Panta Rhei Kai Uden Menei. Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap.
Dalam beberapa jam terakhir dunia olahraga diramaikan oleh dua berita utama.Â
Perhatian dunia cukup tersita lantaran datang dari dua cabang olahraga yang memiliki basis penggemar besar. Apalagi terkait dua sosok yang sudah mencuri perhatian dan ada di hati ratusan juta fan.
Barcelona merilis pernyataan: Messi tidak akan bertahan. Kabar singkat, tegas, dan mengagetkan. Pemain Argentina itu berstatus bebas agen sejak 1 Juli lalu setelah tak tercapai kata sepakat perpanjangan kontrak.
Sempat beredar kabar, Messi berpeluang besar kembali berseragam Barcelona. Sejumlah angin segar dihembuskan. Ada kabar Messi sudah sepakat perpanjang kontrak sampai 2026 dan bersedia gajinya dipangkas separuh.
Ini kabar gembira bagi para penggemar Barcelona, tentu saja. Mereka masih melihat idolanya di Nou Camp, tempat berlabuh Messi dalam 21 tahun terakhir.
Sayangnya, kontrak yang sedianya akan ditandatangani, tak terlaksana. Alasan mendasar, adanya "hambatan finansial dan struktural" Liga Spanyol. Barca harus mengurangi tagihan upah sekitar 200 juta euro agar tak melanggar persyaratan Financial Fair Play (FFP) LaLiga.
Barca tak bisa meluluskan persyaratan tersebut. Nama-nama pemain dengan gaji fantastis seperti Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, hingga Philippe Coutinho masih bercokol dalam daftar pemain klub.
Dari Austria, Valentino Rossi memberi kabar. Ia akan pensiun pada akhir musim MotoGP ini. Rider yang sudah berusia 42 tahun, dalam salah satu konferensi perse sebelum Grand Prix Styrian, harus mengakui, "ini adalah momen yang sangat menyedihkan".
Pemilik sembilan gelar juara dunia itu, dalam wajah sendu memaklumkan. "Sulit untuk mengatakan dan mengetahui bahwa tahun depan saya tidak akan balapan dengan motor."
Rossi tak akan terlihat di lintasan balap, arena yang sudah memberinya sembilan gelar juara dunia, selama 25 tahun melintasi kelas 125 cc, 250 cc, hingga 500 cc.
Akhir sebuah era
Kutipan pembuka di atas diambil dari Herakleitos. Kata-kata filsuf Yunani Antik itu masih tetap aktual. Sekali lagi, di bawah kolong langit, segala sesuatu berubah. Tidak ada yang abadi. Yang abadi hanya perubahan itu sendiri.
Messi dan Rossi pun demikian. Sebagai makhluk bernyawa dan berdaging, mereka akan melintasi waktu dengan meninggalkan sejarah di belakangnya.
Bagi Barcelona dan penggemarnya, Messi adalah segalanya. Pemain yang sudah memberi banyak gelar dan bersama meraih sederet gelar individual. Sulit memang membayangkan sepak terjang Barcelona dalam dua dekade terakhir tanpa Messi.
Messi bergabung dengan Barcelona sejak berusia 13 tahun. Mula-mula menjadi bagian dari akademi La Masia setelah hengkang dari Newell's Old Boys pada tahun 2000.
Namanya mulai dikenal luas usai melakukan debut senior pada 2004. Saat itu usianya 16 tahun. Sejak itu Messi terus berkibar. Para pemain bintang Barcelona lainnya boleh datang dan pergi, namun Messi tinggal tetap sebagai pemain kunci.
Dari 778 penampilan bersama Barcelona, Messi berkontribusi 672 gol. Sebanyak 120 gol ia ciptakan di pentas Eropa, terutama Liga Champions. Jumlah gol itu hanya kalah banyak dari Cristiano Ronaldo. Saat ini Messi adalah pemegang rekor gol LaLiga dengan 474 gol.
Dalam urusan gol Messi hampir tak tertandingi. Ia membuktikannya dengan raihan Sepatu Emas Eropa sebagai pencetak gol terbanyak di benua biru itu sebanyak enam kali. Fantastis, bukan?
Dari penampilan dan sumbangsih fenomenal itu, Barcelona bisa merasakan berbagai gelar, mulai dari gelar-gelar domestik seperti LaLiga dan Copa del Rey, hingga gelar kelas Eropa dan dunia seperti Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.
Messi nyaris tak bisa dipisahkan dari Barcelona, begitu juga sebaliknya. Demikian juga Rossi bagi dunia balap motor. Walau beberapa kali harus berganti tim, Rossi tetaplah Rossi dengan skill dan magis tersendiri.
Rossi menjadi satu-satunya pebalap dengan catatan 400 kali tampil. Darinya ia meraih 115 kemenangan, dengan 89 di antaranya terjadi di kelas MotoGP. Sejak debut pada 1996 ia sudah 235 kali naik podium.
