Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selamat Datang UEFA Europa Conference League, Kasta Ketiga yang Sudah Buat Spurs Malu

19 Agustus 2021   17:29 Diperbarui: 20 Agustus 2021   16:51 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo UEFA Europa Conference League: www.uefa.com

 

Ada sebuah video yang dianggap cukup menyinggung Tottenham Hotspur. Sejumlah penggemar tertawa saat maskot reporter memberi mereka secarik kertas bergambar ayam jago. Salah satu dari antaranya sontak berkata, "Pff[lawan] mereka kita bisa menang mudah."

Diketahui video tersebut diposting di akun twitter FC Paos de Ferreira. Itu tidak lain adalah nama klub asal Portugal yang menjadi lawan Spurs di leg pertama play-off UEFA Europa Conference League (UECL). Duel itu digelar di Estadio Capital do Movel, Jumat (20/08/2021) pukul 01.30 WIB.

Video itus seharusnya bisa ditanggapi secara positif. Sebagai sebentuk iklan yang mempromosikan pertandingan itu. Sekaligus sebuah perang urat saraf dari sebuah klub yang kurang dikenal menghadapi klub top.

Dibanding Spurs, lebih sedikit orang yang mengenal Pacos de Ferreira. Bila Spurs sudah memiliki kesempatan bermain di pentas Eropa, ini menjadi salah satu kans mereka untuk dikenal luas.

Spurs tentu harus mempertimbangkan bahwa laga ini patut dimenangkan. Setelah gagal tampil di Liga Champions dan Liga Europa, UEFA Europa Conference League adalah kesempatan bagi mereka unjuk gigi di kancah Eropa. 

Hasilnya? Video tersebut seperti bertuah. Keunggulan Spurs ternyata hanya di atas kertas. Klub Portugal itu membuat armada Nuno Esperito Santo tak berdaya. Mereka pulang dengan menanggung malu atas kekalahan satu gol tanpa balas.

Dengan menyisihkan kabar buruk bagi penggemar The Lilywhites, mari kita lihat seperti apa UEFA Europa Conference League sesungguhnya. 

Dibanding dua turnamen utama lainnya, Liga Champions dan Liga Europa, UEFA Europa Conference League jelas baru dikenal. Tapi, apakah ia menyandang status pendatang baru dalam arti seutuhnya? Atau jangan-jangan sekadar "bermuka baru" tetapi sesungguhnya mewarisi status quo kompetisi yang sudah ada?

Kasta ketiga

UECL jelas turnamen yang baru dibentuk UEFA. UEFA sebenarnya sudah mewacanakannya sejak 2015 silam. Lantas menguat pada 2018. Di tahun yang sama UEFA memaklumkan untuk menggelar kompetisi itu sejak tahun 2021 ini. Nama UECL diumumkan pada 24 September 2019.

Apa yang melatari pembentukan UECL? Mengutip pernyataan Presiden UEFA, Aleksender Ceferin, kompetisi ini membuka ruang kepada lebih banyak klub untuk berpartisipasi.

"Kompetisi klub UEFA yang baru membuat kompetisi klub UEFA lebih inklusif daripada sebelumnya. Akan ada lebih banyak pertandingan untuk lebih banyak klub, dengan lebih banyak asosiasi yang terwakili di babak grup." Demikian Ceferin melansir www.uefa.com.

Kompetisi ini menjadi kesempatan bagi klub-klub yang selama ini susah menembus Liga Champions dan Liga Europa. Memungkinkan negara-negara yang selama ini kesulitan mengirimkan wakilnya bersaing dengan klub-klub dari federasi sepak bola yang kaya dan mapan.

Tim-tim yang berperingkat lebih rendah diharapkan bisa merasakan atmosfer kompetisi level Eropa. Ini menjadi jalan bagi mereka untuk naik level. Walau UECL tak ubahnya kompetisi kasta ketiga setelah Liga Champions dan Liga Europa, UECL memungkinkan "lebih banyak pertandingan untuk lebih banyak klub dan lebih banyak asosiasi".

Hasil undian play-off EECL musim perdana ini: www.uefa.com
Hasil undian play-off EECL musim perdana ini: www.uefa.com

Tidak mudah

Walau bersifat terbuka, UECL tetap dimaksudkan sebagai turnamen yang kompetitif di satu sisi dan terkoneksi dengan dua turnamen Eropa lainnya di sisi berbeda. Dengan demikian tidak ada tiket gratis untuk setiap peserta.

Secara keseluruhan akan ada 184 tim yang berpartisipasi musim ini. Akan ada sedikitnya satu dari 55 asosiasi sepakbola di Eropa. Ditambah lagi 46 klub yang "pindah" dari Liga Champions dan Liga Europa.

Masih dari sumber yang sama. Sebelum babak penyisihan grup akan ada tiga babak kualifikasi dan babak play-off. Masing-masing dibagi dalam dua jalur yakni jalur utama dan jalur juara bagi tim yang hijrah dari Liga Champions dan Liga Europa.

Selanjutnya akan tersisa 32 tim di babak penyisihan grup. Pembagiannya, 17 tim dari jalur utama UECL, 5 tim dari jalur juara UECL, dan 10 tim yang tersingkir di babak play-off Liga Eropa.

Untuk hal yang terakhir itu, UECL tak ubahnya turnamen "buangan" bagi tim-tim gagal di kompetisi di atasnya. Kehadiran UECL sekaligus menjadi pengingat bagi tim-tim elite. Ada UECL yang siap menampung kalau sampai gagal.

Melihat jalur dan kuota yang tersedia maka jelaslah UECL adalah kompetisi menantang. Berbaur dengan klub-klub dari berbagai asosiasi hingga tim-tim yang pernah berpengalaman di kompetisi-kompetisi di atasnya membuat persaingan di UECL pun tetap tinggi.

Apakah nantinya UECL akan bergerak dalam semangat keterbukaan dan menjadi ruang bagi lebih banyak klub untuk menggapai impiannya bersaing di pentas Eropa?

Sepertinya urusan tidak sesederhana itu. Untuk bisa bersaing, apalagi merangsek naik, tetap harus melewati berbagai anak tangga yang mensyaratkan kekuatan berbagai sumber daya baik pemain, dan lebih lagi finansial.

Ini kompetisi Eropa dan sepak bola sudah menjadi industri besar. Ada fulus, maka akan mulus.

Sejumlah tim top Eropa di musim perdana EUCL seperti AS Roma dan Tottenham Hotspur, akan bertarung pada Jumat, (20/8/2021) dini hari WIB: uefa.com
Sejumlah tim top Eropa di musim perdana EUCL seperti AS Roma dan Tottenham Hotspur, akan bertarung pada Jumat, (20/8/2021) dini hari WIB: uefa.com

Jalan panjang

Format UECL tak jauh berbeda dengan dua kompetisi di atasnya. Pintu masuk ke UECL melalui jalur Champions dan jalur liga.

Walau terbuka untuk semua asosiasi, tidak semua negara bakal mengirim wakil sama banyak. Lagi-lagi berlaku ketentuan koefisien negara UEFA untuk menentukan jatah di jalur liga UECL. Bagaimana ketentuannya?

Negara peringkat 1 sampai 5 akan memiliki satu tim;

Negara peringkat 6 sampai 15 akan memiliki dua tim;

Negara peringkat 16 sampai 50 akan memiliki tiga tim;

Negara peringkat 51 hingga 55 akan memiliki dua tim;

Selanjutnya akan dibagi dalam delapan grup. Masing-masing berisi empat tim. Dari babak play-off, delapan juara grup akan lolos otomatis ke babak 16 besar.

Akan ada babak play-off sistem gugur tambahan. Itu dimainkan sebelum babak 16 besar, mempertemukan runner-up grup menghadapi peringkat ketiga grup Liga Eropa.

Karena terkoneksi dengan dua kompetisi lainnya, maka UECL tidak hanya menjadi tempat pembuangan klub-klub yang gagal di Liga Eropa lainnya, tetapi serentak menjadi titian ke turnamen kelas atas. Bila gagal meraih tiket Liga Champions melalui jalur domestic, UECL bisa memberi jalan ke Liga Europa di musim berikutnya.

Apakah dengan format seperti ini akan muncul klub-klub baru yang bisa mengguncang tatanan klub-klub langganan sebelumnya? Atau jangan sampai hanya menjadi kerjaan baru UEFA yang akan tetap dikuasai muka-muka lama?

Merusak tatanan?

Demikian pertanyaan yang mengemuka. Jangan sampai kehadiran UECL akan merusak tatanan kompetisi-kompetisi yang sudah mapan terutama Liga Europa dan Liga Champions. Apakah praksis UECL bakal mengganggu jadwal yang sudah ada? 

Bila dihitung-hitung kompetisi ini akan memainkan 141 pertandingan selama 15 pekan. Bagaimana UEFA mengaturnya?

UECL akan berlangsung saban Kamis bersamaan dengan jadwal Liga Europa. Hanya saja pertandingan final UECL akan digelar sepekan setelah final Liga Europa. Musim ini final UECL akan mengambil tempat di Arena Nasional Tirana, Albania, seminggu pasca-final Liga Europa di Sevilla pada 18 Mei 2022.

UEFA yakin secara substantif UECL tidak akan berdampak pada Liga Champions. Justru akan saling terkoneksi. Liga Champions menjadi puncak sementara UECL menjadi tangga tambahan yang sebelumnya ditempati Liga Europa.

Hanya saja secara teknis, kehadiran UECL tetap membawa perubahan pada kompetisi sebelumnya. Setidaknya memangkas jatah babak grup Liga Europa dari 48 tim menjadi 32 tim. Jumlah grup dan masing-masing tim identic dengan UECL.

Perubahan juga akan terjadi pada di Liga Europa. Akan ada babak play-off babak gugur tambahan sebelum babak 16 besar. Mempertemukan peringkat ketiga dari masing-masing grup Liga Europa dan peringkat tiga fase grup Liga Champions.

Selain itu, pintu masuk ke Liga Europa pun berubah. Dengan 11 tim yang lolos otomatis dari jalur domestis, ditambah 10 tim dari babak kualifikasi Liga Europa dan 10 tim dari kualifikasi Liga Champions.

Logo baru

UECL pun memiliki logo baru. Logo itu pun sudah diresmikan. Menampilkan gambar trofi di antara setengah lingkaran di masing-masing sisi.

Sekilas logo UECL mirip Liga Europa. Hanya berbeda pada tampilan piala dan warna garis setengah lingkaran di kedua sisi.

Arena Kombetare, venue final EUCL musim pertama: http://stadiumdb.com/
Arena Kombetare, venue final EUCL musim pertama: http://stadiumdb.com/

Puncak di Albania

Jalan panjang menanti para kontestan UECL menuju puncak. Edisi pertama ini, perebutan trofi juara akan digelar di Arena Nasional di Tirana, Albania.

Stadion yang dikenal dengan sebutan Air Albania Stadium yang dibuka pada November 2019 itu berkapasitas 21,690 orang. Di sana pernah berlangsung sejumlah laga internasional. Salah satunya adalah laga kualifisikasi Piala Eropa antara tuan rumah Albania menghadapi Prancis.

Stadion bernama Arena Kombetare dalam bahasa setempat, dibangun berkat bantuan program HatTrick UEFA. Mengambil tempat di bekas Stadion Qemal Stafa di pusat ibu kota negara pecahan Yugoslavia itu.

Siapa yang akan mengukir sejarah di Tirana nanti? Selamat datang UEFA Europa Conference League!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun