A place we love to call our home/
Where we dance while we walk/
Musik pemersatu
Ketiga, festival ini melibatkan lebih dari 100 pemusik dari delapan kabupaten. Beberapa dari antaranya masih setia mengembangkan kerja kreatif dari daerah. Beberapa lainnya memilih jalur diaspora. Sejumlah nama sudah pernah mengharumkan Flores di sejumlah ajang pencarian bakat. Beberapa lagi lagu-lagu mereka menghiasi blantika musik tanah air.
Berkumpulnya para musisi itu menghadirkan satu panorama keberagaman dalam persatuan. Flores, walau berbeda-beda suku, bahasa dan adat-istiadat, sejatinya tetap satu. Satu dalam perbedaan. Perbedaan yang memperkaya, bukan memisahkan.
Keempat, patut disebut Ivan Nestroman di balik acara keren ini. Musisi neotradisi ini adalah penggagas. Ivan yang nyentrik itu terbilang sukses mengakomodasi kekayaan musikal Flores untuk diperkenalkan secara luas.
Selain itu, melalui acara ini, kerja sama dalam lingkup lebih luas pun tercipta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF), para kepala daerah, duta besar, hingga warga NTT di mancanegara juga ikut terlibat.
Ribuan masyarakat yang menyaksikan pun tak bisa tidak terbawa suasana. Mereka menyanyi dan ikut bergoyang mengikuti tayangan di layar kaca.
Orang Flores yang mengikuti acara hari ini bernostalgia dengan syair, nada, tempat dan orang-orang yang masih setia mendiami pulau itu.Â