Kepindahannya dari Barcelona, entah di klub mana ia akan berlabuh, sejarah Messi dan Barcelona berakhir. Itulah akhir sebuah masa dengan banyak cerita pedih dan perih.
Demikian juga Rossi dan dunia balap. Rossi yang pindah dari Yamaha ke tim satelit Petronas Yamaha SRT pada musim 2021 akan tutup buku dari dunia yang sudah membesarkan namanya itu.
Sejarah pada waktunya
Messi dan Rossi memberi kita sejumlah pelajaran. Hidup adalah soal perubahan. Namun perubahan yang niscaya itu jangan sampai menjebak kita pada "status quo."
Bagi Barcelona dan penggemarnya, kepergian Messi jelas sebuah kehilangan. Sulit membayangkan Barcelona tanpa Messi. Akah seperti apa tim Catalonia itu tanpa Messi di dalamnya? Kira-kira demikian salah satu tanda tanya yang mengemuka dan akan terjawab pada waktunya.
Begitu juga Rossi di MotoGP. Rossi memenangkan gelar terakhir dari sembilan gelar itu pada 2009 lalu. Ia menjadi runner-up di belakang Marc Marquez pada 2014 dan 2016, serta Jorge Lorenzo pada 2015.
Semakin ke sini Rossi mulai keluar dari persaingan. Walau semakin sulit baginya untuk bersaing dengan para pebalap-pebalap muda, namun kehadiran Rossi di arena balap adalah magnet tersendiri. Jutaan penggemar masih setia berdiri di samping arena, menyaksikannya dari layar kaca, dan setia mendukungnya apapun hasilnya. Rossi sudah menjadi ikon.
Saat mengingat masa lalunya, Rossi, seperti menukil BBC.com, mengatakannya sebagai momen tak terlupakan. Tentu saja! Apalagi bagi para fan.
"Luar biasa, saya sangat menikmatinya, ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan sangat menyenangkan."
Namun demikian hidupnya tidak berhenti di situ. Ia sudah memutuskan masa depannya. "Tahun depan, hidup saya akan berubah." Jelas!
Ya, ia akan berganti posisi. Dari yang beradu di lintasan balap, menjadi pemain di belakang layar. Rossi mengatakan ia akan fokus membangun tim MotoGP barunya, Sky Racing Team VR46.
Messi yang delapan tahun lebih muda dari Rossi masih akan tetap terlihat di lapangan sepak bola. Namanya dikaitkan dengan beberapa klub kaya raya yang bersedia menggajinya tinggi. Klub-klub yang senantiasa membuka pintunya bagi Messi. Paris Saint-Germain (PSG) dan Manchester City.
City disebut-sebut paling berpeluang. Klub itu memiliki kekuatan finansial yang mumpuni. Selain itu ada faktor Pep Guardiola, pelatih yang pernah mengukir sejarah bersamanya di Barcelona.Â
Namun Manchester City baru merogoh kocek dalam-dalam untuk mendatangkan Jack Grealish. Selain dana 100 juta pounds yang sudah dikeluarkan, klub itu pun sedang membidik Harry Kane dari Tottenham Hotspur. Membeli dua pemain ini memiliki nilai investasi yang tinggi.
Sementara itu untuk mendatangkan Messi banyak hal yang harus dikorbankan. Selain gaji dan hal-hal lain terkait keuangan, City juga berpikir tentang kontribusi yang bisa diberikan Messi dengan mahar besar itu.Â
"Jadi dari sudut pandang itu, saya tidak berpikir City memiliki keuangan sekarang, dan kami semua menduga itu adalah Paris St-Germain berikutnya," ungkap Guillem Balague, jurnalis Spanyol dalam salah satu wawancara dengan BBC Live.
Entah akan bergabung dengan klub mana, entah akan bermain di liga mana, kisah Messi bersama Barcelona dengan sendirinya berakhir. Yang tersisa hanya kenangan.
Messi yang akan hijrah ke klub baru, walau untuk sampai ke tahap seperti ia merasa nyaman dan diperlakukan sebagai  idola besar adalah tanda tanya, akan memulai dari awal lagi. Seberapa banyak gol yang bisa ia ciptakan nanti, berapa banyak gelar yang akan ia raih, adalah misteri. Messi dan sang waktu yang akan menjawab.
Berita besar tentang Messi dan Rossi datang berbarengan di hari yang sama. Kamis. Entah ini kebetulan atau bukan, era Messi bersama Barcelona dan Rossi di dunia balap, telah berakhir. Era baru pun menanti.
Hari Kamis (7/8/2021) kemarin akan menjadi sejarah. Memprasasti cerita tentang Messi di Barcelona dan Rossi di dunia balap.
Roda hidup akan terus berputar. Kehidupan kita pun terus berlanjut, menanti kita untuk bergelut. Suka atau tidak suka, tepat atau tidak, setiap kita akan menjadi sejarah pada waktunya.
Terima kasih Messi dan Rossi! Life must go on.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI