Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Mengintip Aarhus, Mewaspadai Taiwan, dan Membaca Peluang Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2020

18 Agustus 2021   23:19 Diperbarui: 19 Agustus 2021   16:59 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Thomas dan Piala Uber: bwfbadminton.com

Beberapa jam sebelum Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengundi pembagian grup Piala Thomas dan Piala Uber 2020, mengemuka sejumlah harapan.

Dari jagad maya terbaca keinginan penggemar Indonesia untuk melihat jagoannya kembali bertemu dengan sejumlah lawan yang baru saja membuat mereka kecewa di panggung Olimpiade Tokyo.

Di ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo ingin dihadapkan dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Pasangan muda Malaysia itu membekuk Minions di perempat final sekaligus membuat target emas yang dibebankan kepada mereka sirna.

Masih di ganda putra. Ada pula kerinduan Minions bertarung lagi dengan Lee Yang/Wang Chi-Lin seperti pertemuan di fase grup. Saat itu Minions menyerah 18-21, 21-15, 17-21.

Kekalahan itu seakan mengisyaratkan pasangan Taiwan itu menjadi pesaing utama menuju podium utama. Lee/Wang kemudian membuktikan bahwa isyarat tersebut tak keliru.

Setelah menyingkirkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di semi final, keduanya menggulung Li Junhui/Liu Yuchen di final untuk memberi negara mereka emas pertama di sektor bulutangkis.

Apakah ada harapan yang kemudian terwujud? Ya. 

Undian yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/8/2021) siang WIB akhirnya mempertemukan tim putra Indonesia dan Taiwan di grup yang sama.

Indonesia yang beberapa hari sebelumnya mendapat status unggulan pertama ditempatkan di Grup A. Kemudian Taiwan, Aljazair, dan Thailand datang bergabung. Minions versus Lee/Wang hampir pasti kembali berulang.

Panorama Aarhus: bwfbadminton.com
Panorama Aarhus: bwfbadminton.com

Kota Modern 

Seperti kita tahu, Piala Thomas dan Uber 2020 baru digelar tahun ini. 

Pandemi Covid-19 membuat BWF tidak bisa tidak menunda hingga Oktober tahun ini. Saat itu gelombang penarikan diri sejumlah peserta membuat BWF tak bisa bergeming.

Usai berkonsultasi dan mendapatkan kesepakatan dengan tuan rumah Denmark, kejuaraan beregu prestisius itu pun dijadwalkan ulang. 

Akhirnya didapatlah waktu yang dianggap cukup pas yakni 9-17 Oktober 2021 nanti. Itu pun masih harus dipastikan kesehatan dan keselamatan semua peserta mengingat masa "pageblug" ini belum sepenuhnya berakhir.

Aarhus tetap menjadi tuan rumah. Mari kita mengintipnya sejenak.

Aarhus merupakan kota terbesar kedua di Denmark. Kota pelabuhan ini berkembang pesat menjadi kota modern. Di sana kehidupan seni dan metropolitan bersekutu.

Di satu sisi, Aarhus menyajikan karya-karya inovatif dari sejumlah seniman paling progresif di dunia. 

Menukil bwfbadminton.com, Den GambleBy, Museum Kota Tua dengan daya Tarik internasional yang unik. Ada juga Museum Moesgaard yang memberikan pengalaman museum kelas dunia.

Di sisi lain, Aarhus menjadi destinasi incaran kaum gila belanja. Tempat itu terpilih sebagai kota belanja nomor satu di Skandinavia. Lonely Planet menempatkannya di urutan pertama daftar tujuan utama di Eropa.

Salah satu sudut Aarhus yang eksotis: bwfbadmintonindonesia.org
Salah satu sudut Aarhus yang eksotis: bwfbadmintonindonesia.org

Mewaspadai Taiwan

Kembali ke lapangan pertandingan. Taiwan tentu menjadi lawan paling utama bagi tim Thomas Indonesia. Negara Asia Timur ini sudah menunjukkan perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Taiwan memiliki Lee/Wang, yang sudah menggapai puncak Olimpiade setelah menaklukkan sejumlah turnamen bergengsi di awal tahun. 

Selain itu, Taiwan memiliki tunggal putra yang tangguh yakni Chou Tien Chen.

Tunggal putra nomor empat dunia itu akan menjadi lawan berat bagi Anthony Sinisuka Ginting. Ginting yang baru saja meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo, menjadi harapan di nomor tunggal bersama Jonatan Christie. 

Bila Ginting bersua Chou, maka Jojo bakal bertemu tunggal kedua Taiwan, Wang Tzu Wei, rangking 11 dunia atau empat strip di belakang Jojo.

Indonesia tetap memiliki peluang menjadi juara Grup A. Statistik masih mengunggulkan Minions, Daddies, atau Fajar Alfian/Mohammad Rian Ardianto atas pasangan Taiwan, Thailand, apalagi Aljazair.

Sejarah mencatat, Indonesia belum pernah bertemu Taiwan apalagi Aljazair di Piala Thomas sebelumnya.

Sementara itu Thailand sudah tujuh kali dipertemukan dengan Indonesia di babak grup (1992, 2002, 2008 2014, 2016, 2018, dan 2020). Thailand menjadi negara yang paling sering berjumpa Indonesia. Dalam 10 pertemuan, Thailand belum pernah menang atas Indonesia.

Ini adalah turnamen beregu yang tidak semata-mata bergantung pada individu atau pasangan tertentu. 

Kolektivitas dan strategi secara tim adalah penting. Begitu juga rekam jejak masa lalu tak lebih dari kebanggaan dan penyemangat. Hari ini memiliki tantangan tersendiri yang harus ditaklukkan.

Pertemuan Minions vs Lee Wang/Wang Chi Lin bakal menjadi tontonan menarik di Piala Thomas 2020: Pedro PARDO / AFP 
Pertemuan Minions vs Lee Wang/Wang Chi Lin bakal menjadi tontonan menarik di Piala Thomas 2020: Pedro PARDO / AFP 

Tim Putri Optimis

Tim putri Indonesia patut optimis usai undian. Betapa tidak. Greysia Polii dan kawan-kawan tergabung di Grup A bersama Jepang, Jerman, dan Prancis.

Di atas kertas, Jepang menjadi lawan terberat. Juara bertahan itu memiliki pemain yang merata di semua sektor.

Jepang punya banyak stok pemain tunggal dan ganda. Ada Nozomi Okuhara (rangking 3 BWF), dan Akane Yamaguchi (5 BWF) yang lebih diunggulkan dari Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan, atau Putri KW.

Di sektor ganda, kita akan menaruh harapan pada pasangan emas Olimpiade, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. 

Keduanya akan dikepung Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (rangking 1 BWF), Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (3 BWF), Nami Matsuyama/Chiharu Shida (10 BWF). 

Sementara itu Indonesia bakal kelabakan mencari pelapis Greys/Apri untuk bisa menandingi kedidayaan Negeri Sakura.

Walau berat menghadapi Jepang, Indonesia bisa mengambil poin dari Jerman, dan Prancis. Namun beberapa pemain Eropa itu cukup bersinar sehingga patut diwaspadai. Beberapa di antaranya Emilie Lefel/Anne Tran dari Prancis dan Yvonne Li asal Jerman.

Hasil undian Piala Uber 2020: bwfbadminton.com
Hasil undian Piala Uber 2020: bwfbadminton.com

Ancaman tuan rumah

Denmark tentu tidak ingin kehilangan kesempatan meraih gelar di kandang. Mereka pernah punya pengalaman manis menjadi juara Piala Thomas pada 2016. Dua tahun kemudian, langkah Denmark terhenti di semi final, dikalahkan Jepang yang kemudian menjadi runner-up di belakang Tiongkok.

Denmark yang menjadi satu-satunya pemenang Piala Thomas non-Asia akan bertarung dengan Korea Selatan, Prancis, dan Jerman di Grup B. 

Berkekuatan peraih emas Olimpiade, Viktor Axelsen, plus Anders Antonsen, Denmark cukup berpotensi membuat kejutan. Hanya saja berat bagi tuan rumah untuk beradu dengan negara-negara Asia di sektor ganda.

Peluang juara?

Demikian menjadi pertanyaan terbesar saat ini. Bila mampu melewati hadangan di fase grup, apakah jalan tim Indonesia menuju tangga juara bakal lapang?

Tentu saja tidak. Untuk mendapat satu dari dua tiket ke babak perempat final pun harus berjuang keras. 

Selanjutnya bertemu tim-tim kuat seperti Jepang (unggulan dua), China, Korea Selatan, dan tuan rumah Denmark untuk Tim Thomas, serta China, Thailand, Korea Selatan untuk Tim Uber.

Pada edisi sebelumnya, Tim Thomas Indonesia terhenti di semi final. Langkah skuad Garuda ke final dihentikan Tiongkok yang akhirnya keluar sebagai juara untuk meraih gelar mereka yang ke-10.

"Kans kami di Grup A Thomas Cup, peluangnya untuk menjadi juara grup itu ada. Hanya saja, tetap tidak boleh lengah, terutama saat berhadapan dengan tim Taiwan." Demikian Rionny Mainaky, Kabid Binpres BPSI melansir badmintonindonesia.org.

Dengan menjadi juara grup, Indonesia bisa terhindar bertemu lawan-lawan kuat di babak perempat final seperti Tiongkok, Jepang, dan tuan rumah Denmark.

Sementara itu tim uber Indonesia bermain cukup baik hingga mampu melewati fase grup. Sayangnya langkah Jorji dan kawan-kawan berakhir di tangan Thailand. Usai menyingkirkan Indonesia di delapan besar, Negeri Gajah Putih bisa melangkah jauh hingga final, sebelum ditaklukkan Jepang.

Undian Piala Thomas 2020: bwfbadminton.com
Undian Piala Thomas 2020: bwfbadminton.com

"Kalau kami bisa me-manage yang bagus, kemungkinan kami bisa kalahkan mereka. Secara materi pemain sedang kami siapkan, di ganda kedua dan ketiga juga tiga tunggal putri," tutur Rionny terkait peluang menghadapi Jepang.

Rionny pernah menangani tim nasional Jepang. Pengalaman itu tentu bisa menambah manfaat untuk mendapatkan strategi dan motivasi tambahan bagi tim Indonesia.

"Kalau kami melihat di Olimpiade kemarin. tim Jepang bermain dengan tekanan yang sangat tinggi. Pelajarannya kita tidak boleh takut, mereka bisa kita kalahkan dengan persiapan yang baik, bermain dengan tenang dan memberikan tekanan pada mereka," tegasnya.

Indonesia sudah lama memendang hasrat membawa pulang Piala Thomas dan Piala Uber ke tanah air. Piala Thomas terakhir kali diraih pada 2002 silam. Itu gelar ke-13 sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pengoleksi terbanyak, unggul atas Tiongkok yang 10 kali jadi juara.

Sementara itu Indonesia baru tiga kali angkat trofi Piala Uber. Terakhir kali diraih pada 2006 silam. Setelah itu tenggelam bertahun-tahun di bawah dominasi Jepang (6 kali) dan terutama Tiongkok (14 kali).

Tiongkok tentu tak tinggal diam usai gagal mencapai final Piala Uber 2018. Pertama kali sejak berpartisipasi pada 1980-an. Jelas, ini pelajaran terlampau mahal untuk tidak dipelajari dan ditindaklanjuti. Tiongkok, seperti terlihat dalam kemunculan bintang-bintang muda silih berganti, akan datang dengan kekuatan terbaik.

Pasangan peraih emas Olimpiade Tokyo, Greysia Polii/Apriyani Rahayu: badmintonindonesia.org
Pasangan peraih emas Olimpiade Tokyo, Greysia Polii/Apriyani Rahayu: badmintonindonesia.org

Denmark, Malaysia, dan Kanada, yang menjadi lawan-lawan Tiongkok di Grup D hampir pasti bisa dilewati. Selanjutnya akan bersaing ketat dengan Jepang dan Korea Selatan. Apakah Indonesia juga masuk hitungan? Entahlah.

Formasi Tim Thomas Indonesia hampir pasti bisa ditebak. Tidak demikian dengan Tim Uber. Rionny mengaku, secara keseluruhan nama-nama pemain belum ditentukan. Tetapi gambarannya sudah ada.

"Kami masih mau pantau kesiapan mereka dan hasil latihan terakhir. Teman-teman atlet yang ikut Olimpiade baru kembali berlatih, saya juga baru masuk."

Selanjutnya para pemain akan disiapkan baik fisik, maupun mental. Rionny menegaskan Indonesia akan terbang ke Eropa dengan kekuatan terbaik.

"Saya pastikan tim Thomas dan Uber Indonesia nanti adalah tim terbaik yang kita punya, tim yang siap bertanding. Bukan pemain muda yang coba-coba," tegasnya.

Selamat mempersiapkan diri wahai para srikandi dan pangeran badminton Indonesia!

Jadwal:

18 Agustus 2021: undian pembagian grup
24 Sep 2021: deadline pengajuan anggota tim
9-13 Oktober 2021: pertandingan fase grup
14 Oktober 2021: fase grup (Piala Thomas) dan perempat final (Piala Uber)
15 Oktober 2021: perempat final (Piala Thomas), semi final (Piala Uber)
16 Oktober 2021: semi final (Piala Thomas), final (Piala Uber)
17 Oktober 2021: final (Piala Thomas)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun