Masa pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Kita seperti masuk dalam lorong panjang nan gelap yang entah di mana akan berujung.
Sepanjang itu tantangan seperti datang silih berganti. Dampak pandemi menyapu segala lini, dari urusan negara hingga rumah tangga. Segala lapisan masyarakat dibuat pening tak karuan. Baik kepala negara maupun kepala rumah tangga sama-sama pusing tujuh keliling.
Survey SMERU, menukil mediaindonesia.com (10/3/2021), sepanjang Oktober-November 2020, sektor rumah tangga paling parah kondisinya di masa "pageblug" ini. Tiga dari empat rumah tangga mengalami penurunan pendapatan. Sebanyak 14 persen pencari nafkah terpaksa pindah kerja.
Situasi miris ini ternyata tidak membuat banyak orang patah arang. Bagaimana pun hidup harus terus berlanjut. Dalam keterjepitan segala daya harus dikerahkan. Pandemi boleh saja membatasi ruang gerak fisik, tetapi tidak dengan semangat dan kreativitas.
Semangat itulah yang saya tangkap dari Muhammad Rizky Putra dan Dina. Pasangan suami istri ini tengah berjuang menghidupkan usaha rumahan mereka yang belum lama diperkenalkan ke publik sejak 3 Juli 2021.
Pertemuan kami terjadi pada Minggu, 15 Agustus 2021 di Jalan Kertamukti Nomor 5, Pisangan, Ciputat, Tengerang Selatan. Di tempat itu Rizky dan Dina merintis Kochikochikin.
Inspirasi Jepang
Seperti pada umumnya, anak usaha tidak muncul dengan sendirinya. Ibaratnya, tidak berangkat dari kekosongan. Usaha Kochikochikin pun demikian. Ini adalah "anak" Rizky dan Dina yang lahir dari proses pergulatan panjang.
Bercikalbakal di Jepang. Negeri Sakura itu punya cerita tersendiri bagi keduanya, baik dalam kehidupan pribadi maupun terkait bisnis yang tengah digeluti.
Keduanya pernah hidup satu dekade di sana. Di negara Asia Timur itu Rizky menimba ilmu, sekaligus pernah merasakan pengalaman bekerja paruh waktu di restoran.