Kepulangan Cristiano Ronaldo ke Old Trafford kali ini penuh drama. Mengapa demikian? Pertama, hingga Jumat (27/8/2021) pagi, hanya ada nama Manchester City dalam daftar. Mantan tetangganya itu menjadi satu-satunya klub yang mendeklarasikan diri tertarik kepadanya.
Sebelum itu, sempat mengemuka rumor ketertarikan Paris Saint-Germain (PSG) yang dihembuskan salah satu orang dekat petinggi klub. Namun, tak berselang lama, bos PSG, Nasser Al-Khelaifi tegas menyatakan pihaknya sama sekali tidak tertarik pada kapten timnas Portugal itu.
Tak ada lagi nama PSG, City pun nyaris tanpa hambatan mendapat Ronaldo. Berbagai pengandaian seperti apa yang terjadi setelah Ronaldo mendarat di Etihad Stadium berseliweran. Mulai dari urusan prediksi skuad hingga seperti apa reaksi fan sang mantan klub.
The Citizen pun terlihat tak main-main. Mereka benar-benar menjalin komunikasi intensif dengan Jorge Mendes sebagai perantara. Sang agen itu menjadi kunci dalam pembicaraan krusial, berburu dengan waktu sebelum jendela transfer ditutup.
City tentu punya banyak alasan memburu Ronaldo. Salah satunya setelah Harry Kane menyatakan tidak akan meninggalkan Tottenham Hotspur. Bila harus memilih antara Kane dan Ronaldo, City jelas menempatkan nama yang pertama sebagai yang utama.
Kane tak jadi, Ronaldo pun tak masalah. Hadirnya Ronaldo membuat tim itu bisa mendapat tambahan amunisi di lini depan. Setelah Sergio Aguero hengkang ke Barcelona, Ronaldo bisa mengambil peran sebagai ujung tombak.
Hadirnya Ronaldo bisa menaikan semangat dan mentalitas tim yang seperti tak putus dirundung malang di pentas Liga Champions Eropa. Pengalaman Ronaldo sekiranya bisa menular kepada para pemain muda City. Ia bisa menjadi mentor bagi nama-nama seperti Gabriel Jesus atau Jack Grealish, pemain anyar seharga 100 juta poundsterling atau mendekati Rp 2 triliun.
Kedua, perubahan kemudian terjadi begitu cepat. City yang sudah berada di depan, tiba-tiba terpental dari persaingan. Muncul nama baru. Manchester United.
Berbagai tanda tanya mengemuka mengapa United menyalip tiba-tiba. Beberapa sumber mengatakan kepada Manchester Evening News bahwa keluarga Glazer merasa terpanggil untuk memulangkan Ronaldo ke Old Trafford.
Kabar itu tampaknya bukan isapan jempol belaka. Berbagai upaya pun ditempuh termasuk melakukan komunikasi dengan agen Ronaldo. Segala persiapan dan pembicaraan sepertinya berjalan tanpa hambatan. Apalagi setelah City tiba-tiba angkat bicara. Mereka tak lagi meminati Ronaldo. Mereka mundur dari palagan perburuan.
"Cristiano akan memutuskan di mana dia ingin bermain, bukan Man City atau saya sendiri. Saat ini tampaknya jauh, jauh sekali." Demikian komentar pelatih City, Pep Guardiola.
Komentar pelatih asal Spanyol itu menunjukkan bahwa apa yang sempat menjadi sangat dekat berubah  arah secepat kilat: menjauh.
Perubahan radikal pun terlihat di pihak Ole Gunnar Solskjaer. Seperti menjilat ludah sendiri, eks pemain The Red Devils itu pernah mengatakan, "Saya tidak berpikir Cristiano akan meninggalkan Juventus."
Pernyataan Ole itu ingin mengkonfirmasi Ronaldo tidak menjadi bagian dari target belanja di bursa transfer musim panas ini. Kecuali Edinson Cavani dan Alexis Sanchez dalam daftar belanja pemain mendekati atau lebih dari kepala tiga, Ole lebih berorientasi merekrut pemain muda sebagai investasi masa depan klub. Beberapa bukti kemudian ditunjukkan Ole dengan Jadon Sancho menjadi contoh mutakhir.
Namun, sekali lagi, situasi berubah cepat. Kini Ole bersiap-siap menghadapi pemain berusia 36 tahun yang pernah punya pengalaman bermain bersama.
"Bruno juga telah berbicara dengannya dan dia tahu apa yang kami rasakan tentang dia. Jika dia akan pindah dari Juventus, dia tahu kami ada di sini." Ungkap Ole terkait komunikasi Ronaldo dengan juniornya di timnas Portugal, Bruno Fernandes.
Tidak hanya komunikasi dengan Bruno, Sir Alex Ferguson juga ikut berberan. Mereka seperti tak rela melihat Ronaldo berseragam biru.
Sejumlah keuntungan
Ada hal lain yang nyaris membuat Ronaldo dicap pengkhianat. Tahun 2013 lalu, saat sedang asyik-asyiknya bersama United, Ronaldo tegas mengatakan sama sekali tak terpikirkan untuk berseragam tim yang dicap Ferguson sebagai "tengga berisik itu."
Mari kita kutip pernyataan lengkap Ronaldo kepada The Sun kala itu. "Main untuk City dan bukan United? Saya tidak akan melakukan itu. Mengapa? Karena hati saya ada di Manchester United, itulah sebabnya. Saya bisa bilang bahwa itu akan sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat sulit untuk bermain di Manchester City. Sangat sulit karena Manchester United."
Hampir saja nyinyir penggemar United meletus, nasib Ronaldo berubah drastis. Perjalanannya yang sudah mendekati ke kota Manchester tiba-tiba berbelok ke Old Trafford, bukan lagi Etihad Stadium.
Tentu ada banyak alasan di balik kerja cepat United menggagalkan Ronaldo mendekati Etihad. Beberapa bisa disebut.
Pertama, Ronaldo memiliki ikatan yang kuat dengan Setan Merah. Ia terpaksa meninggalkan United menuju Real Madrid pada 2009 setelah menghabiskan enam musim bersama.
Kepindahan Ronaldo saat itu sukses memecahkan rekor dunia dengan mahar sebesar 80 juta poundsterling. Kepergian Ronaldo meninggalkan duka di hati penggemar United yang sudah merasa terhibur dan bangga dengan sepak terjang Ronaldo. Tiga gelar Liga Inggris, Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, Piala FA hingga Piala Liga Inggris mereka rayakan bersama.
Sebelum itu berbagai upaya pernah dilakukan untuk memulangkan Ronaldo. Misalnya, pada 2013. Namun upaya itu urung terjadi lantaran pelatih kesayangan Ronaldo, Sir Alex Ferguson pensiun.
Tidak berhenti di situ. Dua tahun berselang, saat Louis van Gaal menjadi manajer, berkembang lagi wacana tersebut. Rencana itu pun menghilang setelah Jose Mourinho mulai menduduki kursi pelatih.
Kedua, fan. Pihak yang satu ini tentu tak bisa dinafikan. Mendatangkan Ronaldo menjadi cara untuk meredam komentar miring para penggemar bila sampai melihat mantan pemain itu berseragam City. Manajemen klub tentu menjadi sasaran kritik.
Masa-masa keemasan Ronaldo sekitar 13 tahun silam masih terlalu segar untuk dilupakan. Bagaimana bisa penggemar United melihat sang superstar itu telah berganti seragam. Bukan seragam tim-tim lain, tetapi seragam tim yang menjadi rival terdekat.
Ketiga, selain alasan emosional dan nostalgia, ada alasan lain yang lebih mendasar dan teknis. Ronaldo, pemenang lima Ballon d'Or itu menjadi salah satu pemain depan dengan kualitas yang belum juga menurun.
Ia masih menjadi striker haus gol. Konsistensinya mencetak gol belum memudar. Pemain dengan jumlah gol sebanyak 783 dalam 1.073 pertandingan sepanjang kariernya dicapai di berbagai klub. Di mana pun Ronaldo berlabuh di sana ia selalu konsisten memainkan peran sebagai mesin gol. Tidak hanya di Man United dan Real Madrid, tetapi juga di Juventus, klub yang dibelanya dalam beberapa musim terakhir.
Di pentas Piala Eropa 2020, Ronaldo memenangkan sepatu emas untuk pencapaiannya sebagai pencetak gol terbanyak. Sayangnya, ia tak bisa membawa Portugal lebih jauh dari babak 16 besar.
Kemampuan Ronaldo yang masih terlihat mumpuni di usia mendekati kepala empat menjadi keuntungan bagi United. Ia bisa memikul tanggung jawab itu di Old Trafford bersama para pemain muda seperti Marcus Rashford dan Anthony Martial.
Keempat, aroma Liga Champions. Ronaldo menjadi pemain yang sangat kompetitif, tidak hanya di pentas domestik tetapi juga Eropa. Selain gelar liga lokal, trofi Liga Champions selalu masuk dalam targetnya.
Kegagalannya mewujudkan target itu bersama Juventus, tetap tak mengurangi perjuangannya untuk kembali membawa United Berjaya di panggung Eropa. Sudah lama mantan timnya itu bertarung untuk kembali mengangkat "Si Kuping Lebar."
Sebagai pemain paling sukses di era modern di Liga Champions, dengan liam gelar yang diraih, kedatangan Ronaldo tentu bisa membawa aura juara Eropa itu kembali ke Old Trafford.
Kelima, peran Ronaldo tidak hanya untuk membangkitan semangat dan mental pemenang. Ia juga bisa berperan sebagai salah satu titik fokus dalam serangan Man United.
Sejumlah pemain muda yang kerap dilanda cedera tak perlu terlalu dirisaukan dengan Ronaldo datang menjadi pengganti. Ia bisa menjadi matahari baru yang menyinari lini depan Setan Merah, peran yang sementara ini dimainkan Cavani.
Bagaimana bila Ronaldo bertandem dengan Cavani dan mereka dilayani oleh Fernandes dan Paul Pogba? Menarik dinanti.
Keenam, mentor bagi pemain muda. Ini adalah keuntungan non-teknis yang bisa didapat United dari Ronaldo. Mereka boleh mendapat "tenaga sisa" di penghujung masa keemasan Ronaldo, tetapi tidak akan berkurang manfaat tak kasat mata yang bisa didapat para pemain muda United.
Hadirnya Ronaldo bisa menjadi cermin bagi para pemain yang sedang berjuang menjadi pemain bintang. Ronaldo adalah salah satu tempat terbaik bagi mereka untuk menimba ilmu dan pengalaman. Mason Greenwood, Anthony Martial, Sancho, dan Daniel James mestinya senang dengan kedatangan sang mentor.
Tidak mudah
Hal-hal di atas adalah skenario terbaik yang diharapkan. Namun situasi yang terjadi di lapangan dan ruang ganti belum tentu otomatis terjadi. Bisa jadi berbagai ekpektasi di atas tak sepenuhnya benar.
Meski masih kembali ke klub yang pernah dibelanya cukup lama, situasi saat ini sungguh berbeda dibanding masa-masa itu. Mulai dari atmosfer ruang ganti dengan kehadiran pemain-pemain baru, termasuk pelatih. Ronaldo akan menghadapi Ole, bukan Ferguson.
Selain soal teknis pertandingan, ada konsekuensi finansial yang harus ditanggung United. Salah satu contoh. Ronaldo dibayar 500 ribu poundsterling per pekan oleh Juventus. Bila angka itu dipertahankan, maka gaji CR7 akan lebih tinggi dari David de Gea, pemain United dengan penghasilan terbesar saat ini yakni 375 ribu poundsterling per minggu. Mengeluarkan lagi banyak uang untuk gaji seorang pemain akan membuat United harus memutar otak. Bisa jadi kehadiran Ronaldo memberikan dampak positif sebagai sumber uang baru bagi klub.
Saat dikaitkan dengan City, Ronaldo pernah berdalih keingiannya kembali ke Manchester tidak semata-mata karena uang. Bila ia mata duitan, maka ia akan lebih memilih bermain di Timur Tengah dengan Qatar sebagai salah satu negara dengan kompetisi sepak bola bertabur materi.
Ronaldo beralasan yang menggerakannya untuk kembali adalah gairah. Kita berharap, gairah itu tetap ada, walau bukan ke City tetapi kembali ke sang mantan. Mestinya bila kembali ke "pelukan" sang mantan, selain soal romantisme dan nostalgia, adalah kegembiraan dan komitmen untuk tidak mengecewakan.Â
Akan seperti apa jalan cerita Ronaldo dan Manchester United jilid dua? Waktu yang akan menjawab. Sebelum itu baiknya kita mengucapkan selamat datang kembali, Ronaldo !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H