Setelah olimpiade, kini giliran para atlet paralimpiade bertarung. Paralimpiade Tokyo digelar sejak 24 Agustus hingga 5 September 2021 mendatang.
Pesta olahraga bagi para penyandang disabilitas ini dibuka di tempat yang sama seperti pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, yakni di Stadion Nasional Jepang.
Indonesia mengirim 23 atlet terbaik. Jumlah tersebut tersebar di tujuh cabang olahraga mulai dari atletik, badminton, tenis meja, renang, balap sepeda, powerlifting, hingga menembak.
Dibanding edisi sebelumnya, jumlah tersebut jauh lebih banyak. Di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016, Indonesia hanya mampu meloloskan sembilan atlet. Wakil Indonesia jauh lebih sedikit dibanding Thailand yang menempatkan 45 wakil, Malaysia dengan 19 wakil, Singapura dengan 13 wakil, serta Vietnam dengan 11 utusan.
Dari segi jumlah ini jelas sebuah peningkatan. Tanda-tanda baik, tentu saja. Kita pun patut menaruh optimisme untuk meraih prestasi.
Empat tahun lalu, Indonesia membawa pulang satu perunggu. Ni Nengah Widiasih menjadi satu-satunya penyumbang medali usai meraih perunggu dari cabang olahraga powerlifting kelas 41 kg. Indonesia pun finis di posisi ke-76.
Optimis
Dengan kontingen yang lebih besar, kita tentu bisa berharap bisa membawa pulang lebih banyak medali dibanding lima tahun silam. Keikutsertaan Indonesia yang ke-11 kali di Paralimpade bisa ditandai dengan peningkatan prestasi.
Pertama, kembali soal jumlah atlet. Indonesia mampu mengirim jauh lebih banyak dari target semula. Dari 15 atlet yang ditarget akhirnya bertambah menjadi 23 atlet. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak atlet Indonesia yang sudah bisa bersaing di pentas dunia.