torress hembuskan.

Ketiga, selain nama-nama di atas, Gundogan tetap patut disebut. Mengapa? Pemain internasional Jerman ini berhasil membuka keran gol timnya, menuntaskan umpan silang Jesus.

Tidak hanya itu. Penampilannya di laga ini menunjukkan bahwa pemain bernomor delapan bisa mendapatkan manfaat dengan absennya pemain nomor sembilan. Tanpa striker seperti Kane atau Ronaldo yang memonopoli area penalti, Gundogan bisa bebas bergerak maju, melakukan akselerasi, dan menunjukkan kegenitannya di pertahanan lawan

Situasi ini sebenarnya bukan baru terjadi di pertandingan ini. Musim lalu, pemain berusia kepala tiga itu, mencetak 13 gol di pentas Liga Primer Inggris. Jumlah gol itu menempatkannya sebagai top skor di antara para pemain City lainnya.  Sekali lagi, ini bukti tanpa striker, Gundogan bisa berperan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun